Sukses

Meneropong Saham Emiten Tambang Emas pada 2024

Emiten produsen tambang emas akan dibayangi sentimen global pada 2024. Berikut ulasannya.

Liputan6.com, Jakarta - Saham emiten produsen emas dinilai memiliki prospek yang cerah pada masa mendatang. Hal itu disebabkan oleh ketidakpastian global yang membuat emas diproyeksikan bakal semakin berkilau pada 2024. 

Analis NH Korindo Sekuritas Indonesia Axell Ebenhaezer menuturkan, dengan masih banyaknya ketidakpastian global yakni perang Rusia, perang Timur Tengah, relasi China-Amerika, serta pemilihan presiden (pilpres) Amerika, emas diproyeksi terus naik pada 2024 dan mencetak harga all time high baru. 

"Suku bunga the Fed juga diprediksi akan mulai dipangkas tahun depan, jadi ada kemungkinan para investor pasar mulai memindahkan aset mereka keluar dari dolar dan ke aset lain seperti emas. Alhasil emiten emas prospek nya cukup baik pada tahun depan," kata Axell kepada Liputan6.com, Kamis (28/12/2023).

Bagi para investor, ia merekomendasikan saham ANTM untuk dapat dipertimbangkan. Ini mengingat valuasinya masih relatif cukup murah. 

"Valuasi nya masih relatif cukup murah, dan secara teknikal sekarang berada di monthly support. Harga Rp 2000 per saham bisa jadi target yang cukup realistis untuk tahun depan," kata dia. 

Sementara itu, Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori, Fajar Dwi Alfian mengatakan, saham emiten produsen emas terbilang cukup menarik. Terlebih, harga emas diprediksi akan naik seiring dengan prospek penurunan suku bunga the Fed serta tensi geopolitik yang memanas serta tren perlambatan ekonomi global.

"Negatifnya level suku bunga yang masih tinggi serta outlook ekonomi yang lebih baik," kata Fajar. 

Sedangkan, Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana melihat secara teknikal masih ada beberapa saham emiten produsen emas yang prospektif ke depannya. Misalnya, ANTM, MDKA, HRTA, dan ARCI. 

Untuk para investor, ia merekomendasikan beli saham ANTM, buy on weakness saham MDKA, spekulasi buy saham HRTA dan ARCI. 

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Bumi Resources Minerals Temukan Tambahan Cadangan di Tambang Emas Proboya Palu

Sebelumnya diberitakan, PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) melalui anak usahanya PT Citra Palu Minerals baru menemukan tambahan sumber daya dan cadangan mineral di Blok 1 (Poboya) di Palu, Sulawesi Tengah.

Penambahan sumberdaya tersebut berasal dari prospek River Reef, prospek Hill Reef 1, dan prospek baru di Watuputih yang berada disebelah barat River Reef.

Penemuan tersebut meningkatkan jumlah sumberdaya mineral yang ada di CPM sebesar 50% dari sebelumnya 28,4 juta ton bijih menjadi 42,7 juta ton bijih dengan rata-rata kadar emas 2.6 g/t.

Jumlah cadangan mineral yang dikelola oleh CPM juga meningkat sebesar 38% dari sebelumnya 22,8 juta ton bijih menjadi 31,5 juta ton bijih, dengan rata-rata kadar emas sebesar 2,4 g/t.

Direktur Utama Bumi Resources Minerals, Agus Projosasmito menuturkan, tambahan sumberdaya dan cadangan mineral tersebut akan meningkatkan umur produksi dari tambang emas perseroan di Poboya, Palu.

“Kami juga berharap untuk dapat meningkatkan produksi emas kami pada semester kedua di tahun 2023 dari fasilitas pemrosesan emas kedua kami yang baru selesai dibangun. Kenaikan produksi emas tersebut akan berdampak positif terhadap kinerja keuangan Perusahaan pada 2023,” kata dia dikutip dari keterangan resmi perseroan, ditulis Kamis (2/11/2023).

 

3 dari 4 halaman

Emiten Tambang Emas Archi Indonesia Kantongi Pinjaman USD 365 Juta

Sebelumnya diberitakan, emiten tambang emas PT Archi Indonesia Tbk (ARCI) dan anak usaha meraih pinjaman sebesar USD 365 juta atau sekitar Rp 5,58 triliun (asumsi kurs Rp 15.298 per dolar Amerika Serikat).

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Minggu (20/8/2023), PT Archi Indonesia Tbk telah menandatangani fasilitas sindikasi pinjaman berjangka yang dijamin pada 16 Agustus 2023 atau perjanjian ketentuan umum pembiayaan.

Dalam perjanjian itu, PT Meares Soputan Mining (MSM), PT Tambang Tondano Nusajaya (TTN), PT Archi Indonesia Tbk bertindak sebagai peminjam. Selain itu ada juga yang terlibat dalam transaksi pinjaman tersebut yakni Archipelago Resources Pte Limited (ARPTE), PT Karya Kreasi Mulia (KKM), PT Jasa Pertambangan Perkasa (JPP).

Adapun MSM, TTN, KKM dan JPP merupakan entitas anak perseroan yang kepemilikan sahamnya secara mayoritas dimiliki Archi Indonesia. Adapun ARPTE perseroan terbatas yang didirikan di Singapura berdasarkan hukum Singapura. ARPTE merupakan entitas anak perseroan yang kepemilikan sahamnya dimiliki secara langsung oleh perseroan.

Sementara itu, Bank Mandiri bertindak sebagai coordinator atau bank koordinasi, arranger dari perjanjian fasilitas konvensional, arranger perjanjian fasilitas MMQ, agen fasilitas global untuk pigak pembiayaan, agen fasilitas dalam dokumen pembiayaan konvensional, agen jaminan bersama pihak yang dijamin atau agen jaminan bersama, dan bank rekening dalam negeri.

Sedangkan Bank Syariah Indonesia bertindak sebagai arranger perjanjian fasilitas MMQ, agen syariah dalam dokumen pembiayaan MMQ.

“Fasilitas ini salah satunya akan digunakan untuk belanja modal sehubungan dengan Pit Araren dan penambahan cadangan melalui kegiatan eksplorasi,” tulis manajemen perseroan.

 

 

4 dari 4 halaman

Jangka Waktu Pinjaman

Adapun dengan fasilitas itu, utnag bank jangka panjang perseroan dan entitas anak akan menjadi sebesar USD 365 juta. Selain itu, biaya keuangan perseroan dan entitas anak akan meningkat.

“Nilai transaksi sama dengan sekitar 147 persen dari total ekuitas konsolidasi perseroan berdasarkan laporan keuangan tahun 2022 yang diaudit,” tulis perseroan.

Transaksi pinjaman tersebut berjangka waktu lima tahun sejak tanggal penandatanganan dokumen pembiayaan usaha. Adapun bunga pinjaman dengan Term SOFR 3 bulan + 3,75 persen per tahun.

Jaminan pinjaman atas transaksi itu antara lain gadai atas saham, gadai atas rekening bank, fidusia atas piutang, fidusia atas klaim asuransi. Selain itu, fidusia atas barang bergerak, fidusia atas bangunan, fidusia atas barang persediaan, penanggungan dan pemberian ganti rugi oleh perseroan yakni MSM, TTN, ARPTE, KKM dan JPP. Kemudian pengalihan untuk penjaminan atas kontrak-kontrak.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini