Sukses

Hobbs and Shaw: Baku Hantam Plus Tembak-tembakan, Habis Perkara

Hobbs and Shaw yang ditempatkan sebagai penutup parade film musim panas, menyajikan aksi bombastis.

Liputan6.com, Jakarta Tanpa kehadiran Paul Walker yang meninggal dunia pada 30 November 2013, Fate and Furious alias jilid kedelapan Fast and Furious masih sanggup membukukan laba kotor 1,2 miliar dolar AS atau sekitar 17,23 triliun rupiah.

Paul Walker mangkat, porsi Jason Statham kian dominan. Hobbs and Shaw menjadi semacam penghormatan bagi Jason. Ia berkontrobusi menjaga marwah waralaba Fast and Furious. Hobbs and Shaw merupakan spin-off pertama. 

 

Dibiayai 200 juta dolar AS (2,8 triliun rupiah) layaknya film pahlawan super komik Marvel, Hobbs and Shaw diharapkan mengeruk untung lebih. Hobbs and Shaw adalah proyek yang tidak main-main.

Para petinggi Universal Pictures kabarnya menyetujui penggelontoran dana 160 juta dolar AS (2,24 triliun rupiah) untuk memasarkan film ini ke penjuru dunia.

Hasilnya sesuai harapan. Pada akhir pekan pertama penayangan, Hobbs and Shaw meraup 180,8 juta dolar AS (2,53 triliun rupiah). Artinya, langkah menuju break event point alias balik modal tidaklah sulit. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Ian dan Luke

Mudahnya mengembalikan modal pertanda Fast and Furious memiliki penggemar garis keras, termasuk di Indonesia. Hobbs and Shaw sendiri diproduksi setelah sejumlah produser menilai ada chemistry yang kuat antara Ian Shaw (Jason Statham) dan Luke Hobbs (Dwayne Johnson) di dua jilid terkini Fast and Furious.

Meski sempat ditentang sejumlah pemain, toh proyek spin-off Hobbs and Shaw tetap jalan. Skenario digodok hingga proyek Hobbs and Shaw resmi diumumkan pada Oktober 2017. David Leitch teken kontrak sebagai sutradara pada April 2018.

Hobbs and Shaw mengisahkan pertemuan Luke Hobbs dengan mantan koleganya, Agen Locke (Ryan Reynolds) di sebuah rumah makan. Locke mengabari proyek Snowflake yang dirintis Profesor Andreiko (Eddie Marsan) yang mewujud pada virus C-17. Virus ini mampu melumerkan organ dalam manusia. Jika jatuh ke tangan yang salah, C-17 berdampak pada kiamat dunia. Masalahnya, C-17 dicuri perempuan bernama Hattie (Vanessa Kirby). Luke diminta mengusut kasus ini. 

Locke punya kolega yang berbasis di London, Inggris. Sang kolega merekrut Ian Shaw untuk mendampingi Luke mengusut skandal C-17. Dijodohkan dengan rival membuat misi Luke dan Ian Shaw diwarnai sejumlah pertengkaran.

Di sisi lain, Ian berupaya memperbaiki hubungan dengan ibunya (Helen) yang kini dipenjara. Ian dan Luke mau tak mau bersatu. Selain demi menyelamatkan dunia, ada pihak ketiga yang menginginkan C-17 yakni Brixton (Idris Elba). Brixton dijuluki Superman Berkulit Hitam.

3 dari 5 halaman

Nuansa Baru

Hobbs and Shaw sebagai sempalan membutuhkan karakter sendiri. Karakter yang mestinya beda dari Fast and Furious namun tak boleh 100 persen tercerabut dari induknya. Agar punya karakter sendiri, naskah Hobbs and Shaw dibuat dengan pendekatan ala pahlawan super. Misinya bukan merampok, napasnya bukan aksi kriminal.

Hobbs and Shaw adalah kisah dua pahlawan dengan misi tak ubahnya Batman atau Iron Man, yakni menyelamatkan dunia. Di sini, mereka seolah tak butuh uang. Kemanusiaan melampaui jutaan dolar yang biasanya mereka incar.

Namun menjadikan Hobbs and Shaw murni pahlawan super juga bukan pilihan bijak. Harus ada elemen-elemen dasar agar audiens ingat film ini dipayungi Fast and Furious, waralaba yang tak pernah tekor itu.

Maka sebelum minta bantuan perampok profesional asal Rusia, Madame M (Eiza Gonzales), Luke Hobbs mampir ke markas Ian Shaw. Di sana, ada belasan mobil mewah dengan beragam fitur. Plus sebuah ruang rahasia berisi koleksi senjata. Momen ini Fast and Furious banget.

 

4 dari 5 halaman

Napas Fast and Furious

Napas Fast and Furious sebenarnya sudah terasa di menit awal ketika putri Hobbs, Sam (Eliana Sua) memperlihatkan foto Luke dengan seseorang.

Orang ini menjadi mata rantai penghubung tokoh utama dengan masa lalunya. Sekeras dan segila apa pun aksi Luke Hobbs dan Ian Shaw, penonton diajak pulang ke rumah. Ya, keluarga. Anda tentu masih ingat, kan Fate and Furious yang diawali dengan bulan madu ke sekian pasangan suami istri lalu diakhiri dengan berkumpulnya sebuah keluarga besar. 

Itulah jati diri Fast and Furious yang menebalkan karakter film pabrikan Hollywood. Hobbs and Shaw yang ditempatkan sebagai penutup parade film musim panas, menyajikan aksi bombastis.

Menu utama film ini tembak-tembakan dan baku hantam. Agar tidak bak-bik-buk dan dar-der-dor melulu, beberapa pilar dibangun. Pertama, pilar keluarga (tentunya). Jati diri Ian Shaw yang numpang lewat di dua jilid terakhir Fast and Furious dibuat lebih detail. Termasuk permainan favorit Ian cilik dengan saudara kandungnya. Permainan ini punya dampak terhadap konflik film secara keseluruhan.

 

5 dari 5 halaman

Tontonan Ringan

Pilar kedua, chemistry dua tokoh utama. Mayoritas berisi silang pendapat, obrolan jorok, dan saling rundung. Saling ejek ini sebenarnya bisa dipersingkat, namun dibiarkan berlarut-larut oleh David Leitch. Entah di pesawat, di ruang investigasi, bahkan di markas musuh.

Penting enggak penting sih sebenarnya. Demi memuaskan penonton, humor receh seputar fisik hingga (maaf) selangkangan tampaknya perlu diobral.

Soal chemistry, Dwayne dan Jason tak perlu disangsikan. Soal aksi, payung Fast and Furious siap menggaransi. Jujur, kita tak bisa berharap banyak dari aspek akting maupun naskah karena bagaimana pun, Fast and Furious berikut sempalannya telah mengambil posisi yang jelas sebagai penghibur tanpa harus membuat pikiran penonton kusut.

Kalaupun sudah kebanting dan jatuh berkali-kali kita tak melihat luka di tubuh tokoh utama, ya sudahlah. Nikmati saja bak-bik-buk, dar-der-dor, keluar bioskop dengan hati gembira, habis perkara.

 

 Pemain: Dwayne Johnson, Jason Statham, Idris Elba, Vanessa Kirby, Eiza Gonzales, Helen Mirren, Eddie Marsan

Produser: Chris Morgan, Hiram Garcia, Jason Statham, Dwayne Johnson

Sutradara: David Leitch

Penulis: Drew Pearce, Chris Morgan

Produksi: Universal Pictures

Durasi: 135 menit

 

(Wayan Diananto)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.