Sukses

Polda Jatim Catat 604 Kecelakaan Lalu Lintas Selama Operasi Ketupat Semeru 2024, Korban Meninggal 24 Orang

Kapolda Jatim Irjen Pol Imam Sugianto mengungkapkan, pihaknya mencatat selama Operasi Ketupat Semeru 2024 yang digelar 13 hari dimulai 4 hingga 16 April 2024, telah terjadi 604 kasus Kecelakaan Lalu Lintas (Laka Lantas).

Liputan6.com, Surabaya - Kapolda Jatim Irjen Pol Imam Sugianto mengungkapkan, pihaknya mencatat selama Operasi Ketupat Semeru 2024 yang digelar 13 hari dimulai 4 hingga 16 April 2024, telah terjadi 604 kasus Kecelakaan Lalu Lintas (Laka Lantas).

"Angka tersebut turun 43 persen dibanding operasi yang sama tahun lalu yang mencapai 1.055 kasus," ujar Irjen Imam di Mapolda Jatim, Rabu (17/4/2024).

Irjen Imam mengatakan, jumlah korban meninggal dunia akibat laka lantas selama periode Operasi Ketupat tahun ini sebanyak 24 orang atau turun dibanding tahun lalu yang sebanyak 162 orang.

Meski jumlah korban meninggal dunia akibat laka lantas turun, lanjut Irjen Imam, namun yang mengalami luka berat bertambah. Jika tahun lalu sebanyak 12 orang, tahun ini naik menjadi 39 orang.

“Secara umum Operasi Ketupat Semeru 2024 berjalan sangat kondusif dan bisa kami kategorikan berhasil karena berlangsung tertib dan lancar,” ucap Irjen Pol Imam.

Dirlantas Polda Jatim Kombes Pol Komarudin menambahkan, salah satu kejadian menonjol kasus laka lantas di Kabupaten Ngawi pada Minggu (7/4/2024) lalu.

Saat itu, kata Kombes Komarudin, dua pemudik tewas setelah motor yang mereka kendarai tertabrak bus. Kecelakaan itu terjadi di Jalan Raya Ngawi-Mantingan KM 07 - 08 dari Ngawi, masuk Desa Ngale, Paron.

“Tingkat fatalitas kecelakaan salah satunya ada di wilayah Ngawi. KM 572 Tol Ngawi merupakan titik lelah,” ujar Kombes Komarudin.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Ajak Pengguna Jalan Tertib

Kombes Komarudin menyebut, strategi yang dilakukan Lantas Polda Jatim untuk menekan angka laka lantas mulai dari pola preemtif dengan mengajak masyarakat pengguna jalan berperan serta tertib berlalu lintas.

Kemudian pola preventif, yakni penggelaran kekuatan dari semua potensi masyarakat dari instansi samping, dinas perhubungan, organisasi kepemudaan, pramuka termasuk masyarakat sekitar yang bergabung di pos pelayanan dan pos terpadu.

“Kami tidak segan untuk melakukan tindakan tegas kepada siapa saja pelaku perjalanan yang memang membahayakan,” ucap Kombes Komarudin.

Langkah lain, tambah Kombes Komarudin, adalah dengan melakukan tes urin kepada para sopir bus dan ramp check mengingat jumlah pemudik yang menggunakan bus menduduki urutan kedua setelah kereta api. Hasilnya, di Tulungagung ditemukan ada sopir yang diduga mengkonsumsi narkoba.

“Hasil masih terus dilakukan pendalaman. Kami temukan di tas ada sisa pakai sabu. Kami juga lakukan penggeledahan di bus dan ditemukan ganja,” ujar Kombes Komarudin.

Diketahui, selama Operasi Ketupat Semeru 2024, Polda Jatim menerjunkan 16.365 personil gabungan untuk melalukan pengamanan selama operasi berlangsung. Selain itu Polda Jatim juga menggagas aplikasi Mahameru Qutick Respon untuk memantau kondisi lantas.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.