Sukses

Dukung e-Blusukan Jokowi, ITB Siapkan Platform Smart City

ITB dilaporkan telah menciptakan 'otak' dari konsep smart city yang diharapkan mampu meningkatkan efektivitas e-blusukan.

Liputan6.com, Jakarta - Pada Rabu (24/9/2014) kemarin, Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) untuk pertama kalinya menggelar kampanye blusukan elektronik, atau yang populer dengan sebutan e-blusukan. Pada kesempatan itu, Jokowi melakukan telekonferensi bersama sejumlah relawan dan warga Papua yang berkumpul di lapangan Trikora, Abepura, Papua.

e-Blusukan sendiri digadang-gadang kubu Jokowi sebagai salah satu konsep pengawasan daerah secara meyeluruh yang hemat anggaran. Dengan pemanfaatan teknologi, diharapkan praktek pengawasan daerah dapat lebih efisien dan tidak memberatkan anggaran negara.

Guna mendukung kampanye e-blusukan Jokowi, pihak akademisi dari Institut Teknologi Bandung (ITB) dilaporkan telah menciptakan sebuah sistem komputasi smart city yang diharapkan mampu meningkatkan efektivitas e-blusukan.

"Kami ingin mendukung e-blusukan dengan membuat 'otak' dari smart city yaitu smart system platform (SSP). Soalnya semangat e-blusukan itu ada di smart city," ungkap Guru Besar ITB sekaligus inisiator Smart City Indonesia di sela-sela International Conference on ICT for Smart City, Suhono Harso Supangkat, dalam siaran pers yang dipublikasikan.

Lebih lanjut dijelaskan, platform ini dapat digunakan dalam bentuk virtual operation room berbasis infrastruktur cloud computing dan sensor (blusukan) komponen kota. Kemudian diproses di cloud agar di mengerti (understanding) oleh stakeholder kota yang selanjutnya menjadi pihak yang melakukan 'action' untuk solusi persoalan kota.

"Beberapa Kota telah tertarik untuk menggunankan produk ini. Kita harapkan Presiden Jokowi juga mau mengadosi ini untuk e-blusukannya," kata Suhono, yang kabarnya merupakan salah satu kandidat Menkominfo di Kabinet Jokowi.

Menurutnya, komponen 'otak' dari smart city memegang peranan penting karena merupakan gabungan perangkat keras, lunak dan culture. ITB telah mengeluarkan suatu model kematangan smart city, yang bisa dipakai untuk melihat sejauh mana tingkat kesiapan atau keberadaan kota untuk mencapai kondisi kota Cergas (Cerdas dan Gegas).

Tingkat Kematangan ini dibuat leveling mulai dari; Pertama, adhoc alias ikut-ikutan tanpa perencanaan. Kedua, initiatives atau mempunyai master plan yang akan dijalankan.

Ketiga, scattered, sudah mulai dibangun tapi masih sektoral. Keempat, integratif, sudah mulai dilakukan integrasi. Dan yang kelima, smart, alias sudah dilakukan pembangunan ekosistem smart city.

"Tahun ini ITB dan Telkom Grup tengah bekerja sama melakukan riset tentang Kematangan dan kebutuhan smart city di beberapa kota. Dibuka bisnis modelnya dengan beragam cara, bisa sewa, beli, atau lainnya," pungkasnya.

Sejauh ini dua kota di wilayah Jawa Barat, yakni Bandung dan Bogor, dikabarkan menjadi dua kota terdepan yang siap menggelar konsep smart city.

"Bandung akan punya kota pintar yang akan dinamai Bandung Technopolis seluas 400 hektar. Kota pintar di Gede Bage itu nantinya akan menjadi prototipe penerapan smart city di Indonesia," ungkap Suhono saat dihubungi tim Tekno Liputan6.com beberapa waktu lalu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini