Sukses

Saham Melonjak Menambah Pundi Kekayaan Miliarder Gautam Adani

Keputusan Mahkamah Agung yang memutuskan tidak diperlukan lebih lanjut selain pengawasan yang sedang berlangsung usai tuduhan Hindenburg Research angkat saham milik Gautam Adani.

Liputan6.com, Jakarta - Pendiri Adani Group, Gautam Adani, kembali menjadi orang terkaya di Asia. Menurut data terbaru Bloomberg Billionaires Index, Pendiri sekaligus ketua Grup Adani mendapatkan kembali posisi terdepan di Asia setelah melengserkan chairman Reliance Industries Mukesh Ambani, yang mengambil posisi teratas.

Hal ini setelah Hindenburg Research menuduh Grup Adani melakukan manipulasi saham dan penipuan akuntansi selama beberapa dekade.

Asal tahu saja, laporan Hindenburg Research itu mengikis kepercayaan investor dan menghapus miliaran nilai pasar perusahaan-perusahaan Grup Adani.

Melansir CNBC International, ditulis Selasa (9/1/2024), kemenangan Adani kali ini terjadi hanya beberapa hari setelah Mahkamah Agung India mengumumkan tidak diperlukan penyelidikan lebih lanjut selain pengawasan yang sedang berlangsung oleh regulator pasar Securities and Exchange Board of India (SEBI), yang saat ini menyelidiki konglomerat tersebut menyusul tuduhan yang dibuat oleh Hindenburg Research pada Januari lalu.

Grup Adani memiliki 10 perusahaan publik, termasuk Adani Port yang menguat 2,8 persen pada sesi perdagangan Jumat sore di Asia. Saham perusahaan-perusahaan tersebut perlahan-lahan naik lebih tinggi sejak pengumuman laporan Hindenburg.

Pada Jumat pekan lalu, kekayaan bersih Adani mencapai USD 97,6 miliar dan dia adalah orang terkaya ke-12 di dunia. Sementara kekayaan Ambani mencapai USD 97 miliar dan dia berada di posisi ke-13, menurut Bloomberg Billionaires Index. Kekayaan  Gautam Adani melonjak sebesar USD 13,3 miliar sejak awal tahun, sementara kekayaan Ambani meningkat sebesar USD 665 juta tahun ini.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Harta Orang Terkaya Dunia Gautam Adani Kian Menyusut, Kini Tersisa Rp 609,9 Triliun

Sebelumnya diberitakan, posisi Gautam Adani kian merosot dalam daftar orang terkaya di dunia. Melansir daftar Tha World’s Real-time Billionaire Forbes, Jumat, 24 Februari 2023, Adani termasuk salah satu yang mengalami penurunan kekayaan secara drastis. Kekayaan Gautam Adani saat ini hanya tersisa setengah dari kekayaannya tahun lalu, yakni menjadi USD 40 miliar atau sekitar Rp 609,9 triliun (kurs Rp 15.247,50 per USD).

Dengan kekayaan tersebut, ia harus rela terjun ke posisi 27 dalam daftar orang terkaya di dunia versi Forbes, dari posisinya pada 2022 lalu yang berhasil menempati peringkat ke-11 dengan kekayaan mencapai USD 90 miliar. Bersamaan dengan itu, harga saham grup Adani juga tertekan. Adani Total Gas kehilangan kembali terkoreksi 5 persen pada penutupan Kamis, 23 Februari 2023.

Saham tersebut kini telah kehilangan hampir 80 persen nilainya sejak 25 Januari, sehari setelah Hindenburg Research menerbitkan laporan yang membeberkan adanya upaya manipulasi pasar oleh Adani Group.

Sejak saat itu, mayoritas saham grup Adani  amblas, dengan kerugian maksimum diderita oleh Adani Total Gas. Adani Total Gas juga merupakan perusahaan yang tercatat mengalami pengikisan nilai terbesar secara absolut.

Melansir investing.com, berikut performa saham Adani Group pada perdagangan Kamis, 23 Februari 2023:

  • Adani Enterprises (ADEL), turun 1,58 persen menjadi Rs 1.381 per saham.
  • Adani Total Gas (ADAG), turun 5 persen ke posisi Rs 791,35 per saham
  • Adani Green Energy (ADNA), turun 5 persen ke posisi Rs 512,1 per saham
  • Adani Transmission (ADAI), turun 5 persen ke posisi Rs 749,75 per saham
  • Adani Ports and Special Economic Zone (APSE), naik 0.87 persen ke posisi Rs 551,85 per saham
  • Adani Power (ADAN), turun 4,99 persen ke posisi Rs 154,35 per saham
  • Adani Wilmar (ADAW), turun 4,10 persen ke posisi Rs 374,30 per saham 
3 dari 4 halaman

Kekayaan Gautam Adani Sisa Rp 955,87 Triliun, Tersengat Aksi Jual Saham, Imbas Tuduhan Hindenburg

Sebelumnya, kekayaan konglomerat India, Gautam Adani terpantau terus merosot, menyusul laporan short-seller yang menyebabkan perusahaan tersebut membatalkan rencana penjualan saham publik (initial public offering/IPO).

Melansir daftar Real Time Billionaire Forbes per 2 Februari 2023, kekayaan Adani tercatat turun signifikan hingga USD 10,1 miliar atau 13,61 persen menjadi USD 64,2 miliar atau setara Rp 955,87 triliun (kurs Rp 14.889 per USD). Dengan total kekayaan itu, ia harus rela bergeser ke posisi 17 dalam daftar orang terkaya di dunia. Dalam sepekan terakhir, kekayaan Adani telah susut sekitar USD 51,7 miliar.

Kejatuhan Adani itu menyusul laporan Hindenburg Research pada 24 Januari 2023 yang mengungkapkan adanya upaya penipuan dan manipulasi pasar yang dilakukan oleh perusahaan milik Adani. Namun perusahaan segera membantah tudingan tersebut.

Pada 25 Januari 2023, Adani Group memberi pernyataan yang menyebutkan laporan Hindenburg sebagai informasi yang tidak benar. CFO Adani Group Jugeshinder menilai laporan itu berbahaya karena disebut tidak memiliki dasar akurat.

Jugeshinder menyinggung langkah Hindenburg yang tidak beritikad untuk melakukan konfirmasi terlebih dahulu sebelum menerbitkan laporan. Kekayaan Gautam Adani merosot dari USD 126,4 miliar menjadi USD 120 miliar karena pasar saham India merespons secara negatif meskipun dia tetap menjadi orang terkaya ketiga di dunia saat itu.

Sehari berselang, Kepala Bagian Hukum Adani Group Jatin Jalundhwala mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa perusahaan sedang mengevaluasi ketentuan yang relevan berdasarkan undang-undang AS dan India terkait tindakan perbaikan dan hukuman terhadap hasil riset Hindenburg.

Sayangnya, tidak ada perubahan dalam kekayaan bersih Adani karena pasar India tutup dalam rangka memperingati Hari Republik pada 26 Januari 2023.

 

4 dari 4 halaman

Tren Aksi Jual Saham Pangkas Kekayaan Adani

Pada 27 Januari 2023, saham Adani Group yang tercatat di Bursa terkena aksi jual. Menyebabkan kekayaan bersih Adani kian susut menjadi USD 98,1 miliar, mendepaknya keluar dari lima orang terkaya di dunia. Tren ini terus berlanjut hingga perdagangan 30 Januari 2023.

Buntutnya, kekayaan bersih Adani merosot lagi sebesar USD 8,5 miliar menjadi USD 88,2 miliar. 31 Januari 2023, Adani Group menyelesaikan penawaran saham lanjutan (Follow-On Public Offering/FPO) senilai USD 2,5 miliar, disokong investasi dari investor institusional Timur Tengah dan miliarder India lainnya.

Kekayaan bersih Adani naik tipis menjadi USD 89,1 miliar. Namun sebentar saja, pada 1 Februari 2023 perusahaan-perusahaan terdaftar Adani Group dilanda kekalahan saham besar-besaran lainnya dengan Adani Enterprises andalannya mengakhiri hari dengan koreksi 28,20 persen.

Adani kehilangan gelar orang terkaya di Asia dari rekan senegaranya Mukesh Ambani, dan merosot ke peringkat 15 dalam daftar orang terkaya di dunia dengan perkiraan kekayaan bersih sebesar USD 74,7 miliar.

Pada 2 Februari 2023, dalam sambutan publik pertamanya sejak tuduhan Hindenburg, Adani membahas pembatalan penawaran lanjutan perusahaan andalannya senilai USD 2,5 miliar dengan mengatakan bahwa secara moral tidak benar untuk melanjutkan aksi tersebut di tengah volatilitas pasar.

Pernyataan miliarder itu gagal meredakan pasar yang mendorong Adani turun ke daftar orang terkaya ke-17 versi Forbes dengan perkiraan kekayaan bersih USD 64,2 miliar.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.