Sukses

Cegah Hepatitis Akut, Santri di Banyuwangi Diminta Tidak Makan Bersama

Pemkab Banyuwangi bekerja sama dengan kementerian agama setempat mulai melakukan sosialisasi bahaya hepatitis akut ke lingkungan pondom pesantren di Banyuwangi.

Liputan6.com, Banyuwangi - Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi meminta seluruh pondok pesantren di daerahnya tidak menerapkan makan bersama satu nampan sesuai tradisi mereka.

Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi Amir Hidayat mengatakan, Hal ini untuk mencegah potensi penyebaran penyakit hepatitis akut yang merebak di beberapa wilayah di Jawa Timur. Selain makan Bersama. Pondok pesantren juga didorong untuk menyediakan vasiltas untuk mandi para santri dengan air mengalir.

“Kami melalui Kementerian agama sudah meminta untuk mensosialisasikan hal itu ke pondok pesantren di Banyuwangi. Ini demi kebaikan kita Bersama. Karena hepatitis akut ini penularannya juga cepat. Maka dengan itu, cara satu satunya untuk mencegah penyakit ini memberlakukan pola hidup sehat,”ujar Amir Hidayat, Selasa (17/5/2022).

Kata Amir, kebiasaan yang selama ini diterapkan di lingkungan pondok pesantren berpotensi terjadinya penularan hepatitis akut. Untuk itu, saat ini Pemkab Banyuwangi bekerja sama dengan kementerian agama setempat mulai melakukan sosialisasi bahaya hepatitis akut ke lingkungan pondok pesantren di Banyuwangi.

“Ini kita komunikasi juga dengan Dinas Pendidikan dan juga Kemenang untuk sekolah- sekolah dibawa Kemenag pondok pesantren untuk ditingkatkan pencegahanya. Yang ditularkan secara langsung dari makanan, dari minuman maka kita harapkan dan kita himbau untuk meningkatkan PHBS. Makan dan minum yang higienis, air yang matang, terus tidak menggunakan alat makan Bersama,”tambah Amir.

Selain di pondok pesantren, Dinas Kesehatan juga mengintruksikan kepada seluruh sekolah agar siswanya tidak membali makan di kantin yang kurang terjaga kebersihanya. Apalagi saat ini pembelajaran tatap muka 100 persen sudah dilaksanakan di Banyuwangi.

“Kita juga meminta kepada Dinas Pendidikan agar pihak sekolah tidak membiarkan siswa jajan sembarangan di kantin sekolah maupun di luar sekolah. Jika perlu siswa diminta bawa bekal sendiri dari rumah. Ini sebagai ihtiyar kita untuk menghindari penyakit hepatitis akut ini,”papar Amir.

Menurut Amir, hingga kini masih belum terdeksi hepatitis akut penularanya di Banyuwangi, meski demikian pencegahanya harus dilakukan sejak dini.

”Alhamdulillah sampai saat ini hepatitis akut tidak terdeteksi di Banyuwangi. Ini harus kita pertahankan dengan pola hidup bersih dan sehat,”cetus Amir.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Larang Kantin Sekolah Buka

Kepala Dinas Pendidikan Banyuwangi Suratno mengatakan, pihaknya siap melaksanakan intruksi dari Dinas Kesehatan tersebut untuk antisipasi penyakit hepatitis akut.

“Kami telah melakukan himbauan dan sosialisasi apa yang sudah diintruksikan oleh pak Kadis Kesehatan. Ini demi kebaikan kita Bersama,”kata Suratno

Meski telah masuk 100 persen, kata Suratno, seluruh sekolah tinggkat SD dan SMP di Banyuwangi masih belum mengizinkan kantin di sekolah buka.  Hal itu untuk mengantisipasi kerumunan siswa di sekolah karena pandemi Covid-19 Masih belum berakhir.

“Meski sudah masuk 100 persen tapi kantin di sekolah tidak kita izinkan buka. Disamping cegah penyeberan hepatitis akut, juga untuk mencegah terjadinya kerumuman karena kan pandemi Covid-19 masih belum berakhir,”pungkasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.