Saling Klaim Paling Unggul Dalam Debat Cawapres

Apa yang disampaikan Hatta diklaim konkret, sementara JK diklaim sebagai praktisi.

oleh Widji Ananta diperbarui 30 Jun 2014, 15:19 WIB
Jusuf Kalla dan Hatta Rajasa. (Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Dua cawapres, Hatta Rajasa dan Jusuf Kalla (JK) telah beradu gagasan dalam Debat Cawapres yang digelar KPU di Hotel Bidakara, Jakarta. Apa yang disampaikan Hatta diklaim konkret, sementara JK diklaim sebagai praktisi.

Tim sukses pasangan Jokowi-JK, Poempida Hidayatullah justru menganggap Debat Cawapres itu menunjukkan siapa yang teoritis dan siapa yang praktisi.

"Saya melihatnya ini sekadar yang satu praktisi yang satu lagi hanya retorika. Pak JK lebih mengutamakan basis-basis bukti-bukti dengan pemikiran yang sangat implementatif, sedangkan Pak Hatta masih bicara dalam tatanan secara teori hanya enak didengar dengan konsep angka-angka tapi kalau dilihat, seperti masalah," katanya di Restaurant Horapa, Jakarta Pusat, Senin (30/6/2014).

Menurut Poempida, saat Hatta Rajasa berbicara masalah listrik, itu merupakan blunder untuk dirinya. Karena, selama kepemimpinannya tidak pernah terealisiasi pembangunannya. Ia menambahkan, jika seperti ini maka Indonesia akan terancam akan mengalami pemadaman.

"Yang kedua listrik, infrastruktur katanya menjadi core kemajuan SDM dan Iptek itu benar, tapi praktiknya mana? Tidak ada pembagunan pembangkit listrik yang dibangun. Sehingga tahun depan ini potensi mati, hidup, mati, hidup listrik akan tinggi," jelas politisi Partai Golkar itu.

"Bagaimana SDM bisa belajar dengan baik kalau penerangannya pakai lilin, kan nggak mungkin. Yang disampaikan Pak Hatta itu mengecewakan hanya sebuah harapan yang seolah-olah dia tidak bisa berbuat apa-apa," tukas Poempida.

Hatta Lebih Konkret...


2 dari 2 halaman

Hatta Lebih Konkret

Hatta Lebih Konkret

oleh: Silvanus Alvin

Anggota Timses Prabowo-Hatta dari Partai Amanat Nasional Taufik Kurniawan menegaskan, apa yang disampaikan cawapres nomor urut 1 Hatta Rajasa dalam debat cawapres, lebih konkret dari Jusuf Kalla. Menurutnya Hatta tak hanya bicara teori, tapi telah dibuktikan.

"Tidak hanya faktor teoritiknya saja tapi jam terbang dan birokrasi yang riil yang pernah beliau laksanakan," kata Taufik di Jakarta, Selasa (30/6/2014).

Taufik menjelaskan lebih rinci terkait kerja nyata Hatta. Hal tersebut ditunjukkan Hatta saat menjabat Menristek dan Kepala BPPT.

"Teknologi terapan itu bermanfaat bagi penyediaan lapangan pekerjaan dan teknologi yang tepat guna itu tidak hanya aspek keilmuannya saja tetapi yang lebih penting dari itu bisa menyerap lapangan kerja yang lebih luas," jelas Taufik.

Menurut Sekjen PAN tersebut, pengembangan SDM dan Iptek harus ditopang dengan lembaga pendidikan yang secara aplikatif mampu menghasilkan anak didik yang selaras dengan penyediaan lapangan kerja.

Taufik mengatakan, pengembangan teori dan kemajuan ilmu pengetahuan sangat penting. Namun, bila tak sesuai dengan kebutuhan dalam negeri menjadi percuma karena tidak mampu menyerap tenaga kerja.

"Posisi three angel yaitu, iptek, pendidikan, dan ekonomi sangat saling konvergen dan menyatu dalam satu tarikan nafas," pungkas taufik.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya