Sukses

Picu Kontroversi, KPAI Bakal Panggil Pembesut Gim Pukul Guru Anda

Setelah membuat banyak orang resah karena kontroversinya, KPAI akan memanggil pengembang gim brutal "Pukul Guru Anda".

Liputan6.com, Jakarta - Masih hangat soal kontroversi gim brutal "Pukul Guru Anda", setelah Kementerian Komunikasi dan Informatika, kini giliran Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) yang bertindak.

Mereka bahkan berencana untuk memanggil pembesut gim dengan judul asli "Don't Whack Your Teacher" tersebut.

Ketua KPAI Susanto, mengatakan Pukul Guru Anda sudah meresahkan masyarakat--khususnya para orang tua. Jika tidak ditanggulangi, semakin banyak anak-anak yang penasaran memainkan gim tersebut. Dampaknya tentu sangat berisiko.

Menurutnya, adanya gim edukatif bisa memupukkan nilai-nilai positif bagi anak. Begitu pun sebaliknya, jika ada gim bermuatan kekerasan, gim tersebut tentu akan mengajarkan hal negatif.

"Adanya gim-gim dengan konten sadisme tentu tidak bisa dibiarkan, siapa pun bisa jadi korban. Dalam hal ini kita merujuk pada kasus yang baru saja terjadi, di mana ada guru menjadi korban," ujar Susanto saat dihubungi Tekno Liputan6.com, Minggu (4/2/2018).

"Ini jelas bisa menstimulasi anak-anak untuk melakukan kekerasan dan mencederai nilai-nilai keadaban relasi guru dan siswa yang selama ini dibangun," lanjutnya menerangkan.

Susanto juga mengungkap pihaknya akan memanggil pengembang Pukul Guru Anda dalam waktu dekat. "Kami memang ingin meminta klarifikasi mereka," tandas Susanto.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Sekilas Tentang Pukul Guru Anda

Gim berjudul "Pukul Guru Anda" itu kini hadir secara online lewat platform gim online Poki.

Pantauan Tekno Liputan6.com, gim ini bisa dimainkan semua orang secara cuma-cuma lewat desktop, laptop, atau juga smartphone.

Pukul Guru Anda merupakan gim yang juga ada versi Inggrisnya dengan judul "Don't Whack Your Teacher". Saat membuka permainan, pemain akan diberikan peringatan bahwa konten dari gim ini mengandung adegan visual kekerasan dan brutal.

Secara modus permainan, pemain akan menjadi 'siswa' yang bertugas untuk memukul gurunya. Mengambil setting ruang kelas, si siswa harus melempar berbagai jenis objek ke guru sampai akhirnya ia tewas.

Ada beberapa objek yang bisa diambil, mulai dari termos air, kursi, tas, gunting, semprotan serangga, dan masih banyak lagi. Pemain harus mengambil salah satu dari barang dan langsung melemparnya ke si guru.

Gim menawarkan sistem naik level. Jika berhasil naik level, pemain bisa menggunakan lebih banyak objek-objek lain yang ada di dalam kelas, seperti tongkat baseball, payung, dan vas bunga.

Visualisasi dari gim ini cukup brutal, karena menghadirkan darah dan adegan-adegan yang tidak pantas disaksikan anak di bawah umur.

3 dari 3 halaman

Sikap Menkominfo

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) langsung mengambil langkah untuk memblokir Pukul Guru Anda.

Dihubungi Tekno Liputan6.com pekan lalu, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara, Jumat (2/2/2018), mengaku sudah mendapat laporan terkait gim siksa guru ini.

Pria yang karib disapa Chief RA ini juga mengatakan sudah mencoba membuka laman gim Pukul Guru Anda tersebut dan belum tersedia di smartphone ataupun tablet.

"Proses blokir sudah disiapkan, walau di smartphone dan tablet enggak ada, tetapi kan ini ada di desktop dan meresahkan masyarakat," ujar Rudiantara kepada Tekno Liputan6.com.

Kendati begitu, Rudiantara telah meminta kepada tim di Kemkominfo untuk mengecek secepatnya.

"Saya sudah minta teman-teman di Kemkominfo untuk cek lagi secepatnya dan paralel siapkan proses pemblokiran, mengingat judulnya yang provokatif dan (kemungkinan besar) kontennya negatif," kata Rudiantara.

"Secepatnya dalam artian masuk ke daftar negatif, dan nanti akan diatur operator penyelenggara internet dengan sistem, jadi enggak manual," pungkasnya.

(Jek/Isk)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.