Sukses

Atur Internet, Tifatul Sebut Etika di Dunia Maya Penting

Menurut Menkominfo Tifatul Sembiring etika di dunia maya (cyber ethics) adalah salah satu yang berperan penting dalam pengaturan internet.

Liputan6.com, Bali - Persoalan Internet tidak hanya melulu permasalahan teknis atau infrastuktur saja. Menurut Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring, etika di dunia maya (cyber ethics) adalah salah satu yang berperan penting dalam pengaturan internet.

Hal itu disampaikan Tifatul di acara High Level Leaders Meeting (HLLM) yang merupakan bagian dari acara Internet Governance Forum (IGF) 2013, di Bali Nusa Dua Convention Center, Senin (21/10/2013). Tifatul mengusulkan agar komunitas global mengembangkan etika cyber sebagai norma dalam berinteraksi dan bertransaksi di dunia maya. 

"Etika di dunia maya sangat penting. Norma-norma ini akan menjadi referensi umum bagi para pemangku kepentingan (stakeholder) dan komunitas internet global dalam mengadakan transaksi dan interaksi di dunia maya," ujar Tifatul.

Menurut Tifatul, pengelolaan internet dapat dilakukan dengan pendekatan teknologi dan pendekatan norma. Berbagai instrumen regulasi regional dan internasional sebagai norma sudah dikembangkan untuk mengatur internet serta untuk menghadapi dan menyelesaikan penyalahgunaan internet seperti hacking, penipuan online, pornografi hingga penyebaran konten berbau SARA (suku, agama, ras dan antar golongan).

Tifatul juga menambahkan bahwa etika di dunia maya diperlukan untuk melengkapi aturan-aturan yang ada. Etika cyber merupakan norma-norma dalam dunia cyber yang dapat dijadikan pedoman dalam melakukan interaksi dan bertransaksi. Dengan adanya etika cyber, para pemangku kepentingan dharapkan dapat saling menghargai satu sama lain dan saling membantu dalam mengelola Internet.

IGF sendiri merupakan sebuah forum yang diadakan untuk mempertemukan orang-orang dari berbagai kelompok pemangku kepentingan untuk membahas isu-isu seputar tata kelola internet. Tahun ini IGF digelar di Bali Nusa Dua Convention Center, Bali mulai 22-25 Oktober 2013.

IGF merupakan forum terbuka dan sudah diselenggarakan sebanyak tujuh (7) kali di 7 negara berbeda. Setiap tahunnya Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) selalu mengadakan pertemuan ini secara rutin sejak tahun 2005. Tahun ini adalah IGF yang ke-8.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.