Sukses

Premi Saham Perusahaan China yang Dual Listing Diramal Meningkat di 2024

Hong Kong menempati peringkat sebagai pasar saham dengan kinerja terburuk di antara pasar ekuitas utama dunia tahun ini.

Liputan6.com, Jakarta Perusahaan-perusahaan China yang terdaftar di bursa ganda atau dual listing mencatatkan valuasi lebih tinggi untuk saham perusahaan di bursa domestik dibandingkan saham mereka sendiri yang terdaftar di Hong Kong.

Analis menilai premi yang saat ini mendekati level tertinggi dalam 13 bulan, diperkirakan akan melebar tahun depan karena dampak kebijakan.

Menurut Hang Seng AH Premium Index, rata-rata saham berbasis yuan atau saham A diambil 51 persen lebih tinggi dibandingkan saham-saham yang diperdagangkan di Hong Kong pada 14 Desember.

Itu merupakan keuntungan harga terbesar sejak November 2022. Kesenjangan tersebut telah turun sedikit, menjadi 49 persen pada 22 Desember.

Terdapat 149 perusahaan China daratan yang melakukan dual listing, dengan premi berkisar antara 4 hingga 750 persen setelah konversi mata uang, menurut penyedia data Shanghai DZH.

Melansir South China Morning Post, Minggu (25/12/2023), Hong Kong menempati peringkat sebagai pasar saham dengan kinerja terburuk di antara pasar ekuitas utama dunia tahun ini.

Indeks Hang Seng telah turun 17 persen, dan perusahaan teknologi terbesar di China kembali mengalami tahun yang berat. Indeks Komposit Shanghai turun 5,7 persen, karena kebijakan Beijing yang ramah pasar mengurangi kerugian.

“Penarikan dana luar negeri telah memainkan peran penting dalam kekalahan di Hong Kong... Pemulihan ekonomi China yang rapuh dan kenaikan suku bunga AS juga menekan penjualan," kata fund manager di Huichen Asset Management di Shanghai, Dai Ming.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Dikuasai Asing

Menurut data Morgan Stanley, investor asing menguasai 40 persen pasar Hong Kong senilai USD 4,6 triliun, namun hanya memiliki 4 persen saham yang diperdagangkan dalam yuan. Mereka menjual saham Hong Kong senilai USD 2,3 miliar pada Desember.

Dana jangka panjang yang aktif telah mengurangi posisi mereka sejak pertengahan November untuk memenuhi puncak penjualan di akhir tahun, sehingga merugikan saham-saham seperti Alibaba Group, Tencent dan Baidu, kata bank tersebut.

Rekor pembelian kembali saham (buyback) oleh perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Hong Kong tahun ini tidak banyak membantu menahan kemerosotan tersebut.

Lebih dari 200 perusahaan telah menghabiskan sekitar HKD 116 miliar (USD 14,9 miliar) untuk pembelian kembali tersebut, dengan pengeluaran Tencent sebesar HKD 43,4 miliar yang merupakan pengeluaran paling agresif.

 

3 dari 3 halaman

Siapa Premi Terbesar

Holly Futures, pialang berjangka yang berbasis di Nanjing di provinsi Jiangsu timur, memiliki premi terbesar, menurut Shanghai DZH.

Sahamnya yang diperdagangkan di Shenzhen ditutup pada 11,20 yuan pada Jumat, 750 persen di atas sahamnya yang terdaftar di Hong Kong.

Produsen aksesoris mobil Zhejiang Shibao dan Beijing Jingcheng Machinery Electric masing-masing berada di posisi berikutnya dengan perolehan 598 persen dan 423 persen. Premi terkecil terdapat pada saham Wuxi Apptec sebesar 4,1 persen.

Kesenjangan penilaian yang besar sepertinya tidak akan berkurang dalam waktu dekat. Saham-saham yang terdaftar di Shenzhen dan Shanghai mendapat dukungan yang lebih baik di dalam negeri, dengan investor bersedia membayar lebih untuk kebijakan yang lebih kuat, sehingga mendorong Morgan Stanley untuk memilih saham-saham tersebut.

Secara historis, langkah-langkah pelonggaran kebijakan seperti pemotongan rasio persyaratan cadangan bank dan suku bunga pinjaman, memiliki dampak yang lebih besar pada pasar dalam negeri. Saham lokal juga mendapat keuntungan dari potensi intervensi pasar.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini