Sukses

Bursa Saham Asia Melejit Tersengat Wall Street, Investor Cermati Data Ekonomi China

Bursa saham Asia Pasifik mendaki pada perdagangan saham Jumat, 15 Desember 2023 mengikuti wall street.

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Asia Pasifik menguat pada perdagangan saham Jumat (15/12/2023). Penguatan bursa saham Asia Pasifik mengikuti wall street yang menghijau. Hal ini setelah the Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral AS mempertahankan suku bunga dan menetapkan peta jalan untuk penurunan suku bunga pada 2024.

Dikutip dari CNBC, investor menanti data ekonomi dari China termasuk harga rumah pada November, output industri dan data penjualan ritel.

Di Australia, indeks ASX 200 terus melanjutkan kenaikan ke level tertinggi dalam empat bulan dengan naik 1,05 persen. Penguatan itu berada pada laju kenaikan dalam enam hari berturut-turut.

Indeks Nikkei 225 di Jepang menguat 1,25 persen. Sedangkan indeks Topix bertambah 0,72 persen. Indeks Kospi Korea Selatan mendaki 1,01 persen dan indeks saham Kosdaq mendatar. Indeks Hang Seng Hong Kong menguat 1,8 persen, sedangkan indeks CSI 300 menguat 0,7 persen.

Di wall street pada perdagangan Kamis, 14 Desember 2023, indeks Dow Jones memperpanjang reli hingga mencapai rekor tertinggi baru dengan naik 0,43 perse.

Indeks S&P 500 naik 0,26 persen dan indeks Nasdaq bertambah 0,19 persen. Sementara itu, imbal hasil obligasi bertenor 10 tahun turun di bawah 4 persen untuk pertama kalinya sejak Agustus 2023 seiring pelaku pasar bertaruh pada penurunan suku bunga pada 2024.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Penutupan Bursa Saham Asia Pasifik pada 14 Desember 2023

Bursa saham Asia Pasifik sebagian besar bervariasi pada perdagangan Kamis, 14 Desember 2023. Hal ini seiring investor mencerna langkah the Federal Reserve (the Fed) untuk akhiri siklus kenaikan suku bunga dan memberi sinyal penurunan suku bunga pada 2024.

Optimisme pada awal sesi perdagangan juga meluas dari wall street. Hal ini seiring the Fed pertahankan suku bunga pada 5,25 persen-5,5 persen untuk ketiga kalinya berturut-turut dan menetapkan batas waktu untuk penurunan setidaknya 0,75 persen pada 2024 dan seterusnya.

Perkiraan untuk indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi inti, ukuran inflasi favorit the Fed juga telah dipangkas the Fed menjadi 2,4 persen pada 2024 dan 2,2 persen pada 2025. Ini alami penurunan masing-masing 2,6 persen dan 2,3 persen.

Di Australia, indeks ASX 200 menguat 1,65 persen ke posisi 7.377,9. Indeks Nikkei 225 di Jepang meroket 0,73 persen ke posisi 32.686,25. Indeks Topix merosot 1,43 persen ke posisi 2.321,35. Sektor saham keuangan memimpin penurunan.

Indeks Kospi Korea Selatan naik 1,34 persen ke posisi 2.544,18. Indeks Kosdaq bertamabh 1,36 persen ke posisi 840,59. Indeks Hang Seng di Hong Kong bertambah 0,85 persen. Indeks CSI 300 susut 0,52 persen ke posisi 3.351,96.

 

3 dari 4 halaman

Penutupan Wall Street pada 14 Desember 2023

Sebelumnya diberitakan, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat pada perdagangan saham Kamis, 14 Desember 2023. Indeks Dow Jones melonjak seiring imbal hasil obligasi bertenor 10 tahun anjlok di bawah 4 persen.

Selain itu, kenaikan mengejutkan dalam penjualan ritel memberikan keyakinan lebih lanjut kepada investor pada 2024 akan membawa ekonomi yang lemah.

Dikutip dari CNBC, Jumat (15/12/2023), pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones menyentuh rekor tertinggi dengan kenaikan 158 poin atau 0,43 persen ke posisi 37.248,35. Pada perdagangan Rabu kemarin, indeks Dow Jones sentuh level di atas 37.000 untuk pertama kali.

Indeks S&P 500 menguat 0,26 persen ke posisi 4.719,55. Indeks Nasdaq menanjak 0,19 persen ke posisi 14.761,56.

Imbal hasil obligasi bertenor 10 tahun turun di bawah 4 persen untuk pertama kalinya sejak Agustus seiring pelaku pasar memasang taruhan pada penurunan suku bunga pada 2034.

Potensi penurunan suku bunga ini direspons positif seiring indeks Dow Jones melonjak lebih dari 1 persen pada perdagangan Rabu pekan ini yang mencapai rekor tertinggi di atas 37.000. Hal ini setelah the Federal Open Market Committee (FOMC) mengindikasikan akan menurunkan suku bunga sebanyak tiga kali pada 2024.

“The Fed menyampaikan poros dovish yang kami perkirakan menjelang pertemuan pada Desember. Meskipun kami tidak memperkirakan the Fed akan langsung menerapkan bias pelonggaran, kami memperkirakan the Fed akan beralih ke fungsi reaksi lebih seimbang, dan jika terjadi kami pikir the Fed akan melakukan hal itu,” ujar Ekonom Bank of America, Michael Gapen.

4 dari 4 halaman

Gerak Saham di Wall Street

Saham Solar menguat seiring imbal hasil turun. The Invesco Solar ETF (TAN) naik lebih dari 8,1 persen seiring SunRun dan Enfase masing-masing naik 20 persen dan 12 persen.

Saham Moderna bertambah 9,3 persen setelah data uji coba menunjukkan eksperimen vaksin kanker eksperimennya mengurangi risiko kematian dan kambuh saat digunakan bersama Keytruda dari Merck.

S&P akan segera bergabung dengan indeks Dow Jones dalam rekor tertingginya karena indeks ini berjarak kurang dari 1,6 persen dari rekor penutupan sepanjang masa pada Januari 2022.

Indeks Nasdaq berjarak sekitar 8 persen dari rekor penutupannya dan sekitar 9 persen dari rekor penutupannya.

Sementara itu, nama-nama perusahaan yang mencatat kapitalisasi pasar terbesar memasuki wilayah negatif di tengah penguatan pasar yang lebih luas. Saham Microsoft dan Netflix merosot 2,3 persen. Saham Amazon dan Alphabet masing-masing turun 1,1 persen dan 0,9 persen.

Saham Apple dan Meta Platforms merosot masing-masing 0,2 persen dan 0,5 persen. Indeks S&P 500 naik 0,2 persen, sedangkan indeks Nasdaq bertambah 0,1 persen.

Di sisi lain, saham-saham kapitalisasi kecil menguat pada perdagangan Kamis, 14 Desember 2023. Hal ini seiring investor menyambut berita suku bunga terbaru.

Indeks Russell 2000 yang fokus pada perusahaan kecil melonjak hampir 3 persen. Perusahaan-perusahaan kapitalisasi kecil juga mendapatkan dorongan saat ada indikasi penurunan tingkat suku bunga mengingat hubungan antara suku bunga dan kondisi pembiayaan.

Langkah ini dilakukan setelah anggota komite the Federal Reserve prediksi tiga kali atau lebih pemotongan pada 2024.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.