Sukses

Elon Musk Sebut Steam Bakal Hadir di Kendaraan Listrik Tesla

Elon Musk mengungkapkan terdapat kemajuan soal integrasi Steam ke mobil listrik Tesla

Liputan6.com, Jakarta - CEO Tesla Elon Musk mengungkapkan, kendaraan listrik buatan Tesla kemungkinan akan dapat tersambung dengan platform penyedia game dari Valve, yaitu Steam.

Hal itu diungkap oleh Elon Musk dalam sebuah tweet di Twitter, yang menyebutkan integrasi Steam dengan Tesla mengalami kemajuan dengan demonstrasi diperkirakan akan mulai bulan depan.

"Kami membuat progres dengan integrasi Steam. Demo mungkin bulan depan," cuit bos SpaceX itu di akun resminya, seperti dikutip Senin (18/7/2022).

Belum diketahui integrasi macam apa tengah digarap oleh Tesla dengan Steam, entah apakah pengguna akan bisa membeli game di Steam dalam mobil, atau dapat memainkan berbagai game di Steam yang tidak didukung Tesla.

Tesla sejauh ini sudah menawarkan beberapa game untuk para penggunanya, melalui Tesla Arcade yang terpasang secara built-in. Mengutip The Verge, dua judul populer dari game itu seperti Cuphead dan Sonic the Hedgehog.

Di bulan Februari lalu, melalui cuitannya di Twitter, Musk mengatakan perusahaan sedang "berusaha melalui cara yang umum membuat game Steam berfungsi pada Tesla vs judul tertentu."

Ini mengindikasikan, Musk kemungkinan mau membuat judul-judul kelas atas tersedia melalui integrasi dengan Steam, bukan sebagai sebuah game individual.

Tesla sempat mendapatkan kecaman pada tahun lalu setelah melanggar kebijakannya sendiri, yaitu mengizinkan pengemudi untuk bermain game hanya saat kendaraan diparkir atau berhenti.

Kebijakan lain yang dinilai dilanggar adalah soal izin pengemudi Tesla bermain game saat kendaraan sedang bergerak, dengan melalui konfirmasi keamanan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Twitter vs Elon Musk

Sementara itu, tim hukum Elon Musk akhirnya memberi respons atas gugatan yang dilayangkan Twitter terhadap Elon Musk.

Menanggapi gugatan tersebut, tim hukum Elon Musk mengatakan, Twitter meminta persidangan yang begitu cepat dan tidak masuk akal. Tim Elon Musk pun meminta agar persidangan tidak diadakan, setidaknya hingga tahun 2023.

"Persidangan memerlukan tinjauan forensik dan analisis data dalam jumlah besar (terkait dengan klaim seputar akun bot dan spam di Twitter)," kata tim hukum Elon Musk, sebagaimana dikutip dari Bloomberg, Sabtu (16/7/2022).

Tim Elon Musk meminta agar persidangan dilakukan paling cepat pada 13 Februari 2023. Twitter sebelumnya meminta pada pengadilan untuk melangsungkan persidangan pada pertengahan September mendatang.

"Jadwal yang sangat cepat untuk kasus sebesar ini," kata tim Elon Musk, menanggapi permintaan Twitter yang ingin persidangan digelar segera.

3 dari 4 halaman

Twitter Resmi Gugat Elon Musk

Hakim sebelumnya akan mengadakan sidang pada 19 Juli 2022 untuk memutuskan apakah kasus gugatan Twitter pada Elon Musk ini akan ditempatkan di jalur cepat atau tidak.

Mengutip The Verge, Twitter sebelumnya juga meminta untuk mempercepat berbagai hal, mengingat perjanjian akuisisi Twitter oleh Elon Musk tanggal kedaluarsa 24 Oktober 2022.

Twitter pun menolak berkomentar mengenai permintaan penundaan sidang oleh tergugat.

Sebelumnya, Twitter menggugat Elon Musk pada awal pekan ini. Gugatan dilayangkan gara-gara Elon Musk membatalkan kesepakatan pembelian Twitter senilai USD 44 miliar secara sepihak.

Ketua Dewan Twitter Bret Taylor mengatakan, perusahaan akan menyeret Elon Musk ke pengadilan. Twitter pun mengajukan gugatan pada Selasa lalu.

Pihak Elon Musk sebelumnya tidak memberikan tanggapan apa pun, hingga Jumat ini, tim hukum Elon Musk meminta agar sidang dilaksanakan paling cepat Februari 2023.

4 dari 4 halaman

Alasan Elon Musk Batal Beli Twitter

Sekadar informasi, Elon Musk disebut-sebut ingin menghentikan pembelian Twitter dengan alasan Twitter belum memberikan data terkait prevalensi akun palsu dan spam di platform tersebut.

Pihak Elon Musk beranggapan, "perselisihan atas akun palsu dan spam adalah hal mendasar bagi nilai Twitter. Ahli pun membutuhkan banyak waktu untuk temuan ini."

Mengutip Gizchina, Twitter juga meminta pengadilan Delaware untuk memerintahkan orang terkaya di dunia tersebut menyelesaikan akuisisi Twitter.

"Elon Musk tampaknya yakin, bahwa tidak seperti pihak lainnya yang taat hukum, dirinya bebas untuk berubah pikiran, menghancurkan perusahaan, mengganggu operasional perusahaan, menghancurkan nilai pemegang saham, dan pergi (menghentikan kesepakatan)," kata Twitter dalam dokumen pengaduan yang diajukan ke pengadilan, dikutip dari Reuters, Rabu (13/7/2022).

Gugatan tersebut dianggap sebagai salah satu pertikaian hukum terbesar dalam sejarah Wall Street. Pasalnya gugatan itu melibatkan salah satu pengusaha paling flamboyan dalam dunia bisnis.

(Dio/Ysl)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.