Kunjungan Internasional, Jokowi Diminta Kenalkan Jokowi's Doctrin

Guru Besar Hukum Internasional UI Hikmahanto Juwana menyarankan Jokowi untuk memperkenalkan tafsir baru kebijakan luar negeri Indonesia.

oleh Oscar Ferri diperbarui 10 Nov 2014, 18:39 WIB
Ilustrasi Jokowi (Liputan6.com/Johan Fatzry)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi melakukan tugas dinas ke luar negeri selama beberapa hari ke depan. Ada 3 agenda internasional yang bakal ia kunjungi sebagai Presiden, yakni Asia Pacific Economy Community (APEC( 2014 di Tiongkok 10-11 November, KTT ASEAN di Myanmar pada 12-13 November, dan KTT G-20 di Australia pada 15-16 November.

Mengenai kunjungan dinas Jokowi itu, Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia (UI) Hikmahanto Juwana menyarankan Jokowi untuk memperkenalkan tafsir baru kebijakan luar negeri Indonesia, yakni bebas aktif. Sebab, Presiden sebelumnya Susilo Bambang‎ Yudhoyono menafsirkan bebas aktif luar negeri Indonesia adalah 'thousand friends zero enemy'.

Dia menyarankan Jokowi untuk menyampaikan Jokowi's Doctrine atau Doktrin Jokowi kepada dunia internasional mengenai bebas aktif tersebut. "‎Presiden Jokowi tidak perlu ragu atau merasa ewuh pakewuh dalam menyampaikan Doktrin Jokowi di pidato resmi‎," kata Hikmahanto dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com di Jakarta, Senin (10/11/2014).

Menurut Hikmawanto, bebas aktif dalam doktrin Jokowi itu harus ditafsirkan sebagai 'all nations are friends‎ until Indonesia's sovereignty is degraded and national interest is jeopardized' atau 'semua negara adalah sahabat sampai dengan kedaulatan Indonesia diganggu dan kepentingan nasional Indonesia dirugikan.' ‎Tujuannya jelas, agar Indonesia tidak bisa diajak berkompromi dengan negara luar jika kedaulatan Indonesia dilanggar.

"(Penyampaian Doktrin Jokowi) agar sejak awal masyarakat internasional tahu bahwa Indonesia tidak akan bisa diajak berkompromi ketika kedaulatan dilanggar oleh negara lain dan kepentingan nasional dirugikan," ujar dia.

Hikmahanto menambahkan, Doktrin Jokowi yang perlu disampaikan harus berasal dari aspirasi rakyat Indonesia yang diartikulasikan. Sebab kebijakan bebas aktif dengan tafsir baru itu bakal membuat Indonesia disegani internasional.

"Tafsir kebijakan LN baru ini akan membuat Indonesia disegani oleh masyarakat internasional dan mendapat dukungan dari publik dalam negeri," tandas Hikmahanto.

Pada hari ketiga kunjungan kerjanya ke Beijing, Jokowi menggelar pertemuan bilateral dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping, PM Tiongkok Li Keqiang, PM Jepang Shinzo Abe, Presiden AS Barack Obama, Presiden Vietnam Truong Tan Sang dan Presiden Rusia Vladimir Putin. (Ans)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya