Rupiah Bakal Terpengaruh Rilis Data China

Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS diperkirakan bakal melemah akibat pengaruh dari data pertumbuhan ekonomi China.

oleh Arthur Gideon diperbarui 16 Apr 2014, 10:20 WIB
Beberapa petugas menata uang kertas rupiah di bagian Cash Centre BNI di Jakarta, Selasa (8/9). (Antara)

Liputan6.com, Jakarta Nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) mengalami penguatan tipis pada Selasa (15/4/2014), setelah beberapa hari sebelumnya terus-menerus mengalami pelemahan akibat hasil pemilihan umum (pemilu) yang tidak sesuai dengan harapan pelaku pasar.

Menurut data Bloomberg, Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS kemarin naik 0,1% menjadi Rp 11.430 per dollar AS. Jika dihitung dari awal tahun, kenaikan nilai tukar rupiah tersebut lebih dari 6%.

Halim Alamsyah, Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) menjelaskan hasil dari pengetatan kebijakan moneter selama ini telah mampu menahan laju inflasi. "Selain itu, nilai tukar rupiah juga terlihat terus mengalami penguatan," jelasnya seperti dikutip oleh Bloomberg, Rabu (16/4/2014).

Dalam riset Samuel Sekuritas Indonesia, penguatan nilai tukar rupiah kemarin juga didorong oleh lelang Surat Utang Negara (SUN).

Namun, kemungkinan nilai tukar rupiah kembali berpeluang melemah hari ini. "Tetapi itu tergantung data pertumbuhan ekonomi China yang akan dirilis pada hari ini," kata Rangga Cipta, ekonom Samuel Sekuritas. 

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya