Sukses

Cara Kreatif Kader PKK Surabaya Cegah Balita Stunting Patut Ditiru

Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya tidak henti-hentinya menekan angka stunting atau gizi buruk balita.

Liputan6.com, Surabaya - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya tidak henti-hentinya menekan angka stunting atau gizi buruk balita. Salah satu upaya untuk memotivasi orangtua memperhatikan pertumbuhan anaknya adalah dengan menggelar Lomba Bersama Wujudkan Surabaya Emas pada akhir Januari 2022.

Hasilnya, tiga balita berisiko stunting menjadi pemenang. Mereka adalah Alif Akhtar Putra Pramono dari Kelurahan Tambakrejo, diikuti Samora Mashel Karenza dari Kelurahan Peneleh, dan Almira Ramadhani dari Kelurahan Bulak Banteng.

Menurut Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kota Surabaya Rini Indriyani, lomba yang digelar pada 26 Januari 2022 ini diikuti oleh balita berisiko stunting dari 154 kelurahan se-Sursbsys.  Tujuan lomba ini untuk meningkatkan komunikasi, kepedulian sosial, kesatuan dan kemanusiaan, serta menerapkan hidup sehat dan bergizi sejak usia dini.

“Kami harap kegiatan pencegahan dan eliminasi stunting di Kota Surabaya tidak terbatas di acara ini, akan tetapi nantinya bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari secara berkelanjutan," ujar istri Eri Cahyadi ini, seperti yang dikutip dari Antara, Minggu (6/3/2022).

Sementara,  Sutji Murti Ningsih dan Dionah Olivia selaku TP PKK pendamping dari Kelurahan Tambakrejo mengungkapkan kunci keberhasilan timnya mencegah balita berisiko stunting di wilayahnya adalah ketelatenan.

“Keberhasilan TP PKK serta para kader mencegah balita Alif dari risiko stunting kali ini juga berkat kemauan dari orangtuanya,” ucap Dionah.

Ia bercerita, semula orangtua Alif tidak ikut lomba karena anaknya berisiko stunting. Namun, tim PKK mendorong dan mengarahkan supaya Alif tidak sampai mengalami stunting.

Tim memberikan tips menu untuk mendukung pertumbuhan Alif. Bahkan, tim ikut membantu mencarikan menu makanan ketika orangtua kesulitan mencari.

Tidak hanya itu, kader PKK juga bereksperimen berbagai menu supaya Alif tidak bosan. Misal, membentuk makanan menyerupai gambar hewan atau mengganti nasi dengan menu lain jika anak bosan.

“Ini kami lakukan sebagai contoh untuk orangtua, kadang orangtua malas memberi makan dan hanya sekadarnya, harapannya dengan ini tidak ada lagi balita stunting di Surabaya,” tuturnya.

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.