Sukses

Galon Guna Ulang Disebut Miliki Hirarki Tertinggi Kurangi Sampah Plastik

Kata Novrizal, sampah plastik merupakan persoalan yang sangat serius. Karenanya, KLHK menginginkan agar tidak ada persoalan baru lagi dengan sampah plastik ini.

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Pengelolaan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Novrizal Tahar, galon guna ulang memiliki hirarki tertinggi untuk mengurangi sampah plastik di Indonesia. Hal itu disebabkan kemasannya yang bisa dipakai berulang kali, sehingga bisa mengurangi pemakaian kemasan AMDK sekali pakai.

Saat ini Indonesia sudah memiliki peraturan terkait 3R (Reduce, Reuse, Recycle) yaitu Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 13 Tahun 2012 tentang pedoman pelaksanaan 3R melalui Bank Sampah yang menjadi dasar pelaksanaan Bank Sampah di Indonesia.

“Reduce itu bagi orang-orang lingkungan, orang-orang persampahan adalah paling tinggi hirarkinya. Jadi, kalau dia bisa mereduce itu sudah paling tinggi levelnya. Kemudian di bawah itu reuse, jadi dipakai berulang kali. Terakhir baru recycle,” ujarnya dalam webinar "Efektivitas Permen KLHK 75/2019 Dalam Mengurangi Sampah Plastik Sekali Pakai" pada Jumat (22/10/2021).

Kata Novrizal, sampah plastik merupakan persoalan yang sangat serius. Karenanya, KLHK menginginkan agar tidak ada persoalan baru lagi dengan sampah plastik ini. Caranya adalah memastikan sampah-sampah plastik itu tidak ditemukan lagi di tempat pembuangan akhir sampah (TPA).

“Karenanya, kita ingin mendorong produsen untuk menunjukkan komitmennya dalam menjalankan EPR atau tanggung jawab mereka terhadap sampah plastik yang diakibatkan oleh produk-produk mereka, sesuai UU No.18 tahun 2008 tentang pengelolaan sampah,” katanya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kurangi Produksi Plastik

Dia mencontohkan untuk kemasan plastik sekali pakai yang digunakan para konsumen, di mana begitu selesai digunakan kemasan itu langsung dibuang ke tempat sampah.

“Tidak bisa dibayangkan berapa banyak sampah plastik sekali pakai ini yang dibuang ke TPA. Nah, kondisi seperti itulah yang mendorong kita meminta para produsen itu untuk mengurangi produksi kemasan yang menggunakan plastik sekali pakai,” ucapnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.