Sukses

Charlie Munger dan Warren Buffett Milik Kesepakatan Terakhir yang Belum Tercapai, Apa Itu?

Buffett telah menggembar-gemborkan kemungkinan akuisisi sebesar gajah selama bertahun-tahun, namun kesepakatannya baru-baru ini tidak memenuhi ekspektasi setinggi itu.

Liputan6.com, Jakarta Charlie Munger tidak berhasil mencapai satu kesepakatan terakhir dengan mitra seumur hidupnya Warren Buffett. Kesepakatan terakhir mereka adalah bersama-sama menggunakan uang tunai Berkshire sebesar USD 157 miliar atau setara Rp 2.419 triliun (asumsi kurs Rp 15.412 per dolar AS).

“Kami memiliki uang tunai sebesar USD 160 miliar, ditambah peringkat kredit bagus yang layak kami dapatkan dan siapa yang memilikinya? Tidak terlalu banyak,” kata Charlie Munger dalam acara spesial CNBC “Charlie Munger: A Life of Wit and Wisdom, dikutip Sabtu (2/12/2023).

Konglomerat yang berbasis di Omaha ini memiliki jumlah uang tunai tertinggi  USD 157,2 miliar atau setara Rp 2.422 triliun pada akhir September. Buffett telah menggembar-gemborkan kemungkinan akuisisi sebesar gajah selama bertahun-tahun, namun kesepakatannya baru-baru ini tidak memenuhi ekspektasi setinggi itu.

“Tidak boleh ada sesuatu yang terlalu kecil karena tidak peduli seberapa bagusnya, kita sekarang memiliki ukuran yang terlalu kecil tidak akan menggerakkan jarum terlalu banyak. Jadi kita perlu sesuatu yang besar untuk datang dan menggunakan semua uang kita, dan sejumlah pinjaman,” jelas Munger.

Berkshire membeli perusahaan asuransi Alleghany Corp. senilai USD 11,6 miliar atau setara Rp 178,7 triliun tahun lalu, sekaligus memperluas kerajaan energinya dengan membeli aset pipa dan penyimpanan gas alam Dominion Energy senilai hampir USD 10 miliar atau setara Rp 154,1 triliun. Namun total nilai pasar Berkshire kini mendekati USD 800 miliar atau setara Rp 12.330 triliun.

Kesepakatan Harus Dilakukan Generasi Pemimpin Baru

Mendiang wakil ketua Berkshire, mengatakan kesepakatan besar seperti itu mungkin harus dilakukan oleh generasi pemimpin berikutnya di konglomerat tersebut.

“Saya rasa hal ini bukannya sia-sia. Ini mungkin harus dilakukan oleh beberapa orang yang berbeda. Anda tahu bahwa lain kali, kita mungkin tidak bisa memeras lebih banyak jus lemon dari lemon yang sudah tua. Mereka mungkin harus mengambil keputusan baru, yang berarti orang baru harus mengambil keputusan,” ujar Munger.

Selama bertahun-tahun, Munger sering membela kelambanan Berkshire, selalu melihat manfaat dari duduk di pinggir lapangan, menunggu waktu, membiarkan uang bertambah dan dengan sabar menunggu peluang bagus.

Dana perang yang besar di Berkshire telah menimbulkan kekhawatiran ketika suku bunga mendekati nol, namun dengan suku bunga jangka pendek yang melebihi 5 persen, tumpukan uang tunai kini menghasilkan keuntungan yang besar.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.