Harga BBM Naik, Polri Tetapkan Siaga I

Wakapolri Komisaris Jenderal Polisi Badrodin Haiti mengatakan, kenaikan harga BBM ini berpotensi memicu gejolak di tengah masyarakat.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 18 Nov 2014, 18:44 WIB
Seorang personel polisi menjaga SPBU yang dipadati antrean kendaraan yang membeli BBM di SPBU kawasan Tepus, Kabupaten Kediri, Jawa Timur. (ANTARA FOTO/Rudi Mulya)

Liputan6.com, Jakarta - Akibat kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi, banyak mahasiswa melakukan protes atau unjuk rasa ke jalan. Karena itu, kepolisian memberlakukan status Siaga I.

Wakapolri Komisaris Jenderal Polisi Badrodin Haiti mengatakan, jajarannya sudah menetapkan skala prioritas dalam melakukan pengamanan unjuk rasa kenaikan harga BBM. Seluruh tempat menjadi prioritas pengamanan.

"Yang menjadi prioritas pengamanan seluruhnya dan kota-kota besar. Yang utama, Jakarta, Surabaya, Makassar kemudian Sumatera Utara di Medan," ujar Badrodin di Gedung KPK, Jakarta, Selasa (18/11/2014).

Badrodin menjelaskan, penetapan status Siaga I bukan tanpa alasan. Sebab, kenaikan harga BBM ini berpotensi memicu gejolak di tengah masyarakat.

"Bisa saja angkutan umum mogok kemudian ada unjuk rasa nelayan, elemen-elemen masyarakat yang lain, kan kami harus antisipasi itu," jelas dia.

Selain itu, lanjut Badrodin, pihaknya juga telah melakukan pengamanan, terutama bagi para oknum yang melakukan penimbunan BBM.

"Kita sudah terus melakukan hal tersebut. Bukan hanya saat diumumkan harga BBM, tapi beberapa bulan lalu juga sudah ada. Seperti di Batam, itu sudah ada pelakunya," papar dia.

Presiden Joko Wododo atau Jokowi telah mengumumkan kenaikan harga BBM bersubsidi pada Senin malam 17 November. Harga bensin premium yang sebelumnya Rp 6.500 naik menjadi Rp 8.500 per liter, sedangkan harga solar dari semula Rp 5.500 menjadi Rp 7.500 per liter. (Rmn/Ans)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya