Sukses

Saham Boeing Anjlok 8% Usai Insiden Alaska Airlines

Saham Boeing terbenam usai insiden Alaska Airlines pada pekan lalu ditambah regulator AS meminta Boeing hentikan pesawat Boeing 737 Max 9.

Liputan6.com, Jakarta - Saham Boeing anjlok 8 persen pada perdagangan Senin, 8 Januari 2024 seiring investor mencermati berita dari the Federal Aviation Administration (FAA) yang memerintahkan maskapai untuk hentikan operasional lusinan pesawat Boeing 737 Max 9 untuk pemeriksaan mendesak.

Dikutip dari CNBC, FAA mengeluarkan perintah tersebut pada Sabtu, 6 Januari 2024 setelah penutup pintu lepas di tengah-tengah penerbangan Alaska Airlines pada Jumat, 5 Januari 2024, saat pesawat yang hampir baru itu terbang di ketinggian sekitar 16.000 kaki.

Saham Boeing sempat pulih setelah mengeluarkan inspeksi 737 Max 9 kepada maskapai, sebuah langkah penting untuk melanjutkan penerbangan. Saham Boeing turun sekitar 8,03 persen menjadi USD 229 dengan kapitalisasi pasar USD 138,54 miliar. Saham Boeing  berada di level tertinggi USD 233,85 dan terendah 225,79.

Saham Alaska Air ditutup mendatar. Selain itu, saham AeroSystems turun 11 persen. Insiden itu kembali membuat Boeing menjadi sorotan.

CEO Boeing Dave Calhoun berusaha meyakinkan investor kalau Boeing kembali ke kondisi lebih baik setelah serangkaian masalah termasuk dua kecelakaan yang menewaskan 346 orang, kekacauan rantai pasokan akibat pandemi COVID-19 dan serangkaian kualitas yang bermasalah.

Penghentian penerbangan skala besar yang dilakukan oleh otoritas penerbangan jarang terjadi. Akan tetapi, FAA memeriksa Boeing dan 737 Max terlarisnya sejak kecelakaan fatal pada 2018 dan 2019.

Boeing mengatakan, pihaknya setuju dengan keputusan FAA melarang terbang pesawat 737 Max 9 untuk pemeriksaaan. Boeing sedang susun instruksi dengan regulator federal agar maskapai dapat memulai inspeksi.

Insiden pada Jumat lalu terjadi tepat saat Boeing mencoba meningkatkan produksi Max.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

171 Pesawat Terpengaruh

Analis Bank of America Ron Epstein menuturkan, pelanggaran seperti ini membuat orang mempertanyakan pengendalian kualitas jalur pengiriman 737 dan dampak dari tenaga kerja yang tidak berpengalaman terhadap Boeing dan rantai pasokannya. “Pesawat ini masih memiliki bau pesawat baru dan stiker harga di jendelanya,” ujar analis tersebut.

Pada Sabtu, 6 Januari 2024, Boeing menuturkan, sekitar 171 pesawat akan terpengaruh oleh arahan kelaikan udara daruratnya yang berlaku untuk maskapai Amerika Serikat yang beroperasi di wilayah itu. Maskapai Alaska dan United merupakan operator terbesar model 737 max 9 yang lebih dari 200 di antaranya terbang di seluruh dunia,” menurut Cirium.

United Airlines memiliki 79 penerbangan terbanyak dan Alaska 65 penerbangan, sedangkan sisanya tersebar di maskapai lain. Saham United naik lebih dari 2 persen pada perdagangan Senin pekan ini.

3 dari 3 halaman

Tekanan Cukup Besar

Dewan Keselamatan Transportasi Nasional pada akhir pekan menggambarkan beberapa menit yang mengerikan di dalam pesawat Alaska Airlines dimulai dengan ledakan keras dan kekuatan yang sangat dahsyat hingga merobek sandaran kepala dan kursi serta membuka pintu kokpit.

Seorang guru sekolah menemukan panel pesawat yang meledak di halaman belakang rumahnya, demikian di sampaikan NTSB pada Minggu malam.

Gambar yang dibagikan di media sosial menunjukkan ada lubang di bagian samping pesawat dan penumpang memakai masker oksigen. Penerbangan Alaska Airlines 1282 kembali ke Portland, Oregon tak lama setelah berangkat ke Ontario, California.

Direktur Investasi di AJ Bell, Russ Mould menuturkan, insiden pada Jumat pekan lalu yang terbaru dari serangkaian masalah bagi perusahaan. Ia menyarankan maskapai yang memakai pesawat 737 max akan berpikir panjang dan keras tentang kebutuhan pesawat di masa depan.

Saham saingan Boeing di Eropa, Airbus naik 2,5 persen karena investor spekulasi perusahaan itu dapat mengambil pangsa pasar dari perusahaan di Amerika Serikat.

"Tentu saja ada pertanyaan yang diajukan mengenai pemeriksaan kualitas dan apakah Boeing mencoba melakukan terlalu banyak hal dengan terlalu cepat,” ujar Mold.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini