Liputan6.com, Damaskus Ketika Anda merasa tak sabar menanti 3 menit menunggu kopi pagi disiapkan, atau emosi saat makanan yang dipesan di restoran tak kunjung dihidangkan, lihatlah foto ini: adegan rutin di kamp pengungsian Yarmouk di Suriah.
Ribuan pria, perempuan, tak ketinggalan anak-anak di kamp pengungsi Palestina yang terkepung, antre demi bisa makan. Barisan rapat itu terlihat sejauh mata memandang. Foto tersebut diambil pada 31 Januari 2014.
Jika secarik foto mewakili ribuan kata, gambar kondisi pengungsi itu mengungkap jutaan makna seragam: penderitaan.
Kamp pengungsi Yarmouk yang berada di Damaskus, mengalami kekurangan bahan makanan dan obat-obatan sejak perang saudara pecah di Suriah, Desember 2012 -- antara pasukan loyalis Presiden Bashar Assad dan pemberontak yang mencoba menggulingkan sang pemimpin.
Sejak 1957, kamp pengungsi seluas 2,1 kilometer persegi itu menjadi tempat tinggal para pengungsi Palestina yang dipaksa meninggalkan kampung halaman mereka oleh Israel.
Pasukan pemerintah Suriah mengepung kamp Yarmouk karena sejumlah kelompok Palestina bergabung dengan pasukan pemberontak yang memerangi Assad.
PBB telah meminta dua pihak yang berseteru untuk mengizinkan relawan kemanusiaan masuk dan melanjutkan distribusi makanan dan obat-obatan sesegera mungkin.
Filippo Grandi, Komisaris Jenderal Badan PBB untuk Pengungsi Palestina atau The United Nations Relief and Works Agency (UNRWA) mengatakan, para pengungsi Palestina "trauma dengan apa yang telah alami dan membutuhkan bantuan mendesak," demikian dimuat News.com.au, Kamis (27/2/2014).
Lebih dari 100 orang tewas di Yarmouk sejak pertengahan 2013 akibat penyakit yang menjalar yang diperburuk oleh kelaparan. Demikian menurut data PBB. Sekitar setengah dari kamp yang awalnya dihuni 150 ribu orang telah melarikan diri.
Yarmouk termasuk 9 kamp Palestina terbesar di Suriah. Sejak dibangun pada 1957, ia telah berkembang menjadi sebuah distrik pemukiman padat penduduk. Beberapa generasi pengungsi Palestina telah tinggal di sana.
Di Suriah terdapat 540 ribu pengungsi Palestina dan konflik di Suriah dalam beberapa tahun belakangan membuat kondisi mereka makin sulit. (Yus Ariyanto)
Antrean Manusia Sejauh Mata Memandang di Suriah demi Bisa Makan
http://english.alarabiya.net/en/media/print/2014/02/26/Media-abuzz-over-apocalyptic-Yarmouk-refugee-camp-photo.html
diperbarui 27 Feb 2014, 11:19 WIBantrian syuriah
Advertisement
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Aliran Uang yang Dicuri Tersangka Pembunuhan Wanita dalam Koper
Catat, 6 Rekomendasi Tempat Wisata Dekat Stasiun Tugu Jogja
Bulan Terus Mengecil, Ini Dampaknya bagi Manusia
Kesaksian Gus Baha, Alam Jin Memang Benar-Benar Mengerikan
Polda Metro Asistensi Kasus Tewasnya Mahasiswa STIP Jakarta
Catatan Historis Gunung Ruang: Upaya Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascabencana
Perjuangan Nurjanah Anak Pemulung Bantar Gebang Wujudkan Mimpi Jadi Sarjana
Amalan Agar Dibantu Menjawab Pertanyaan Malaikat Munkar dan Nakir di Alam Kubur
Komitmen Indonesia di OECD, Airlangga Sebut Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan
Mahasiswa STIP Jakarta yang Tewas Diduga Dianiaya di Kamar Mandi Kampus
6 Alasan Mengapa Cristiano Ronaldo Layak Jadi Pemain Terbaik Real Madrid Sepanjang Masa
Target Garut Jadi Raja Sentra Produksi Jagung Hibrida di Jawa Barat