Sukses

MIND ID Kuasai 34% Saham Vale Indonesia, Bagaimana Prospeknya?

MIND ID akan memegang 34 persen saham yang diterbitkan PT Vale, menjadikannya pemegang saham terbesar dalam perusahaan tersebut.

Liputan6.com, Jakarta - PT Mineral Industri Indonesia (MIND ID) resmi menguasai 34 persen saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO). Pada Senin, 26 Februari 2024, Vale Canada Limited (VCL) telah menandatangani perjanjian definitif dengan MIND ID dan Sumitomo Metal Mining Co Ltd (SMM) mengenai kewajiban pelepasan saham PT Vale Indonesia Tbk.

Dalam perjanjian tersebut, Vale Canada Limited dan Sumitomo Metal Mining akan melepas 14 persen kepemilikan saham gabungan secara pro rata di PT Vale kepada MIND ID. Usai transaksi, MIND ID akan memegang 34 persen saham yang diterbitkan PT Vale, menjadikannya pemegang saham terbesar dalam perusahaan tersebut.

Vale Canada Limited dan Sumitomo Metal Mining masing-masing akan memegang 33,9 persen dan 11,5 persen. Analis melihat transaksi ini menjadi sentimen positif untuk INCO.

Analis Kiwoom Sekuritas, Miftahul Khaer menilai masuknya Vale Indonesia dalam ekosistem MIND.ID akan menuju elaborasi bisnis serta cakupan dari bisnis Vale akan semakin luas ke depan.

"Dengan nantinya status MIND ID sebagai major shareholders INCO yang baru, akan berpotensi untuk membuat hilirisasi bijih nikel dari cadangan yang saat ini sudah dipetakan INCO," kata Khaer kepada Liputan6.com, Senin (26/2/2024).

Untuk diketahui, capaian produksi nickel in matte INCO sudah mencapai  70.728 ton pada 2023. Volume itu meningkat dibandingkan dengan periode 2021-2022. Adapun, produksi itu naik 18 persen dari torehan sepanjang 2022 sebanyak 60.090 ton.

"Speculative buy dengan memperhatikan sejumlah level, yakni support berada di Rp 3.610, dan resistance di area Rp 4.320," imbuh Khaer.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Sisi Fundamental INCO

Dihubungi secara terpisah, Pengamat Pasar Modal yang juga founder Traderindo.com, Wahyu Laksono menilai dari sisi fundamental INCO masih menarik untuk jangka panjang.

Namun, divestasi yang baru saja disepakati dengan MIND ID, di sisi lain juga bisa menjadi sentimen negatif untuk pergerakan saham INCO.

"Tren INCO memang masih belum rebound. Apalagi divestasi saham yang akan ditransaksikan antara Vale dan MIND ID mencapai sekitar 14 persen dengan harga sekitar Rp 3.000 per saham atau berada di bawah harga reguler saat ini. Sehingga arah 3.000 bisa jadi sentimen negatif yang membuat spekulasi untuk mengejar harga 3.000 tersebut (saat ini sekitar 3.850)," beber Wahyu.

Selain itu, harga nikel yang masih belum meyakinkan juga jadi sentimen negatif INCO. Namun, sekali lagi Wakyu menggaris bawahi saham ini masih potensial untuk jangka panjang.

Meski begitu, divestasi di lain sisi dinlai bagus untuk Indonesia karena memiliki suara yang lebih dominan di jajaran manajemen.

"Pemerintah melalui MIND ID akan memiliki voting power yang lebih besar dibanding pemegang saham lainnya, yakni dalam bentuk besaran jumlah kursi komisaris di Vale," kata Wahyu.

 

3 dari 4 halaman

Sentimen Positif Lainnya

Sentimen positif lainnya, yakni terkait pilpres yang kemungkinan besar akan dimenangkan oleh pasangan calon (paslon) nomor urut 02, Prabowo-Gibran. Paslon ini dinilai memiliki misi senada dengan Jokowi untuk melanjutkan hilirisasi.

"Seiring pilpres yang sejalan dengan arah Jokowi, proyek hilirisasi nikel Vale Indonesia akan terus jalan. Di mana MIND ID menjadi pemegang saham mayoritas, usai proses divestasi. Selain itu, rencana pembangunan smelter tentunya akan terus berlanjut. Walaupun harga sedang terkoreksi, kinerja masih cukup bagus," kata Wahyu.

PT Vale Indonesia Tbk mencatatkan pertumbuhan pendapatan dan laba bersih sepanjang 2023. Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, INCO membukukan pendapatan USD 1,23 miliar atau setara Rp 19,23 triliun. Perolehan ini naik 4,48 persen dibandingkan capaian 2022 yoy sebesar USD 1,17 miliar.

"INCO masih bearish jangka pendek, namun sangat oversold," kata Wahyu.

Wahyu merinci area support untuk saham INCO saat ini pada posisi 3.800, 3.400, 3.200, dan 2.700.

Strong support pada 2.500-1.300.

Resistance pada 4.000, 4.500, 5.000, 5.500, 6.000

Strong resistance pada 6.600-8.800.

Strategi buy on weakness untuk short term atau jangka pendek di dekat atau di bawah 3.800. Medium term atau jangka menengah di dekat atau di bawah 3.400. Target pada 4.000-4.500-5.000 untuk jangka menengah atau medium term, bisa sell on strength di dekat atau di atas 6.000.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

4 dari 4 halaman

Gerak Harga Saham INCO

Harga saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO) tersungkur pada perdagangan Senin (26/2/2024). Koreksi saham INCO terjadi di tengah penyelesaian divestasi saham INCO.

Mengutip data RTI, saham INCO merosot 3,04 persen ke posisi Rp 3.830 per saham pada Senin, 26 Februari 2024. Harga saham INCO dibuka naik 40 poin ke posisi Rp 3.990 per saham. Saham INCO berada di level tertinggi Rp 3.990 dan terendah Rp 3.820 per saham. Total frekuensi perdagangan 5.126 kali dengan volume perdagangan 147.427 saham. Nilai transaksi saham INCO senilai Rp 57,1 miliar.

Koreksi saham INCO terjadi di tengah laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang melemah tipis. IHSG turun terbatas 0,15 persen ke posisi 7.283,82. IHSG dibuka stagnan di posisi 7.295,09.

IHSG berada di level tertinggi 7.295,44 dan terendah 7.252,28. Sebanyak 309 saham merosot sehingga bebani IHSG. 230 saham menguat dan 238 saham diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan 1.327.281 kali dengan volume perdagangan saham 17,5 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 8,7 triliun.

Secara year to date (ytd), saham INCO turun 11,14 persen.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini