Harga Emas Segera Bangkit dari Keterpurukan?

Harga emas kembali menguat usai FOMC Minutes yang mengindikasikan kemungkinan kenaikan suku bunga acuan The Fed. Apakah ini akan berlanjut?

oleh Nurseffi Dwi Wahyuni diperbarui 09 Okt 2014, 13:54 WIB
Ilustrasi Harga Emas (Liputan6.com/Johan Fatzry)

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas kembali menguat setelah FOMC Minutes yang mengindikasikan kemungkinan kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve (The Fed) bisa terjadi dalam waktu yang lebih lama.

Pada notulen, fokus FOMC beralih ke kekhawatiran terhadap pelambatan kenaikan tingkat inflasi karena pelambatan ekonomi di luar AS dan penguatan dolar AS. Pelambatan kenaikan tingkat inflasi ini berpeluang menahan tingkat suku bunga acuan AS di level rendah.

"Harga emas kini berada di kisaran US$ 1.225 per ounce, sudah melampaui kisaran resisten yang ditetapkan kemarin," kata Head of Research and Analysis PT Monex Investindo Future, Ariston Tjendra dalam ulasannya, Kamis (9/10/2014)

Resisten terdekat saat ini di kisaran 23 dan 26 Sep 2014 yaitu US$ 1.232-US$ 1.235 per ounce. Pergerakan di bawah resisten ini masih memberikan tekanan turun pada harga ke kisaran support terdekat di US$ 1.218 per ounce.

Pergerakan di atas US$ 1.235 per ounce berpeluang mengangkat harga emas ke kisaran MA 200 grafik empat jam di sekitar US$ 1.240 per ounce. Sementara pergerakan di bawah US$ 1.218 per ounce, berpotensi membawa harga menguat ke area US$ 1.206-US$ 1.210 per ounce.

Selain sentimen pelemahan dolar AS akibat FOMC Minutes, data klaim tunjangan pengangguran mingguan AS malam ini juga bisa menjadi penggerak harga emas.

"Data yang di bawah 300 ribu masih dipandang bagus oleh para pelaku pasar sehingga berpotensi menekan harga emas kembali dan sebaliknya," terang dia. (Ndw)

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya