Sukses

Review IF: Imaginary Friends, Film Anak Gemoy dengan Pesan Hangat untuk Penonton Senior

IF: Imaginary Friends sendiri dibuka dengan montase hangat tentang kehidupan Bea (Cailey Fleming), seorang anak perempuan yang begitu disayang orangtuanya.

Liputan6.com, Jakarta John Krasinski comeback dengan sebuah proyek ambisius bertajuk IF: Imaginary Friends. Bukan tentang dunia post-apocalyptic seperti karya sebelumnya, A Quiet Place, kali ini ia datang membawa film anak.

Dikatakan ambisius karena dua hal. Pertama, ia “memborong“ posisi sebagai aktor, penulis, sutradara, hingga produser untuk film ini. Tak hanya itu, film ini juga membawa kepentingan yang bersifat personal.

“Film ini begitu spesial karena film ini 100 persen diciptakan untuk anak saya. Ya, aku sudah lama ingin membuat film untuk anak-anakku!” kata John Krasinski dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com dari Paramount Pictures.

Berhasilkah bintang serial The Office ini memenuhi ambisinya membuat film anak?

IF: Imaginary Friends sendiri dibuka dengan montase hangat tentang kehidupan Bea (Cailey Fleming), seorang anak perempuan yang begitu disayang orangtuanya. Namun sang ibu akhirnya berpulang karena sakit yang dideritanya.

Beberapa tahun kemudian sang ayah (John Krasinski) juga mengalami sakit serius yang membuatnya harus dirawat. Bea kini tinggal bersama sang nenek, dan bolak-balik mengunjungi ayahnya di RS.

Di tengah proses adaptasi dalam rutinitas baru ini, Bea mengalami kejadian aneh.

Bea melihat sejumlah sosok janggal yang tak bisa dideteksi pancaindera manusia lain. Dua di antaranya adalah monster besar berbulu ungu bernama Blue (Steve Carell) dan Blossom (Phoebe Waller-Bridge) si lebah anggun.

Selain itu ada pula pria misterius Cal (Ryan Reynolds) yang mengurus para makhluk ganjil ini—walau dengan bersungut-sungut. Rupanya makhluk-makhluk aneh ini menamakan dirinya IF atau Imaginary Friends—para sahabat khayalan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Sahabat Baru untuk Para Teman Imajinasi

Para IF ini rupanya telah dilupakan oleh sahabat mereka, anak-anak yang “melahirkan” makhluk ini melalui imajinasi. Cal jungkir balik mencari jalan agar para IF kembali menemukan anak-anak lain yang bisa menjadi teman baru makhluk-makhluk menggemaskan ini.

Namun sejauh ini, usahanya gagal total.

Di sinilah, Bea maju dan menawarkan diri untuk membantunya. “Karena aku juga anak-anak!” kata dia antusias. Berhasilkah Cal dan Bea dalam misinya?

3 dari 5 halaman

Imutnya Para Sahabat Khayalan

Dari posternya saja, film IF menarik perhatian dengan begitu mudahnya. Para sahabat khayalan dengan bentuk yang beraneka rupa dan warna, mulai dari buaya pink, boneka teddy, astronaut, rakun super, hingga segelas es, masing-masing memiliki karakteristik dan kepribadian yang khas dan kuat—meski cuma muncul sekelebat.

Apalagi tingkahnya kadang di luar nalar—cukup mampu untuk mengundang tawa geli atau seulas senyum kecil.

Kemunculan mereka makin terasa istimewa, begitu tahu bahwa pengisi suaranya bukan kaleng-kaleng. Ada Steve Carell, Awkwafina, Maya Rudolph, Blake Lively, Bradley Cooper, Emily Blunt, Matt Damon, dan masih banyak lagi.

4 dari 5 halaman

Ryan Reynolds

Bicara soal aktor, Ryan Reynolds patut mendapat sorotan khusus. Kemunculannya dalam film ini pada dasarnya punya identitas serupa dengan karakternya di banyak film lain: ceriwis dan bicara ceplas-ceplos. Namun tentu saja, kali ini yang ia perlihatkan adalah edisi karakter “segala umur,” bebas dari kata-kata yang tak boleh didengar penonton di bawah umur.

Meski kembali muncul dengan identitas serupa, tak bisa dipungkiri ciri khas Ryan Reynolds inilah yang ditunggu banyak penggemarnya. Tak jadi masalah. Toh gaya akting seperti ini pas saja dengan peran Cal yang agak sinis.

5 dari 5 halaman

Pesan yang Beresonansi untuk Penonton Dewasa

Dari segi cerita, IF: Imaginary Friends sebenarnya akan lebih beresonansi kepada para penonton dewasa—yang mungkin sudah melupakan mimpi dan kenaifan masa kecil mereka. Pesan yang dibawa cukup kuat, yakni jangan kehilangan siapa diri kita di masa lampau—yang penuh dengan harapan dan keyakinan—terutama kepada diri sendiri.

Lantas, bagaimana dengan penonton cilik?

Beberapa bagian dalam IF: Imaginary Friends mungkin terasa serius—terutama percakapan emosional Bea dengan sang ayah. Namun bukan berarti film ini menjadi sulit dicerna penonton cilik. Lagi-lagi, kelakuan aneh bin ajaib para IF bakal menjadi hiburan bagi si kecil.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.