Sukses

Saksikan FTV Ramadan Episode Tertutupnya Hati Tetangga Dzolim, Jumat 15 Maret 2024 Pukul 04:30 WIB di SCTV, Simak Sinopsisnya

Saksikan FTV Ramadan Episode Tertutupnya Hati Tetangga Dzolim di SCTV.

Liputan6.com, Jakarta - Mitha (35 th) dikenal sebagai janda cantik pemilik tanah yang kaya raya. Tanahnya tersebar di mana-mana, begitu juga dengan rumah kontrakannya. Suatu ketika, Mitha tertarik hendak membeli rumah mewah yang kebetulan mau dijual karena sedang butuh uang banyak akibat terlilit utang.

Selain karena rumahnya yang mewah, Mitha tertarik membeli rumah itu karena pekarangannya yang sangat luas. Namun, melihat pemilik rumah yang sedang butuh duit, Mitha menawarnya dengan harga yang sangat rendah. Penjual minta harga 800 juta, tapi Mitha malah menawarnya jadi rp 200 juta, penjual minta Mitha jangan sesadis itu, tapi Mitha cuek dan bilang, kan kamu yang butuh yang, terima atau nggak! Mitha lalu pergi, sementara penjual cuma bisa terpaku diam.

Saat sedang jalan pulang, tiba-tiba muncul angin kencang sampai menjatuhkan barang-barang Mitha. Mitha mengumpat kesal dan beresin barangnya, saat itulah seorang sosok misterius ikut membantunya. Dengan bijaksana, sosok misterius itu melarang Mitha berbuat dzolim terhadap orang lain.

Kalau memang sedang butuh, jangan dimanfaatin dengan kasih harga rendah. Mitha marah karena ada orang asing yang ikut campur urusannya. Dia berhak menawar sesuka dia, kalau tidak mau ya sudah, dia tidak jadi beli.

Pemilik rumah yang butuh uang banget mendatangi Mitha dan memohon Mitha untuk tetap membeli rumahnya. Asal harganya dinaikkan, jangan 200 juta. Tapi Mitha tetap menawar rendah. Karena tidak ada pilihan lain, pemilik rumah rela melepas rumahnya ke tangan Mitha dengan harga yang sangat murah.

Sebelum rumah itu ditempati Mitha, si pemiliknya sempat menyisakan beberapa meter tanahnya untuk dibuat jalan setapak, karena di belakang rumahnya ada rumah seorang janda tua yang hidup sebatang kara, namanya nenek isah (70 th). Biasanya Nek Islah lewat situ supaya lebih mudah keluar ke jalan raya jika hendak bekerja jadi buruh di kebun orang atau menjajakan kue dagangannya berkeliling kampung.

Namun, setelah rumah mewah itu menjadi hak milik Mitha, jalan setapak itu ditutup total. Beberapa warga, termasuk Nek Islah kemudian mendatangi Mitha dengan maksud minta izin supaya jalan itu dibuka kembali. Soalnya jalan itulah satu-satunya akses dia yang paling dekat menuju jalan raya.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pilihan untuk Nek Islah

Bukannya direspons dengan baik, Nek Islah justru dimaki-maki karena dianggap ngatur-ngatur Mitha. Padahal dia yang punya tanah. Kata Mitha, tanah itu milik dia, mau ditutup atau dibuka terserah dia, tidak ada urusan dengan Nek Islah.

Lagipula suruh siapa tinggal di belakang tanah orang. Makanya beli tanah buat lewat, jangan berharap orang lain menghibahkan tanahnya. Karena Nek Islah terus memohon-mohon, Mitha akhirnya kasih pilihan. Jalan itu tetap dipalang, kalau Nek Islah mau lewat, harus bayar. Kalau tidak mau bayar, portalnya tidak akan dibuka.

Nek isah sedih, dia pasrah karena memang tanah itu bukan haknya. Dia tidak berhak buat minta dibukakan jalan dan melewati tanah itu. Akibatnya, Nek Islah terpaksa bayar sejumlah uang supaya bisa lewat ke jalan raya.

Mitha yang sedang bahagia karna berhasil mendapat tambahan uang, hendak pergi membeli perhiasan, ditengah jalan yang sepi, tiba tiba sebatang pohon nyaris jatuh menimpa Mitha, Mitha teriak shock, saat itu sosok misterius kembali muncul menolong Mitha.

Mitha kaget, disini sosok misterius minta Mitha untuk membuka portal dan tidak menyulitkan tetangganya. Mitha sebal, dia berhak kan lakuin apa aja? Lagian kenapa kamu harus rusuh sih! Kenal juga nggak, Mitha pergi dengan wajah bete. Sosok misterius cuma bisa diam menatap Mitha.

Putri (12 th), anak Mitha yang cantik dan baik, dari awal sebetulnya kurang setuju ibunya beli rumah lagi. Toh mereka sudah punya rumah lain yang juga tidak kalah bagusnya. Rumah kontrakan juga banyak.

Namun Mitha bergeming dan bilang bahwa tanah dan rumah adalah investasi terbaik, suatu saat kalau dijual lagi harganya pasti bakal naik berkali-kali lipat. Putri juga sempat tidak setuju jika jalan setapak yang menuju rumah Nek Islah ditutup. Bagaimana kisah selanjutnya?

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini