Sukses

Transaksi Saham BYAN Sentuh Rp 3,2 Triliun di Pasar Negosiasi

Saham PT Bayan Resources Tbk (BYAN) melemah 8,86 persen ke posisi Rp 18.000 per saham dengan transaksi signifikan di pasar negosiasi pada Jumat, 16 Februari 2024.

Liputan6.com, Jakarta - Transaksi saham PT Bayan Resources Tbk (BYAN) melonjak signifian di pasar negosiasi pada perdagangan Jumat (16/2/2024).

Berdasarkan data RTI, transaksi saham BYAN tembus Rp 3,2 triliun di pasar negosiasi. Saham BYAN melemah 8,86 persen ke posisi Rp 18.000 per saham dengan volume perdagangan 1.800.000 saham. Adapun transaksi saham BYAN hanya satu kali di pasar negosiasi dengan harga tertinggi dan terendah Rp 18.000 per saham.

Di pasar regular, saham BYAN melemah 0,51 persen ke posisi Rp 19.600 per saham. Saham BYAN dibuka turun 150 poin ke posisi Rp 19.550 per saham. Saham Bayan Resourcesberada di level tertinggi Rp 19.625 dan terendah Rp 19.550 per saham. Total frekuensi perdagangan 24 kali dengan volume perdagangan 1.800.088 saham. Nilai transaksi Rp 3,2 triliun.

Sementara itu, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 0,45 persen ke posisi 7.335 pada perdagangan Jumat, 16 Februari 2024 pukul 14.30 WIB.

Jelang akhir pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 7.370,57 dan terendah 7.326,27. Sebanyak 187 saham menguat dan 322 saham melemah. 243 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 871.791 kali dengan volume perdagangan 12,3 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 10,8 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.601.

Penguatan IHSG terjadi di tengah mayoritas sektor saham yang tertekan kecuali sektor saham energi naik 0,20 persen, sektor saham basic mendaki 0,01 persen dan sektor saham kesehatan melonjak 0,91 persen.

Sementara itu, sektor saham basic susut 0,01 persen, sektor saham industri tergelincir 0,23 persen, sektor saham nonsiklikal susut 0,57 persen, dan sektor saham siklikal terpangkas 1,19 persen.

Selain itu, sektor saham keuangan turun 0,19 persen, sektor saham properti melemah 1,21 persen, sektor saham teknologi terpangkas 1,31 persen, sektor saham infrastruktur tergelincir 0,30 persen dan sektor saham transportasi melemah 0,70 persen.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Low Tuck Kwong Menadah Cuan dari Dividen Bayan Resources Setara Rp 4,75 Triliun

Sebelumnya diberitakan, emiten batu bara milik Low Tuck Kwong, PT Bayan Resources Tbk (BYAN) telah mengumumkan rencana pembagian dividen interim untuk periode tahun buku 2023. 

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), dikutip Jumat (812/2023), Bayan Resources akan membagikan dividen interim sebesar USD 500 juta atau setara dengan USD 0,015 per saham. Pembagian dividen tersebut sesuai dengan keputusan direksi yang telah disetujui dewan komisaris pada 5 Desember 2023. 

Sementara itu, Low Tuck Kwong memiliki 20,35 miliar lembar saham BYAN atau setara 61,05 persen. Alhasil, ia menadah cuan dari dividen BYAN sebesar USD  305,28 juta atau setara dengan Rp 4,75 triliun (asumsi kurs Rp 15.567 per dolar AS). 

Di samping itu, hingga 30 September 2023, laba bersih yang didapat diatribusikan kepada entitas induk sebanyak USD 910,50 juta, saldo laba ditahan yang tidak dibatasi penggunaannya USD 1,92 miliar serta total ekuitas senilai USD 2,16 miliar. 

Berikut ini merupakan jadwal pembagian dividen interim BYAN:

  • Cum dividen di pasar reguler dan negosiasi: 15 Desember 2023
  • Ex dividen di pasar reguler dan negosiasi: 18 Desember 2023
  • Cum dividen di pasar tunai: 19 Desember 2023
  • Ex dividen di pasar tunai: 20 Desember 2023
  • Recording date: 19 Desember 2023
  • Pembayaran dividen: 5 Januari 2024 

Pada penutupan perdagangan saham Jumat, 8 Desember 2023, saham BYAN stagnan di posisi Rp 19.000 per saham. Saham BYAN berada di level tertinggi Rp 19.000 dan terendah Rp 18.800 per saham. Total frekuensi perdagangan 102 kali dengan volume perdagangan 390 saham. Nilai transaksi Rp 738,1 juta.

 

3 dari 4 halaman

Kinerja Kuartal III 2023

Sebelumnya diberitakan, PT Bayan Resources Tbk (BYAN), mengalami penurunan pendapatan sebesar 17,66 persen year on year (YoY) menjadi USD 2,75 miliar hingga akhir kuartal III 2023. Pada periode yang sama tahun sebelumnya, BYAN meraup pendapatan senilai USD 3,34 miliar.

Pendapatan BYAN per kuartal III 2023 didominasi oleh segmen ekspor dengan nilai mencapai USD 2,43 miliar. Adapun pendapatan BYAN dari segmen domestik tercatat sebesar USD 317 juta.

BYAN mencatatkan beban pokok pendapatan sebanyak USD 1,43 miliar per kuartal III 2023, atau meningkat 37,5 persen YoY dibandingkan beban pokok pendapatan perusahaan per kuartal III 2022 senilai USD 1,04 miliar.

Beban penjualan BYAN juga bertambah 21,79 persen menjadi USD 59,52 juta per kuartal III 2023, dari sebelumnya USD 48,87 juta per kuartal III 2022. 

Hingga akhir kuartal III 2023, emiten milik konglomerat Low Tuck Kwong ini membukukan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebanyak USD 910,50 juta. Hasil ini menyusut 40,83 persen dibandingkan realisasi periode yang sama tahun sebelumnya yakni sebesar USD 1,62 miliar.

Total aset BYAN hingga kuartal III 2023 berjumlah USD 2,83 miliar. Aset ini terbagi atas liabilitas sebesar USD 664,63 juta dan ekuitas senilai USD 2,16 miliar.

 

4 dari 4 halaman

Bayan Resources Dapat Perpanjangan Pinjaman dari Bank Permata Senilai Rp 3,56 Triliun

Sebelumnya diberitakan, PT Bayan Resources Tbk (BYAN) mendapatkan perpanjangan jangka waktu dan peningkatan fasilitas perbankan dari PT Bank Permata Tbk (BNLI) pada 4 November  2023.

Direktur Utama Bayan Resources Low Tuck menuturkan, pihaknya telah menandatangani perubahan terhadap perjanjian pemberian fasilitas perbankan dengan Bank Permata sebagai pemberi fasilitas yang telah ditandatangani sebelumnya pada 22 Desember 2020. 

Perpanjangan jangka waktu Fasilitas Omnibus Revolving Loan (RL)/GB/SBLC dan Fasilitas FX Line dari yang sebelumnya akan berakhir pada 20 Desember 2023 menjadi berakhir pada 20 Desember 2026. 

Adapun peningkatan jumlah Fasilitas Omnibus Revoving Loan (RL)/BG/SBLC dari USD 130 juta menjadi USD 230 juta yang terdiri dari USD 200 juta untuk Fasilitas RL dan USD 30 juta untuk Fasilitas BG/SBLC. Artinya, fasilitas pinjaman ini menjadi sekitar Rp 3,56 triliun (dengan asumsi kurs Rp 15.501 per dolar AS). 

Modal Kerja

Dia bilang, fasilitas perbankan tersebut digunakan untuk pembiayaan modal kerja dan mendukung kebutuhan jaminan bank, transaksi valas (Spot dan Forward, Mata Uang Utama) Perseroan dan para anak perusahaannya.

"Kegiatan operasional Perseroan dan anak usahanya terjamin kelancarannya dengan adanya fasilitas perbankan tersebut yang sewaktu-waktu dapat digunakan oleh Perseroan dan anak usahanya," kata Low Tuck Kwong dalam keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Rabu (6/12/2023). 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini