Sukses

Sukses di Indonesia, TikTok Mau Setop Proyek Live Streaming di Eropa dan AS

Platform video TikTok justru akan menghentikan proyek live streamingnya di pasar Eropa dan Amerika Serikat meski layanan live streaming tersebut begitu sukses di Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Platform video pendek TikTok pernah berencana untuk merilis layanan live streaming-nya di pasar Amerika Serikat dan Eropa. Khusus di Eropa, TikTok sudah menguji coba layanan live streaming ini sejak tahun lalu melalui kampanye multi-brand bertajuk On Trend.

Sayangnya, live streaming ini tidak menghasilkan banyak penonton. Ujung-ujungnya, layanan ini tidak menghasilkan jumlah penjualan produk yang signifikan.

Gara-gara hal tersebut, sejumlah orang yang berpartisipasi dalam proyek live streaming TikTok tersebut menarik diri mereka dari keikutsertaan.

TikTok sebelumnya berencana untuk meluncurkan layanan live streaming tersebut di negara-negara Eropa, mulai dari Jerman, Prancis, Italia, dan Spanyol. TikTok bahkan mau merilis layanan ini di pasar Amerika Serikat akhir tahun ini.

Namun belakangan, TikTok malah menyebut saat ini hanya akan fokus pada promosi di pasar Inggris.

Mengutip Gizchina, Jumat (8/7/2022), fitur live streaming ini begitu booming di sejumlah pasar lain di Asia. Fitur ini menjadi salah satu bisnis utama bagi ByteDance, pembuat video, dan influencer.

Platform video pendek yang dimiliki ByteDance di Tiongkok, Douyin, begitu sukses karena layanan live streaming-nya. Layanan tersebut menghasilkan banyak keuntungan bagi retailter, pembuat konten, dan bagi platform itu sendiri.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informsasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Live Streaming Sukses di Indonesia

Sayangnya hal serupa tidak bisa terjadi di semua pasar tempat TikTok beroperasi. Di AS misalnya, iklan ditayangkan melalui iklan jaringan televisi. Belanja melalui tayangan TV interaktif pun begitu sukses di sana. Selain itu di AS, lebih banyak pengguna membeli produk melalui Instagram, TikTok, dan YouTube.

Karena model belanja di media sosial terus berkembang, platform digital jadi bersaing ketat untuk menjadi tujuan utama belanja konsumen.

Terkait TikTok dan media sosial lainnya, ada banyak pengguna di seluruh dunia yang menghabiskan waktu dan uang di platform ini. Oleh karena itu, bukan hal yang mengherankan melihat TikTok berinvestasi dalam jumlah besar menggelar layanan live streaming.

Perusahaan telah mengembangkan dan menguji berbagai fitur pengalaman berbelanja selama lebih dari setahun. Kini, perusahaan sedang menguji fitur belanja TikTok di Indonesia.

Nantinya, jika ada sebuah perusahaan yang berhasil menerapkan belanja melalui platform medsos, di luar Asia, itu mungkin TikTok.

3 dari 4 halaman

TikTok Tiongkok Punya Akses ke Data Pengguna AS

TikTok mengkonfirmasi, sejumlah karyawan di luar Amerika Serikat kemungkinan memiliki akses data pribadi milik pengguna AS.

Pernyataan ini pun menimbulkan ketidakpuasan bagi AS. Senator Marsha Blackburn mengatakan, penjelasan administrasi TikTok telah mengkonfirmasi kekhawatiran mereka.

"Perusahaan yang dikelola Tiongkok seharusnya mengatakan yang sebenarnya sejak awal tanpa berusaha merahasiakannya," kata dia.

TikTok sebelumnya mengungkapkan keadaan ini sebagai tanggapan atas permintaan dari sembilan senator AS yang berfokus pada sejumlah aspek dalam jejaring sosial.

Adapun sejumlah aspek tersebut adalah: akses karyawan TikTok Tiongkok atas data pengguna dari AS, peran karyawan dalam pembentukan algoritme rekomendasi TikTok, dan akses otoritas Tiongkok ke informasi ini.

CEO TikTok Shou Zi Chew, seperti dikutip dari Gizchina, Minggu (3/7/2022) dalam suratnya tanggal 30 Juni 2022 mengungkapkan, karyawan perusahaan Tiongkok memang bisa mengakses data pribadi pengguna di AS.

Namun menurutnya, akses tersebut dilakukan hanya setelah mereka melewati serangkaian pemeriksaan protokol keamanan.

Selain itu, menurut Shou, pemerintah Tiongkok tidak mendapatkan akses atas data yang tunduk pada kontrol ketat, untuk melindungi dari ancaman dunia maya.

4 dari 4 halaman

TikTok Sudah Daftarkan PSE di Indonesia

TikTok menyebut, pihaknya berkerja sama dengan pemerintah AS untuk memperkuat perlindungan data. Belum lama ini ada sebuah inisiatif yang diluncurkan, dengan nama "Project Texas", di mana data pribadi pengguna AS dilokalkan di AS dalam layanan cloud milik Oracle.

Dalam waktu dekat, bagian teknis dari platform TikTok juga akan pindah ke segmen layanan Amerika. Selain itu, pengoperasian semua algoritma yang terkait dengan data orang AS akan disediakan oleh data center di negara tersebut.

Terlepas dari itu, di Indonesia, TikTok jadi salah satu penyelenggara sistem elektronik (PSE) yang mematuhi permintaan Kemkominfo untuk mendaftarkan operasional mereka di Indonesia. 

Dalam konferensi persnya, Rabu (22/6/2022), Dedy Permadi, Juru Bicara Kemkominfo mengungkapkan, sudah ada beberapa platform digital lokal maupun asing telah melakukan pendaftaran PSE.

"Untuk PSE lingkup privat asing per pagi ini setelah kami cek baru ada TikTok dan Linktree yang melakukan pendaftaran, di samping PSE asing lain kita tidak perlu sebutkan," kata Dedy.

Menurut Dedy, kedua platform itu cukup dikenal masyarakat dan sudah melakukan pendaftaran PSE lingkup privat.

Sementara itu, sudah ada beberapa platform lokal populer juga telah mendaftar, di antaranya adalah Bukalapak, Tokopedia, GoTo, Traveloka, J&T, dan OVO.

"Selain itu, kami mengundang PSE lingkup privat baik domestik maupun asing untuk segera melakukan pendaftaran," kata Dedy. Ia menambahkan, untuk mengetahui PSE yang sudah mendaftar dapat dilihat di laman pse.kominfo.go.id.

(Tin/Ysl)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.