Sukses

Netflix Dinilai akan Kehilangan Lebih Banyak Perlanggan Dibanding Perkiraan

Netflix diramalkan akan kehilangan lebih banyak pelanggan dibandingkan perkiraan. Diperkirakan Netflix akan kehilangan 2,8 juta pelanggan, sementara perkiraan sebelumnya Netflix akan kehilangan 2 juta pelanggan.

Liputan6.com, Jakarta - Netflix dilaporkan telah kehilangan lebih banyak pelanggan dibanding jumlah yang diperkirakan. Mengutip Gizchina, Jumat (8/7/2022), jutaan pelanggan Netflix tidak memperbarui langganan mereka.

Padahal, dua original series terbesar Netflix baru saja merilis season baru yang ditunggu-tunggu oleh para penggemar.

Adapun kedua original series yang dirilis Netflix adalah Ozark yang memasuki season ke-4 dan Stranger Things 4 yang digadang-gadang bisa menjadi hit terbesar dalam sejarah Netflix.

Meski begitu, kedua original series di atas tampaknya tidak bisa membuat pelanggan bertahan.

Perkiraan ini datang dari Barclays dan seorang analis bernama Kannan Venkateshwar. Menurutnya, Netflix bakal kehilangan lebih banyak pelanggan Netflix dari perkiraan awal, terlepas dari Ozark dan Stranger Things yang disaksikan banyak penonton.

Analis memperkirakan, Netflix telah kehilangan 2,8 juta pelanggan. Jumlah ini jauh di atas perkiraan kehilangan 2 juta pelanggan yang diprediksi beberapa waktu lalu.

Menurut perusahaan aplikasi streaming ini, Netflix akan mengalami kuartal ketiga yang sama sulitnya dengan kuartal sebelumnya, bahkan bisa lebih buruk hingga 2023 mendatang, dengan kehilangan lebih banyak pelanggan.

"Netflix perlu menyeimbangkan kembali penawaran kontennya terhadap kualitas, mengingat Disney, Apple, HBO, hingga Amazon yang menghadirkan tawaran dalam harga bersaing," kata Venkateshwar.

Stranger Things 4 Ditonton Lebih dari 1 Miliar Kali

Netflix mengungkap Stranger Things 4 telah menjadi serial berbahasa Inggris paling populer yang ada di platformnya. Hal ini diketahui setelah dua episode terakhir serial tersebut rilis pada pekan lalu.

Dikutip dari Engadget, Kamis (7/7/2022), Netflix menyebut serial Stranger Things 4 kini telah ditonton 1,15 miliar jam dalam waktu 28 hari usai seluruh episodenya tayang. Perlu diketahui, pada musim keempat ini, penayangan serial ini dibagi dalam dua tahap.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informsasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Tentang Stranger Things 4

Tujuh episode pertama dirilis pada 27 Mei 2022, sedangkan dua episode terakhir tayang pada 1 Juli 2022. Dengan capaian ini, Stranger Things 4 menjadi serial kedua di Netflix yang telah ditonton lebih dari 1 miliar jam.

Di posisi pertama, ada Squid Game yang telah ditonton 1,65 miliar jam setelah 28 hari penayangannya. Serial asal Korea Selatan itu juga menjadi tayangan yang paling banyak ditonton dalam sejarah Netflix hingga saat ini.

Sebagai informasi, musim keempat serial karya The Duffer Brothers ini berfokus pada munculnya makhluk kutukan yang memakan korban sejumlah anak muda di Hawkins.

Makhluk yang diberi nama Vecna itu nyaris memakan korban dari geng Dustin dkk. Sementara itu, Joyce dan Murray sedang berada di Rusia untuk membawa kembali Hooper ke Amerika Serikat.

Stranger Things musim ini juga memperlihatkan rombongan Will tengah berurusan dengan pihak militer yang ingin melenyapkan laboratorium tempat Eleven berlatih. Musim ini juga menampilkan kembali masa lalu Eleven yang juga berhubungan dengan Vecna.

3 dari 4 halaman

Langganan Baru Berbiaya Murah

Sebelumnya, Co-CEO Netflix Ted Sarandos memastikan bahwa perusahaan berencara memperkenalkan layanan streaming yang didukung iklan.

Jika menilik perkataan Sarandos, layanan streaming yang didukung iklan akan hadir dalam bentuk tipe keanggotaan baru. Laporan The Hollywood Reporter menyebut, Sarandos mengatakan hal ini di sebuah wawancara di festival Cannes Lion.

Menurut The New York Times bulan lalu, Netflix berencana meluncurkan tipe keanggotaan baru pada akhir 2022. Saat itu, publik ramai dengan informasi bakal ada iklan di Netflix.

"Kami telah meninggalkan segmen pelanggan besar, yakni mereka yang berkata 'Hei, Netflix terlalu mahal untuk saya dan saya tidak keberatan dengan iklan'," kata Sarandos, dikutip dari The Verge, Selasa (28/6/2022).

Lebih lanjut, Sarandos menyebut pihak Netflix tengah menambahkan tingkat langganan dengan iklan.

Sarandos memastikan pihaknya tidak akan menambahkan iklan ke tingkat keanggotaan yang sekarang ada. Melainkan, tingkat iklan bagi pelanggan yang menginginkan harga lebih rendah dan rela menonton iklan untuk menikmati layanan streaming.

"Kami tidak menambahkan iklan ke Netflix yang sekarang Anda kenal. Kami menambahkan iklan untuk orang-orang yang mengatakan 'hei saya ingin harga yang lebih rendah dan saya mau menonton iklan', " kata Sarandos.

Sebelumnya, layanan streaming ini diduga akan merilis paket langganan Netflix baru yang didukung iklan. April lalu, CEO Netflix lainnya, Reed Hastings mengatakan, pihaknya terbuka untuk ide tersebut.

4 dari 4 halaman

Kehilangan Banyak Pelanggan

Rencana Netflix untuk menghadirkan tipe keanggotaan baru yang lebih murah ini sejalan dengan laporan sebelumnya yang menyebut Netflix kehilangan banyak pelanggan untuk pertama kalinya dalam lebih dari satu dekade terakhir.

Sebelumnya, perusahaan melaporkan telah kehilangan 200.000 pelanggan pada kuartal pertama 2022, dibandingkan dengan kuartal empat tahun 2021.

Meski begitu, Netflix tetap menjadi layanan streaming terbesar yang memiliki sekitar 222 juta pelanggan di dunia. Namun, kerugian Netflix memaksa perusahaan untuk memikirkan kembali sikapnya terhadap iklan.

Kini, siapa yang mau beriklan di Netflix masih jadi pertanyaan. Namun, awal bulan Juni 2022 ini, The Wall Street Journal melaporkan bahwa NBC Universal dan Google adalah dua pesaing utama.

Saat ditanya, Ted Sarandos tidak tertarik pada ide dengan siapa Netflix akan bermitra. Sarandos menyebut Netflix tengah berbincang dengan banyak pihak terkait hal ini.

Namun, Sarandos menyebut, perusahaan bisa menggunakan kemitraan sebagai tindakan sementara sembari membangun bisnis iklannya sendiri.

(Tin/Ysl)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.