Penyebab Capres Kalah Versi SBY: Salah Perhitungan

Ketua Umum Partai Demokrat SBY mengakui elektabilitas capres hasil konvensi tidak setinggi Jokowi dan Prabowo Subianto.

oleh Sugeng Triono diperbarui 16 Mei 2014, 17:55 WIB
SBY jadi juru kampane Partai Demokrat di Semarang

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Partai Demokrat SBY mengakui elektabilitas capres hasil konvensi tidak setinggi Jokowi dan Prabowo Subianto. Namun, SBY mengingatkan agar capres unggulan tidak berbusung dada karena bisa kalah dalam laga Pilpres 2014.

"Saya tahu kali ini elektabilitas mereka (peserta konvensi) memang di bawah capres unggulan. Tapi insya Allah di waktu akan datang kita lebih unggul. Karena belum setinggi capres papan atas, maka ini juga membatasi pilihan yang diambil Partai Demokrat," kata SBY di Kantor DPP Partai Demokrat, Jakarta, Jumat (16/5/2014).

Berdasarkan Pilres 2004 dan 2009, saat memilih cawapresnya sendiri, SBY mengaku melakukan perhitungan yang cermat. Saran itulah yang SBY sampaikan kepada para capres.

"Kesalahan capres-cawapres adalah apabila melakukan salah perhitungan, miss kalkulasi. Maka itulah harus cermat, tepat, dan benar sehingga kemungkinan kalah sedikit," ungkap SBY.

Menurut SBY, Partai Demokrat menyadari bahwa untuk Pemilu 2014 ini suara yang diraih hanyalah 10%. Dengan suara tak banyak seperti itu, maka Demokrat pun pasrah dengan tidak mencalonkan presiden sendiri.

"Barang kali rakyat untuk kali ini lebih mengharapkan partai lain, barangkali ini untuk jadi presiden 5 tahun mendatang. Dengan suara 10 persen berbeda dengan 2004-2009 yang bisa mengusung capres sendiri, maka sekali lagi 10% membatasi Demokrat mencalonkan capres sendiri. Itu fakta dan realitas pertama yang perlu diketahui rakyat Indoensia," papar Presiden RI itu.

Dengan 10% suara, jelasnya, sesuai Undang-Undang yang berlaku ada keterbatsan Demokrat menngusung capres sendiri, "Meski kami punya calon unggulan."

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya