Sukses

Terinspirasi Vending Machine, 4 Mahasiswa UI Buat Mesin Cetak Anti Pencurian Data

Mesin cetak yang dikembangkan empat mahasiswa UI ini diklaim bisa mencegah terjadinya pencurian data

Liputan6.com, Jakarta - Mahasiswa Universitas Indonesia (UI) mengembangkan mesin cetak bernama Printbox, alat cetak dokumen ini dapat diakses secara mandiri dan disebut bisa mengurangi risiko pencurian data.

Mesin cetak ini digarap oleh empat mahasiswa UI yaitu Alif Hikmah Fikri (Fakultas Teknik UI/FTUI), Joshua Alviando (FT UI), Ardanto Finkan Septa (Fakultas Ilmu Komputer UI), dan Yoga Dwi Adityaputra (FT UI).

Karya mereka ini didesain untuk menghasilkan dokumen aman dan praktis. Dalam membuat Printbox, keempatnya mengadopsi cara kerja vending machine.

"Cara kerja mesin ini sangat mudah," kata Alif, salah satu pengembang mesin ini, sekaligus CEO Inventing.id, seperti mengutip siaran pers UI, Jumat (18/2/2022).

Alif menjelaskan, pengguna pertama-tama harus membuka situs Inventing.id, kemudian pilih upload document. Setelah itu, akan muncul pilihan cetak warna atau hitam putih serta jumlah salinan dan halaman yang akan dicetak.

Setelah memilih dokumen, pengguna diarahkan melakukan pembayaran menggunakan digital payment.

Pengguna kemudian akan mendapatkan QR code untuk di-scan di mesin cetak Printbox terdekat. Proses upload dokumen juga diklaim tidak lama, kurang lebih hanya satu menit.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Dokumen Terhapus Setelah Dicetak

Alif mengatakan, Printbox menawarkan harga yang bersahabat untuk ukuran mahasiswa, yaitu Rp 500 hingga Rp 1.000 per lembar. Selain itu, alat ini juga menjawab kekhawatiran terkait keamanan data.

Menurut Alif, dokumen yang terunggah di server akan terkunci sehingga tidak ada yang bisa mengaksesnya.

Setelah tercetak, dokumen akan otomatis terhapus sehingga tetap aman. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk melindungi data pengguna sehingga tidak terjadi kebocoran atau pencurian.

Menurut para kreatornya, keamanan data merupakan isu penting yang diperbincangkan publik. Maka alat seperti Printbox boleh jadi suatu kebutuhan.

Bocornya data, baik karena pencurian atau keteledoran pemilik, merupakan penyebab munculnya tindak kriminal. Ini bisa terjadi, misalnya, karena pemilik data mencetak data pribadi, seperti KTP, kartu keluarga, dan buku tabungan di tempat fotokopi.

Printbox merupakan salah satu produk dari Inventing.id, startup yang bergerak di bidang pengembangan produk perkantoran berteknologi tinggi di Indonesia.

Startup ini merupakan program binaan Direktorat Inovasi dan Science Techno Park Universitas Indonesia (DISTP UI) dan didukung oleh Menristekdikti di bawah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). 

3 dari 4 halaman

Menghemat Biaya Operasional

"Seperti halnya kaum milenial yang menerima ride sharing alih-alih memiliki kendaraan pribadi, Printbox menghilangkan kebutuhan investasi printer yang utilisasinya rendah," kata Direktur DISIP UI Ahmad Gamal.

Printbox juga menghilangkan kebutuhan berurusan dengan customer service saat mencetak dokumen.

Selain menghemat biaya operasional perusahaan, menurut Gamal, customer milenial yang melek teknologi lebih suka proses transaksi yang sederhana dan mandiri.

"Ini sebagian kecil dari alasan DISTP UI menginkubasi Inventing.id sebagai pemilik produk Printbox,” kata Gamal.

Di Kampus UI Depok sudah ada sepuluh mesin Printbox. Sementara di Fakultas Kedokteran UI, Salemba, terdapat satu unit Printbox. Sejak MVP (minimum viable product) diluncurkan Maret 2020, saat ini tercatat ada sekitar 30 transaksi per hari di setiap unit.

Alif pun berharap, kemitraan dengan kampus lain juga akan mendorong produksi Printbox sehingga dapat diakses masyarakat umum di ruang publik.

Selain Printbox, Inventing.id juga menciptakan Employee Face Recognition dan Water Level Monitoring sebagai produk unggulan mereka.

(Dio/Ysl)

4 dari 4 halaman

Infografis Dampak Dugaan Kebocoran Data Aplikasi eHAC dan Antisipasinya

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.