Sukses

Delos Ajak Petani Tambak Udang Tingkatkan Profitabilitas dengan Aquahero

Berbekal aplikasi dan pengetahuan dari tim Delos, petani udang diprediksi dapat meningkatkan produktivitas mereka hingga 50 sampai 150 persen.

Liputan6.com, Jakarta - Delos, startup aquatech asal Indonesia telah mengembangkan sebuah sistem pengelolaan tambak sehingga mampu membantu petani meningkatkan profitabilitas dan produktivitas tambak udang mereka.

Adapun Delos sendiri didirikan oleh Guntur Mallarangeng bersama dengan Bobby Indra Gunawan dan Alexander Farthing pada 2021.

Berbekal aplikasi dan pengetahuan dari tim Delos, petani udang diprediksi dapat meningkatkan produktivitas mereka hingga 50 sampai 150 persen.

"Indonesia adalah negara maritim terbesar di dunia, tetapi masih belum ada perusahaan Tanah Air yang menjadi raja industri maritim di tingkat dunia atau kompetitif secara global," ucap Guntur Mallarangeng, CEO Delos, dalam sesi interview secara daring baru-baru ini.

"Produk ekspor Indonesia dengan nilai tertinggi hanya menyentuh 2 miliar dolar per tahun udang. Kenapa tidak bisa lebih?," katanya.

Berawal dari hal tersebut dan pengalaman mengelola tambak sendiri selama 5 tahun, Guntur memutuskan untuk membentuk startup akuakultur ini.

Dia mengakui, salah satu alasan kenapa bisnis tambak udang di Indonesia kalah bersaing dengan negara lain adalah soal produktivitas per hektar di Tanah Air terbilang kecil.

"Tambak kita banyak, tetapi karena rendahnya adopsi teknologi, kemampuan dan pengertian ilmiah, pengetahuan kultivasi air yang rendah, R&D, dan tenaga ahli di bidang ini, menjadikan kita kalah dari negara lain," jelas Guntur.

Namun, dia merasa optimistis penambak udang di Indonesia dapat meningkatkan profitabilitas, produktivitas, dan mengatasi tantangan tersebut dengan menerapkan teknologi ilmiah, managemen, dan SOP dari Delos.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Aplikasi Aquahero

Foto yang diabadikan pada 10 November 2020 ini menunjukkan sebuah perahu nelayan berlayar di kawasan budi daya akuakultur di Xiaocheng, Wilayah Lianjiang, Provinsi Fujian, China tenggara. (Xinhua/Wei Peiquan)

Lebih lanjut, dia juga mengatakan aplikasi buatan Delos yang diberi nama Aquahero ini dapat dipakai oleh petani udang dan meningkatkan profitabilitas tambak udang mereka.

"Delos itu adalah perpanjangan tangan dari pengalaman kita yang dibangun selama 5 tentang tambak udang, teknologi dan aplikasi Aquahero hanyalah sebatas tools."

Layaknya bangunan, Guntur dkk sudah memiliki 'blueprint' yang didapatkan lewat pengalaman panjang trial and error untuk membuat aplikasi Aquahero.

"Seperti bangunan, aplikasi Aquahero sudah memiliki blueprint yang kami dapatkan dengan berdarah-darah, menangis, dan rugi selama 2,5 tahun mengelola tambak udang sendiri."

Lalu bagaimana tim Delos mengedukasi petani mengadopsi Aquahero? "Kita akan dampingi. Aplikasi hanya sebagat alat bantu, dan kita buktikan dengan hasil. Sederhana memang," ujarnya.

Saat ditanya berapa lama akan mendampingi petani, dirinya mengatakan, pendampingan tim Delos akan dilakukan secara full time. "Tim kita akan mengawasi dan melatih petani di lapangan. Banyak yang harus di manage, mulai dari SOP hingga pakan udang."

 

3 dari 5 halaman

Syarat Petani Tambak Udang Gabung Delos

Foto yang diabadikan pada 10 November 2020 ini menunjukkan sebuah perahu nelayan berlayar di kawasan budi daya akuakultur di Xiaocheng, Wilayah Lianjiang, Provinsi Fujian, China tenggara. (Xinhua/Wei Peiquan)

"Pikiran harus terbuka," jawab Guntur saat ditanyakan soal persyaratan bila ada petani tambak udang yang ingin bergabung dengan Delos.

"Hal terpenting harus berpikiran terbuka, karena keputusan yang dianjurkan tim kita dan aplikasi itu berbeda dengan bagaimana cara para petani menjalankan tambak udang mereka sebelumnya."

Guntur juga menjelaskan, Aquahero bukan aplikasi B2C tetapi melainkan lebih ke B2B yang digunakan oleh tim internal Delos untuk membantu tamabak orang.

"Kita mengerti di Indonesia bila bergantung terhadap aplikasi saja akan sulit merubah behavior orang, karena itu kita akan mendampingi petani dan menyediakan aplikasi secara gratis untuk mereka."

Saat ditanyakan bagaimana pembagian profit, Guntur berujar, "Bila berhasil meningkatkan produktivitas, maka kita bagi hasil."

 

4 dari 5 halaman

Cara Bergabung dengan Delos

Bagi petani tambak udang yang ingin join Delos, mereka dapat langsung menghubungi tim Delos lewat informasi yang bisa didapatkan dari website-nya.

"Asalkan infrastruktur memadai, tapi secara managemen, bisnis, dan ilmiah masih kurang, kita bisa langsung bantu di siklus berikutnya."

Saat ini, Delos sudah memiliki anggota petani tambak udang dengan total area 70 hektar dalam waktu 7 bulan. "Ada di Lampung, Jawa Barat, dan Jawa Timur," ujarnya.

 

5 dari 5 halaman

Perkembangan Startup Aquatech di Indonesia

Di Indonesia sendiri, startup maritim sendiri masih terbatas. "Seharusnya di Indonesia startup yang muncul sekarang adalah seperti Delos ini. Kita memberikan value proposition yang konkrit, kita melihat ada masalah produktivitas bisa diatasi oleh teknologi dan pengertian ilmiah dan manajemen bener," ucap Guntur.

Dia menjelaskan, "Kita memilki ketiga hal itu dan bisa ditawarkan ke tambak-tamabak lainnya, kita percaya ini dapat meningkatkan valuasi sebuah industri secara keseluruhan."

(Ysl/Isk)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini