Sukses

5 Hal yang Perlu Kamu Tahu Soal Hujan Meteor Perseid yang Bisa Dilihat 12-13 Agustus 2023

Kamu penasaran dengan hujan meteor Perseid yang bakal bisa disaksikan 12 dan 13 Agustus 2023, yuk cek di sini 5 hal yang perlu kamu tahu tentang fenomena langit ini.

 

Liputan6.com, Jakarta - Hujan meteor Perseid bakal menjadi fenomena langit yang bisa kamu saksikan puncaknya pada 12 dan 13 Agustus 2023.

Hujan meteor yang terjadi tiap tahun ini bisa kamu saksikan di langit Indonesia puncaknya pada dini hari nanti.

Lantas apa itu hujan meteor Perseid dan dari mana asalnya?

Berikut 5 hal yang kamu perlu tahu mengenai hujan meteor Perseid 12 Agustus 2023 dan 13 Agustus 2023 yang bisa disaksikan akhir pekan ini, dikutip dari Space.com, Jumat (11/8/2023).

1. Asal Nama Hujan Meteor Perseid

Tahun ini hujan meteor Perseid akan terjadi antara 17 Juli hingga 24 Agustus 2023. Nama Perseid sendiri berasal dari fakta bahwa meteor ini tampak melesat menuju Bumi dari konstelasi Perseus.

Para astronom pun menyebut titik dari mana meteor terlihat memancarkan pancaran. Artinya, waktu terbaik untuk melihat hujan meteor Perseid adalah saat pancaran di Perseus berada di atas cakrawala.

Meteor Perseid mungkin tampak mengalir ke Bumi dari bintang jauh di konstelasi Perseus, namun asal sebenarnya meteor tersebut terletak di tata surya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

  2. Hujan Meteor Perseid dari Komet Swift-Tuttle yang mengorbit Matahari

 

Hujan meteor Perseid berasal dari awan puing yang tertinggal di tata surya bagian dalam, dari komet 109P/Swift-Tuttle, yang dikenal sebagai Komet Swift-Tuttle.

Kumpulan debu, es, batu, dan bahan organik gelap sepanjang 16 mil atau 26 kilometer, komet ini mengorbit Matahari dengan kecepatan 93.600 mil per jam.

Meski bergerak dengan kecepatan 60 kali lebih besar dari kecepatan tertinggi jet tempur di Bumi, Komet Swift-Tuttle membutuhkan waktu 133 tahun untuk mengorbit Matahari sepenuhnya.

Ketika komet mendekati Matahari, radiasi dari Matahari memanaskannya dan membuat es padat menjadi gas, atau menyublim. Ketika gas ini keluar dari komet, ia menerbangkan pecahan es, debu dan batu.

Selanjutnya sisa-sisa tersebut tertinggal di sekitar Matahari sebagai awan puing berpasir, menciptakan material komet di sekitar Bumi.

Ketika Bumi sedang mengelilingi Matahari, setiap musim panas antara Juli dan Agustus, Bumi melewati aliran puing-puing tersebut. Saat itulah, pecahan es dan debu memasuki atmosfer Bumi dengan kecepatan hingga 130.000 mil perjam.

Puing-puing itu menyebabkan udara terkompresi dan memanas. Akibatnya, pada ketinggian antara 70-100 km di atas Bumi, pecahan batu dan es yang lebih besar meledak sebagai bola api terang.

Fragmen puing yang lebih kecil bisa masuk lebih jauh ke atmosfer Bumi saat diuapkan, dan meninggalkan garis cahaya yang lebih panjang di belakangnya.

3 dari 4 halaman

3. Ada Lebih dari 100 Meteor Terlihat

Puncak waktu untuk menyaksikan hujan meteor Perseid adalah sekitar pukul 3 pagi.

Royal Museums Greenwich menyebut, dalam kondisi langit cerah, saat hujan meteor bakal terlihat setidaknya 100 meteor hingga 141 meteor per jam pada waktu puncaknya.

4. Tak Butuh Alat Bantu untuk Menyaksikannya

Untuk melihat hujan meteor kali ini, Anda tidak memerlukan alat bantu seperti teleskop atau binokular, cukup dengan mata telanjang.

Anda juga tidak perlu khawatir tentang cuaca atau iklim, karena hujan meteor ini tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor tersebut.

Hanya saja perlu diperhatikan adalah kondisi langit, karena jika tertutup awan atau polusi cahaya, Anda akan sulit melihat fenomena hujan meteor ini.

4 dari 4 halaman

5. Tips Menikmati Hujan Meteor Perseid

  1. Cari lokasi minim polusi cahaya, seperti pedesaan atau pegunungan. Hindari kota besar atau tempat banyak lampu-lampunya. Semakin gelap langitnya, semakin baik.
  2. Berbaring di tempat nyaman dan luas, seperti halaman rumah, taman, atau lapangan. Bawa tikar, bantal, selimut, atau kursi santai untuk membuat Anda lebih rileks.
  3. Melihat ke arah langit timur laut, tempat rasi bintang Perseus terbit. Anda bisa menggunakan aplikasi peta langit untuk membantu Anda menemukan rasi bintang ini.
  4. Bersabar dan nikmati pemandangan. Jangan berharap melihat banyak meteor sekaligus, karena mereka biasanya muncul secara acak dan singkat. Jika Anda beruntung, Anda mungkin bisa melihat beberapa meteor lebih besar dan terang, yang disebut fireball atau bola api.
  5. Ajak teman-teman atau keluarga Anda untuk menemani Anda. Hujan meteor Perseid 2023 bisa menjadi kesempatan yang baik untuk bersosialisasi dan berbagi pengalaman. Anda juga bisa membuat permainan atau tantangan dengan menghitung jumlah meteor yang Anda lihat atau mengucapkan permintaan setiap kali melihatnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.