Sukses

Curhat Miyawaki Sakura soal Perbedaan Idola J-Pop dan K-Pop

Miyawaki Sakura sempat menangis karena khawatir tak kuat menghadapi pelatihan keras ala idol K-Pop. Tapi, kini ia sudah terbiasa.

Liputan6.com, Tokyo - Bicara soal karier di dunia hiburan, Miyawaki Sakura bisa dibilang punya pengalaman yang lebih berwarna ketimbang banyak idol lain. Ini karena ia meniti karier di dua industri yang berbeda, sebagai idol J-Pop dan K-Pop. 

Ia bergabung dalam HKT48 pada 2011 dan juga aktif dalam AKB48. Kini ia beraktivitas sebagai anggota girlgroup K-Pop Iz*One. 

Meski sama-sama bertajuk idol alias idola, Miyawaki Sakura mengatakan ada perbedaan yang besar antara industri di dua negara ini. Dilansir dari Allkpop, Selasa (20/10/2020), hal ini ia ungkapkan dalam sebuah wawancara bersama Oricon News edisi bulan ini. 

Salah satu yang disoroti Miyawaki Sakura, adalah budaya idola di kedua negara dalam menjawab pertanyaan yang diajukan kepada mereka. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Lebih Blak-blakan

"Di Jepang, banyak orang yang menahan diri untuk mengekspresikan opini mereka sejujurnya. Tapi di Korea, orang-orangnya lebih langsung dan blak-blakan. Mereka mengungkap opini secara tegas dan berkata, 'Tidak' atau 'Aku tak suka', dan ini mengagetkanku," tuturnya.

Misalnya saja, kata Sakura, adalah jawaban atas pertanyaan klise ingin dilahirkan kembali sebagai apa atau siapa.  

3 dari 5 halaman

Menginspirasi

"Ada yang menjawab, "Diriku sendiri", dan aku sangat kaget. Aku pernah mendapat pertanyaan yang sama saat berpromosi di Jepang, tapi aku tak pernah mendengar orang menjawab seperti itu. Dan mendengat seseorang berkata bahwa mereka menyukai diri sendiri apa adanya, sungguh sangat menginspirasi. Ini benar-benar sebuah pembelajaran yang baik," kata wanita 22 tahun tersebut. 

 

4 dari 5 halaman

Pelatihan Keras

Hal lain yang ia rasakan sangat berbeda, adalah sistem pelatihan di Korea Selatan yang sangat keras dan ketat. Sementara itu, banyak Idol Jepang yang memang debut dengan pelatihan yang minim.

Pelantun "Violeta" tersebut mengaku sempat gelagapan saat menjalani latihan ala idol Korea. 

"Aku sudah jadi idola selama tujuh tahun, jadi mengapa aku tak bisa apa-apa? Aku terus berpikir seperti itu. Sebelum debut (Iz*One), kami berlatih 10 jam sehari, dan aku tak pernah berlatih selama itu jadi butuh penyesuaian yang cukup panjang untukku," tuturnya. 

Meski dulu sempat menangis karena khawatir tak kuat menghadapi suasana baru tersebut, kini ia telah terbiasa menjalani pelatihan keras ala idol K-Pop.

5 dari 5 halaman

Sama Saja

 

"Di Korea, perlu menampilkan citra sempurna sejak baru debut. Konser juga menampilkan performa berkualitas tinggi, seperti menonton pertunjukan yang sangat berkualitas. Di Jepang, idola tampil dengan pengalaman sedikit, jadi penggemar menyemangati mereka dari jarak yang lebih nyaman. Penggemar bisa melihat idola mereka tumbuh dan belajar, dan penggemar juga bisa menyaksikan konser seperti melihat anak mereka tumbuh," tuturnya. 

Meski memiliki perbedaan, Sakura merasa perhatian penggemar untuk para idola sebenarnya tak jauh berbeda. 

"Aku suka kedua industri ini sebagaimana adanya. Di Korea juga penggemar berkata, 'Nyanyiannya makin bagus' atau 'Tariannya makin baik', jadi aku merasa semua penggemar serupa saat menyemangati pertumbuhan idola mereka," tuturnya. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.