Sukses

Extramarks Ungkap Pentingnya Edutech dalam Transformasi Pendidikan 4.0

Kehadiran teknologi dalam dunia pendidikan (edutech) akan mengubah banyak hal

Liputan6.com, Kuta - Penyedia solusi belajar digital Extramarks Indonesia (Extramarks) turut meramaikan gelaran International Symposium on Open, Distance, and e-Learning (Isodel) 2018.

Acara yang diadakan oleh Pusat Teknologi Informasi ini, berlangsung di Kuta, Bali pada 3-5 Desember 2018. 

Isodel 2018 sendiri membawa tema transformasi pendidikan 4.0, di mana telah menjadi wacana pemerintah Indonesia untuk menumbuhkan generasi yang siap berkompetisi di era revolusi industri 4.0.

Karenanya, teknologi lagi-lagi dinilai menjadi pemain kunci untuk membantu dan memudahkan sistem pendidikan di Indonesia.

Dengan lebih dari 219.900 sekolah, 2.729.835 guru dan 45.407.857 siswa yang tersebar di seluruh Indonesia, memboyong unsur teknologi dalam dunia pendidikan tidak hanya penting untuk membuka akses literasi secara lebih luas, tetapi juga menjadi kunci pemerataan kualitas pendidikan di Indonesia.

“Kehadiran teknologi dalam dunia pendidikan (edutech) akan mengubah banyak hal. Mulai dari proses belajar, metodelogi, hingga personalisasi program pembelajaran,” ujar founder dan CEO Extramarks Atul Kulshresta di Isodel 2018 yang diadakan di The Stones, Kuta, Bali, Senin (3/12/2018).

“Dan yang terpenting, kehadiran teknologi tidak untuk menegasikan peran para pengajar dan institusi pendidikan, melainkan untuk menguatkan fungsi seluruh stakeholder untuk bersama-sama meningkatkan kualitas pendidikan,” lanjutnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Solusi Belajar Digital 360 Derajat

Pada kesempatan yang sama, Extramarts juga menghadirkan Solusi Belajar Digital 360 Derajat yang bisa digunakan oleh siswa, pendidik, sekolah, juga orang tua murid (terintegrasi) dalam kaitan mencetak siswa yang berkualitas dan memiliki kompetensi yang sesuai dengan era Revolusi Industri 4.0. 

Dalam sistem ini, materi pembelajaran dirancang untuk tak hanya menyesuaikan dengan karakter siswa, tetapi juga membuat siswa lebih mudah mengakses materi pembelajaran kapan pun dan di mana pun, dengan perangkat apapun termasuk smartphone, komputer, atau tablet PC baik online maupun offline.

Konten-konten pembelajaran yang ada di dalam Extramarks Learning Solution juga sudah berbasis teknologi digital dan menyesuaikan dengan karakter para siswa, yaitu V.A.K atau visual, audio, dan kinesthetic. Karenanya, setiap elemen dalam konten pembelajaran ini dilengkapi dengan teks, gambar ataupun video.

 

3 dari 3 halaman

Learn, Practice, dan Test

Sekadar informasi, Extramarks menggunakan pendekatan Learn, Practice dan Test untuk menjadikan proses pembelajaran lebih menarik, mudah, dan menyenangkan. 

Tak cuma itu, semua proses pembelajaran siswa terekam dan bisa dimonitor oleh orang tua murid, guru, dan sekolah.

Dengan begitu, potensi kegagalan pasti bisa diminimalisir, sebab guru ataupun orang tua murid dapat mengidentifikasi kesulitan ataupun kendala siswa dalam proses belajarnya, untuk selanjutnya mempersiapkan program khusus untuk membantu siswa dalam belajar. 

Solusi yang ditawarkan Extramarks juga telah disesuaikan dengan tren global dunia pendidikan yang mengarah pada analisa big data.

Institusi pendidikan, para pengajar, dan stakeholder lainnya bisa mengolah dan memanfaatkan data, tak cuma untuk pengembangan pendidikan itu sendiri, tetapi juga untuk memahami siswa secara lebih dalam, mulai dari tingkat serapan, bidang ilmu yang disukai, hingga metode belajar yang sesuai dengan karakternya.

Menurut prediksi IDC dalam laporan berjudul “FutureScape: Worldwide Education 2019 the Top 10 Predictions”, pada 2020 nanti, 30 persen kementerian dan institusi pendidikan secara global, juga akan memanfaatkan alat pemantauan berbasis Artificial Intelligence (AI) untuk menciptakan ruang kelas digital yang ramah untuk siswa dan lebih terkontrol dari beragam pengaruh buruk yang ada di dunia maya. 

Di dalam prediksinya, IDC juga menyebutkan bahwa pendekatan student-driven learning yang memberikan keleluasaan bagi siswa untuk memilih cara belajarnya sendiri, akan dimanfaatkan oleh 35 persen institusi pendidikan secara global untuk mengembangkan kurikulum yang dipersonalisasi, baik atas inisiasi siswa maupun AI.

“Dengan analisis big data dan AI (Artificial Intelligence), para pendidik bisa membuatkan program khusus untuk masing-masing siswa, sesuai dengan daya tangkap dan kecepatan belajarnya masing-masing. Sehingga para siswa berkesempatan untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Jenis pembelajaran campuran ini, yakni kombinasi pembelajaran online dan offline, bagus untuk meningkatkan perfoma dan meningkatkan tingkat partisipasi siswa dalam proses pembelajaran,” pungkas Atul. 

(Jek/Isk)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.