XL Selesaikan Tata Ulang Frekuensi 2.100 MHz

Refarming Tuju Bandung, Kominfo Imbau Warga — Seorang teknisi sedang mengecek BTS berteknologi 4G milik XL di Mataram. (Doc: XL Axiata)

Liputan6.com, Jakarta - Operator seluler XL Axiata telah menyelesaikan refarming atau penataan ulang blok frekuensi 2.100Mhz lebih cepat dari jadwal.

Dalam keterangan tertulis yang diterima Tekno Liputan6.com, Rabu (11/4/2018), jangka waktu penataan ulang frekuensi yang dilakukan oleh XL Axiata berlangsung lebih cepat 16 hari dari waktu yang semula ditetapkan, yakni 25 April 2018.

Direktur Teknologi XL Axiata Yessie D Yosetya mengatakan, selama penataan ulang tidak ada kendala berarti. Dari seluruh refarming, proses terakhir berlangsung di sejumlah area di Jawa Barat.

"Kami bersyukur tidak ada kendala yang berarti selama proses eksekusi penataan ulang frekuensi berlangsung, proses eksekusi berjalan dengan lancar sesuai dengan jadwal dan jaringan tetap beroperasi secara normal," katanya.

Yessie menambahkan, eksekusi penataan ulang frekuensi yang lebih singkat dibandingkan jadwal membuat XL dapat meningkatkan layanan dan mengoptimalkan penggunaan spektrum 4G yang lebih lebar.

Sekadar informasi, proses penataan ulang frekuensi 2100 MHz telah dimulai pada tanggal 15 Januari 2018 di area Papua, Maluku, dan Sulawesi.

Sebelumnya, tim teknis XL Axiata pernah memiliki pengalaman eksekusi penataan ulang pada spektrum 1.800MHz. Sementara, teknis proses penataan ulang frekuensi yang dilakukan lebih sederhana sehingga bisa dilakukan lebih cepat.

Perlu diketahui, refarming merupakan penataan ulang dari penempatan blok frekuensi oleh seluruh operator. Dengan penataan ulang ini, posisi akhir setelah blok frekuensi ditata pada masing-masing operator akan berurutan.

Dengan demikian, operator dapat lebih efisien dalam menggelar layanan broadband.

Secara keseluruhan, proses refarming yang dilakukan seluruh operator akan berakhir pada tanggal 11 April 2018.

2 dari 3 halaman

Tingkatkan Layanan 4G

20151102-XL Siapkan 4G LTE Bagi Penggila Internet di Indonesia — Menara di kawasan Lembang, Bandung, (2/11/2015). Pemerintah melalui kementerian komunikasi dan informatika menargetkan untuk seluruh operator provider melakukan penataan ulang (refarming) pada tanggal 23 november 2015. (Liputan6.com/Yudha Gunawan)

Refarming ini dilakukan agar pemerintah dapat membuka frekuensi 2100MHz untuk teknologi netral. Saat ini 2100MHz digunakan untuk jaringan 3G. Jika dibuka, pemain telekomunikasi dapat menggunakannya untuk layanan 4G.

VP LTE XL, Rahmadi Multipoharyono optimistis penataan ulang dapat selesai tepat waktu sesuai dengan target yang ditentukan Kemkominfo.

"Refarming ini lebih gampang ketimbang di 1.800GHz karena sebetulnya kami cuma pindah satu blok saja dari blok 11 ke blok 7," tutur Rahmadi ditemui di Jakarta, Senin (22/1/2018).

Lebih lanjut, ia mengungkapkan apabila refarming telah selesai, pihaknya akan menggunakan 10MHz untuk 4G LTE dan sisanya 5MHz untuk 3G. Saat ini XL memiliki 15MHz pita di 2100MHz.

"Begitu selesai, kami harap bisa langsung pakai buat LTE karena manufaktur ponsel udah launching perangkat yang bisa dual frekuensi sekaligus (carrier aggregation)," ungkapnya.

"Kita alokasi untuk 4G karena sekarang di perkantoran sudah pakai 4G semua, jadi (kapasitas) 3G kosong. Nah itu, kita alokasikan saja buat layanan suara. Lagipula 3G bisa diperkuat dengan frekuensi kami yang lain di 900MH," papar Rahmadi.

3 dari 3 halaman

XL Bakal Bangun 15.000 BTS

XL Axiata akan menambah sebanyak 15.000 unit BTS pada 2018 sebagai upaya memperluas jaringan 4G di seluruh wilayah Indonesia.

"Dari total 15.000 BTS yang akan kami bangun, sebesar 95 persennya harus 4G-capable," ujarnya.

Rahmadi yang ditemui di peluncuran paket Xtra Kuota ini mengungkapkan bahwa pembangunan BTS ini tak hanya menyasar wilayah Pulau Jawa saja.

"Sebanyak 60 persen itu nanti di luar Pulau Jawa. Investasinya masih sama dengan tahun lalu kira-kira," tambahnya.

Sekadar diketahui, hingga kuartal III 2017, anak usaha Axiata Group Berhad ini telah membangun sebesar 101.000 unit BTS, di mana 17.500 BTS berjalan di jaringan 4G.

(Tin/Isk)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Menkominfo yakni Rudiantara, meminta Facebook untuk menutup aplikasi yang telah menyebabkan kebocoran data pengguna.