Sukses

Twitter Cabut Larangan Iklan Politik

Twitter mengumumkan melalui akun Keamanan Twitter bahwa mereka akan melonggarkan aturan iklan politik.

Liputan6.com, Jakarta - Pada 2019, Twitter menerapkan larangan yang cukup ketat terhadap iklan politik, yang secara efektif memblokir politisi dan organisasi seperti Political Action Committees (PACs) untuk menjalankan iklan yang mendukung kandidat, mempromosikan tindakan pemungutan suara, atau meminta sumbangan.

Saat ini perusahaan membalikkan kebijakan tersebut, di mana mengumumkan melalui akun Keamanan Twitter bahwa mereka akan melonggarkan aturan iklan politik.

"Kami percaya bahwa cause-based ads (iklan yang berbasis sebab-akibat) dapat memfasilitasi percakapan publik seputar topik-topik penting," tulis @TwitterSafety di Twitter.

"Hari ini, kami melonggarkan kebijakan iklan kami untuk iklan berbasis prakarsa di AS. Kami juga berencana memperluas iklan politik yang kami izinkan dalam beberapa minggu mendatang," sambungnya.

Sebelumnya, hampir semua iklan politik dilarang, dan cause-based ads yang mencakup topik seperti perubahan iklim atau aborsi tunduk pada berbagai batasan. Demikian sebagaimana dikutip dari Engadget, Rabu (4/1/2023).

Pengumuman tersebut tidak merinci tentang aturan iklan, sebaliknya menyatakan rencana akan membuat Twitter lebih sejalan dengan standar periklanan politik 'TV dan outlet media lainnya'.

Meskipun tidak sepenuhnya jelas apa maksudnya, perlu dicatat bahwa pasar TV dan penyiaran yang menggunakan gelombang udara publik diwajibkan untuk mengikuti aturan Federal Communications Commission (FCC) tertentu terkait iklan politik yang mungkin tidak tunduk pada Twitter.

Perubahan itu tentunya dapat membantu Twitter mengisi pendapatan iklan yang kosong setelah pembelian platform oleh Elon Musk, di mana merek-merek seperti GM, Audi, General Mills, dan lainnya menghentikan iklan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

Twitter Digugat karena Ogah Bayar Sewa Kantor Rp 2,1 Miliar

Di sisi lain, pemilik gedung yang menyewakan tempat untuk kantor pusat Twitter, California Property Trust, menuntut perusahaan media sosial milik Elon Musk itu karena gagal membayar sewa sebesar US$ 136.250 atau sekitar Rp 2,1 miliar.

Menurut Bloomberg, perusahaan menegur Twitter pada 16 Desember karena gagal membayar sewa untuk lantai 30 Gedung Hartford, yang terletak di 650 California Street di San Francisco.

Mengutip laporan Engadget, Selasa (2/1/2023), Twitter disebut tidak membayar sewa terutang dalam batas waktu lima hari.

Dalam pengaduan yang diajukan minggu ini ke Pengadilan Tinggi Wilayah San Francisco, California Property Trust mengklaim Twitter gagal mematuhi perintah tersebut.

Menurut laporan New York Times pada 13 Desember 2022, Twitter dalam beberapa minggu terakhir telah berhenti membayar sewa di semua kantor globalnya untuk menghemat biaya.

Perusahaan juga menghadapi gugatan karena gagal membayar US$ 197.725 atau sekitar Rp 3 miliar untuk penerbangan sewaan yang diambil Elon Musk selama minggu pertamanya di Twitter.

Selama periode waktu yang sama, Elon Musk dilaporkan telah memanggil sejumlah pengacara dari SpaceX untuk memperkuat tim hukum Twitter.

3 dari 6 halaman

Elon Musk Mau Rilis Fitur Swipe di Twitter untuk Beralih dari Tweet hingga Tren

Sebelumnya, Elon Musk kembali mengumumkan pembaruan teranyar untuk platform media sosial Twitter, yang rencananya akan digulirkan mulai Januari 2023.

Dalam sebuah cuitan terbaru, pembaruan untuk Twitter nantinya memungkinkan pengguna melakukan swipe, untuk beralih antara tweet yang direkomendasikan dan diikuti, tren, topik, dan lain-lain.

"Navigasi Twitter baru hadir pada Januari memungkinkan menggeser ke samping untuk beralih antara tweet yang direkomendasikan dan diikuti, tren, topik, dll," kata Musk di akun Twitter-nya.

"Sampai saat itu, ketuk ikon bintang di kanan atas layar beranda untuk beralih," imbuh pemilik dan CEO Twitter itu, seperti dikutip Senin (2/1/2023).

Dilansir The Verge, Elon Musk pertama kali memberikan isyarat soal fitur swipe tampilan ini pada awal Desember 2022.

Ia menyebut "timeline utama harus memungkinkan menggeser ke samping yang mudah antara topik teratas, terbaru, tren, dan yang Anda ikuti."

Untuk sekarang, pengguna dapat mengganti timeline yang menunjukkan tweet terbaru secara kronologis, dengan timeline Home yang menampilkan tweet rekomendasi, dengan mengklik ikon bintang di sudut kanan atas layar.

Namun, fitur baru yang diumumkan Elon Musk ini akan menambahkan tampilan ekstra dan membuatnya lebih mudah diakses melalui swipe atau menggeser.

Belum jelas kapan media sosial ini akan mulai menggulirkan pembaruan ini untuk semua pengguna. Meski begitu, ini jelas menjadi salah satu dari sederet fitur baru Twitter, setelah diambil alih Elon Musk.

4 dari 6 halaman

Luncurkan View Counts

Twitter juga meluncurkan View Counts, di mana pengguna bisa melihat jumlah view atau berapa kali sebuah tweet atau cuitan dilihat oleh warganet lain.

Jumlah views cuitan ini sudah bisa dilihat melalui aplikasi Twitter untuk Android. Fitur ini juga telah dirilis untuk iOS dan segera meluncur ke web.

"Replies dan likes tidak menceritakan keseluruhan cerita," tulis akun Twitter Support @TwitterSupport.

"Kami mempermudahnya untuk mengetahui *hanya* berapa banyak orang yang telah melihat Tweet Anda dengan penambahan jumlah tampilan, yang ditampilkan tepat di sebelah suka," kata mereka.

Namun, ada beberapa cuitan yang tidak akan menampilkan jumlah views yang memiliki ikon grafik batang tersebut.

Mengutip laman Help Twitter, tweet masuk dalam Community Tweets, Twitter Circle Tweets, dan Tweets sudah lama, tidak akan menampilkan jumlah berapa kali cuitan tersebut sudah dilihat.

5 dari 6 halaman

Bikin Twitter Lebih Hidup

Siapa pun yang melihat Tweet pengguna, dihitung sebagai satu kali dilihat, di mana pun mereka melihatnya mulai dari Beranda, Penelusuran, Profil, disematkan di artikel, dan lain-lain, entah mereka mengikuti atau tidak.

Mulai digulirkannya fitur View Counts ini juga diumumkan oleh CEO dan pemilik media sosial itu, Elon Musk melalui akun resminya.

"Twitter menggulirkan View Count, jadi kamu bisa melihat berapa kali tweet dilihat! Ini normal untuk video," kata CEO Tesla itu.

"Menunjukkan betapa Twitter lebih hidup daripada yang terlihat, karena lebih dari 90 persen pengguna Twitter membaca, tetapi tidak men-tweet, membalas, atau menyukai, karena itu adalah tindakan publik," imbuhnya.

Beberapa waktu lalu, Musk juga menghapus keterangan di Tweet, yang menunjukkan perangkat yang dipakai untuk mengunggah sebuah cuitan (contoh: Twitter for iPhone dan Twitter for Android).

6 dari 6 halaman

Infografis Cek Fakta: 6 Tips Cara Identifikasi Hoaks dan Disinformasi di Medsos

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.