Sukses

6 Karya Terbaik Pongki Barata The Dance Company, Ultah ke-43 Pada 16 November 2020

Senin (16/11/2020) menandai bertambahnya usia salah satu personel The Dance Company sekaligus penulis lagu Pongki Barata.

Liputan6.com, Jakarta - Senin (16/11/2020) menandai bertambahnya usia salah satu personel The Dance Company sekaligus penulis lagu andal Pongki Barata. Mantan vokalis Jikustik ini kini berusia 43 tahun.

Pongki Barata mulai dikenal saat menjadi frontman Jikustik, yang menyapa pencinta musik Indonesia dengan album Seribu Tahun, 20 tahun silam. Sejak itu ia kerap menulis lagu buat penyanyi lain.

Merayakan ulang tahun Pongki Barata, laporan khas Showbiz Liputan6.com menghimpun 6 karya terbaik sang musisi. Dari yang dibawakan Jikustik sampai diva negeri jiran Malaysia. Simaklah.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 7 halaman

1. Setia (2001)

Album Seribu Tahun yang melahirkan hit “Maaf” dan “Saat Kau Tak Di Sini” dirilis ulang dengan penambahan lagu baru “Setia.” Dengan aransemen simpel dominan piano, “Setia” sukses membius banyak hati yang gagal move on.

Gara-gara “Setia” album Seribu Tahun repackage konon terjual 500 ribu kopi lebih. Album kemas ulang alias repackage dengan penambahan satu atau dua single baru kemudian tren di eranya.

 

3 dari 7 halaman

2. Menangis Semalam (2002)

Pendatang baru itu bernama Audy. Ia merilis album 18 dengan single “Bila Saja” yang disambut lumayan hangat. Namun senjata terbaik album ini adalah “Menangis Semalam” karya Pongki Barata yang diaransemen Andi Rianto.

Mengisahkan pedihnya dikhianati, Audy dalam lagu ini seolah tak sedang bernyanyi melainkan curhat sesuai rangkaian melodi. “Tahukah kamu semalam tadi aku menangis, mengingatmu, mengenangmu,” cerita Audy. Delapan belas tahun kemudian, belum ada lagu Audy yang sebesar tembang ini.

 

4 dari 7 halaman

3. Seperti Yang Kau Minta (2002)

Pada 2002, Chrisye membuat keputusan besar dengan mengintepretasi sejumlah hit yang mewakili tiap dekade dari 1940-an. Erwin Gutawa ditunjuk sebagai penata musiknya. Pongki Barata diminta menulis lagu yang mampu mewakili dekade 2000-an.

Jadilah “Seperti Yang Kau Minta,” balada menyayat yang dilantun dalam khusuk oleh Sang Legenda. Lagu ini menajamkan ciri khas Pongki dalam menulis lagu cinta tanpa kata cinta.

 

5 dari 7 halaman

4. Aku Bukan Pilihan (2003)

Biasanya perempuan yang meminta kepastian hubungan dari pacar. Kali ini Pongki Barata membalik keadaan dengan menulis kisah laki-laki yang menuntut kepastian tanpa terkesan menye-menye.

Iwan Fals membawakan “Aku Bukan Pilihan” tanpa kehilangan wibawa sebagai laki-laki. Itu tergambar jelas saat berkata, “Tinggalkan saja diriku yang tak mungkin menunggu. Jangan pernah memilih, aku bukan pilihan.”

 

 

6 dari 7 halaman

5. Seindah Biasa (2004)

Kepiawaian Pongki Barata meracik melodi dan lirik sampai ke telingan Siti Nurhaliza. Pada 2004, sang diva merilis album Prasasti Seni dengan lagu unggulan “Seindah Biasa” ciptaan Pongki Barata.

Album ini mendapat kritik positif. “Seindah Biasa” disambut pencinta musik Malaysia dan mengukuhkan posisi Siti Nurhaliza di Indonesia. “Seindah Biasa” merefleksikan romantika perjalanan cinta yang mudah terkoneksi dengan awam.

7 dari 7 halaman

6. Tak Pernah Menyesal (2006)

Merayakan 10 tahun pernikahan, Anang dan Krisdayanti merilis album Sepuluh Tahun Pertama dipayungi Warner Music Indonesia. Ada tiga single anyar yang muncul di album ini, yakni “Cinta Bukan Kenangan,” “Selalu Jatuh Cinta,” dan “Tak Pernah Menyesal.”

Kali pertama mendengar liriknya, saya deg-degan. Pasalnya, Pongki Barata bicara perpisahan. “Ku tak kan sesali, pengalaman cinta ini. Wanita terindah pernah jadi milikku,” kata Anang menahan pedih. Tiga tahun kemudian, pasangan ini berpisah. Waduh...

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.