Sukses

Kamera Pintar Amazon Bisa Deteksi Orang atau Bukan, Begini Cara Kerjanya

Setelah memperkenalkan DeepLens pada akhir 2017, Amazon Web Services kini mengajarkan cara kerja kamera pintar tersebut secara terbatas di gelaran AWS Summit 2018.

Liputan6.com, Changi - Salah satu gebrakan fenomenal Amazon Web Services (AWS) pada akhir 2017 lalu adalah kehadiran kamera video dengan teknologi Deep Learning.

Dinamai DeepLens, kamera ini diklaim bisa mengidentifikasi berbagai objek. Singkatnya, ia bisa menebak manusia sungguhan atau tidak.

Taruhlah DeepLens dalam sebuah situasi, ambil contoh dalam satu ruangan. Maka lensa kamera pintar ini akan merekam momen dalam ruangan yang isinya ada beberapa objek, mulai dari orang, meja, kursi, lampu, hingga objek kecil seperti cangkir dan sendok garpu.

Untuk diketahui, DeepLens diklaim sebagai kamera video wireless pertama di dunia dengan teknologi Deep Learning tercanggih.

Catatan, kamera ini hanya ditujukan khusus bagi kalangan pengembang aplikasi, platform, serta software khusus. Lalu, seperti apa cara kerja DeepLens? Tekno Liputan6.com yang kebetulan menghadiri ajang AWS Summit Singapore 2018, turut menyaksikan mekanismenya.

Disampaikan Craig Stires selaku Head of AI Analytics Big Data APAC AWS, DeepLens dibuat untuk membantu pengembang merancang atau menguji sebuah ide dalam mengembangkan aplikasi atau platform.

"Jadi ini bukan untuk kegunaan produksi. DeepLens itu bisa dikustomisasi, bisa dirancang dengan hardware yang dimiliki pengguna, seperti AWS Greengrass Core dan kawan-kawannya," ujar Craig dalam sesi AWS Media Master Class yang dihelat di Capri Hotel by Fraser, Singapura, Selasa (3/4/2018).

Craig menjelaskan, DeepLens memiliki komponen, seperti core prosesor serta sejumlah instrumen mikro yang mampu membuatnya melakukan proses recognition pada sebuah objek. Dari situlah si lensa bisa mendeteksi jenis objek yang dikenalinya secara langsung.

Craig Stires, Head of AI Analytics Big Data APAC AWS. LIputan6.com/Jeko Iqbal Reza

Dalam use case ini, di Indonesia, DeepLens diklaim Craig bisa berfungsi sebagai kamera yang tersambung dengan aplikasi mobile.

Skenarionya, aplikasi mobile yang disambung dengan DeepLens, dapat berfungsi ke beberapa bidang industri, ambil contoh pada industri ritel.

Dalam hal ini, kamera DeepLens akan diletakkan di sebuah toko ritel fisik, dan bisa melihat isi ruangan serta dan melakukan recognition objek yang ada di dalam ruangan tersebut.

"Dari sini, DeepLens bisa dikontrol lewat aplikasi mobile via kamera environmental yang terpasang di toko, seperti Smart Camera. Dari sini, guna DeepLens bervariasi. Selain mendeteksi objek, ia juga bisa mendeteksi aksi potential shoplifting (pencurian) serta bisa melakukan identifikasi seseorang yang mencurigakan, seperti ada orang yang rajin datang ke sebuah toko tetapi tidak pernah membeli, maka kamera bisa mencurigai objek tersebut," papar Craig.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Berapa Banyak Objek?

Tekno Liputan6.com juga mengikuti demo DeepLens yang dibawakan oleh Olivier Klein selaku Head of Emerging Technologies APAC AWS.

Ia memeragakan kamera DeepLens dan mampu mendeteksi sekitar lebih dari 30 objek yang ada di dalam ruangan. Pertanyaannya, berapa banyak objek yang bisa dideteksi oleh DeepLens?

Olivier menjelaskan, DeepLens ternyata tidak bisa digunakan dalam skala besar, dalam hal ini bisa mendeteksi ratusan objek dalam satu video frame, mengingat kamera DeepLens biasanya memiliki resolusi rendah. Karenanya, ia mengklaim kalau DeepLens saat ini hanya digunakan untuk kebutuhan pengembangan.

"Kita bisa menggunakan DeepLens untuk pengembangan sebuah model, tetapi bagaimana scale-nya? Tergantung dari kualitas dan angle kamera yang digunakan. Bicara soal berapa banyak objek yang bisa ditangkap, dengan hardware dan spesifikasi yang cukup, tak ada batasan objek yang bisa dideteksi, tetapi tidak infinite. Jadi tergantung dari hardware-nya," kata Craig.

3 dari 3 halaman

Sekilas DeepLens

Untuk diketahui, Kehadiran DeepLens diharapkan dapat membantu para pengembang agar lebih memahami soal Machine Learning dan Deep Learning.

"Machine Learning masih terlalu rumit bagi para developer. Karena terlalu banyak yang harus dikerjakan, banyak yang menyerah karena frustasi," kata CEO AWS, Andy Jassy dalam sesi keynote AWS re:Invent 2017 di Las Vegas, Nevada, Amerika Serikat, akhir 2017 lalu.

DeepLens antara lain dilengkapi dengan kamera 4MP (180p), deep learning inference engine yang desainnya dapat disesuaikan, WiFi, MicroSD, Mini-HDMI dan USB.

Para pengembang bisa menggunakan DeepLens untuk melakukan berbagai hal seperti mengenali karakter wajah atau gambar yang tampil di depannya.

Contoh lain, DeepLens dapat diprogram untuk mengenali angka pada plat nomor dan memancing sistem otomasi rumah untuk membuka pintu garasi.

Kamera video ini juga diintegrasikan dengan Amazon SageMaker dan AWS Lambda. Amazon SageMaker adalah layanan baru AWS yang diperuntukkan bagi pengembang dan data scientist agar bisa lebih cepat membuat, melatih, mengembangkan dan mengelola model Machine Learning mereka sendiri.

Pengapalan DeepLens baru akan dimulai pada awal 2018. AWS menjual produk terbarunya itu seharga US$ 249 melalui sistem pre-order di Amazon.com.

(Jek)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.