Sukses

Melihat Kinerja Keuangan Emiten Tambang BUMN hingga Kuartal III 2023

Berikut rilis kinerja keuangan emiten tambang BUMN hingga akhir September 2023. Yuk, simak ulasannya.

Liputan6.com, Jakarta - Emiten tambang milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) telah menyampaikan kinerja keuangan selama sembilan bulan pertama 2023.

Pada periode tersebut, emiten tambang BUMN tersebut mencatatkan kinerja beragam. Adapun PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) menjadi salah satu emiten tambang BUMN yang  penjualannya menyusut paling kecil dibandingkan yang lainnya pada kuartal III 2023.

Menarik untuk diketahui, berikut ini Liputan6.com rekap kinerja keuangan emiten tambang BUMN hingga kuartal III 2023.

1. PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) 

PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) membukukan penjualan sebesar Rp 30,89 triliun per kuartal III 2023. Hasil ini berkurang 8,28 persen year on year (YoY) dibandingkan penjualan ANTM pada periode yang sama tahun sebelumnya yakni Rp 33,68 triliun.

Mengutip laporan keuangan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), penjualan ANTM per kuartal III 2023 didominasi oleh segmen bisnis emas senilai Rp 19,29 triliun atau turun 18,01 persen dibandingkan penjualan emas per kuartal III 2022 senilai Rp 23,53 triliun.

Di sisi lain, ANTM mencetak kenaikan penjualan bijih nikel sebesar 90,44 persen menjadi Rp 6,78 triliun per kuartal III 2023, dibandingkan realisasi kuartal yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 3,56 triliun.

Sementara itu, beban pokok penjualan ANTM menyusut 10,43 persen menjadi Rp 24,80 triliun per kuartal III 2023, dibandingkan beban pokok penjualan perusahaan per kuartal III 2022 senilai Rp 27,69 triliun.

Beban usaha ANTM ikut menurun 15,12 persen dari Rp 3,24 triliun per kuartal III 2022 menjadi Rp 2,75 triliun per kuartal III 2023.

Hingga akhir kuartal III 2023, ANTM mengantongi laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 2,84 triliun atau meningkat 8,39 persen dibandingkan laba bersih perusahaan per kuartal III 2022 senilai Rp 2,62 triliun.

Total aset ANTM per akhir kuartal III 2023 berjumlah Rp 35,50 triliun atau tumbuh 5,56 persen dibandingkan total aset emiten pelat merah ini per akhir 2022 senilai Rp 33,63 triliun.

Aneka Tambang mengalami kenaikan liabilitas dari Rp 9,92 triliun pada akhir 2022 menjadi Rp 10,88 triliun per akhir kuartal III 2023. Di sisi lain, ekuitas ANTM juga ikut tumbuh dari Rp 23,71 triliun per akhir 2022 menjadi Rp 24,61 triliun per akhir kuartal III 2023.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

2.PT Bukit Asam Tbk (PTBA)

PT Bukit Asam Tbk (PTBA) telah mengumumkan kinerja keuangan sepanjang sembilan bulan pertama 2023. Perseroan mencatatkan penurunan pendapatan dan laba bersih. 

Mengutip laporan keuangan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), PTBA membukukan pendapatan sebesar Rp 27,73  triliun per kuartal III 2023. Hasil ini berkurang 10,72 persen year on year (YoY) dibandingkan penjualan PTBA pada periode yang sama tahun sebelumnya yakni Rp 31,07 triliun.

Adapun beban pokok pendapatan PTBA membengkak 26,86 persen menjadi Rp 21,81 triliun per kuartal III 2023, dibandingkan beban pokok pendapatan perusahaan per kuartal III 2022 senilai Rp 17,19 triliun.

Dengan begitu, laba usaha pun susut menjadi Rp 4,30 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 12,06 triliun. 

Hingga akhir kuartal III 2023, PTBA mengantongi laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 3,77 triliun atau susut 62,21 persen dibandingkan laba bersih perusahaan per kuartal III 2022 senilai Rp 10 triliun.

Total aset PTBA per akhir kuartal III 2023 berjumlah Rp 36 triliun turun dibandingkan total aset emiten pelat merah ini per akhir 2022 senilai Rp 45,35 triliun.

PTBA mengalami kenaikan liabilitas dari Rp 16,44 triliun pada akhir 2022 menjadi Rp 16,57 triliun per akhir kuartal III 2023. Di sisi lain, ekuitas PTBA turun dari Rp 28,91 triliun per akhir 2022 menjadi Rp 19,42 triliun per akhir kuartal III 2023.

3 dari 4 halaman

3. PT Timah Tbk (TINS)

PT Timah Tbk (TINS) telah mengumumkan kinerja keuangan sepanjang sembilan bulan pertama 2023. Perseroan mencatatkan penurunan pendapatan dan juga rugi. 

Mengutip laporan keuangan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Timah membukukan pendapatan sebesar Rp 6,37  triliun per kuartal III 2023. Hasil ini berkurang 37,36 persen year on year (YoY) dibandingkan penjualan TINS pada periode yang sama tahun sebelumnya yakni Rp 10,18 triliun.

Adapun beban pokok pendapatan TINS menyusut 26,80 persen menjadi Rp 5,79 triliun per kuartal III 2023, dibandingkan beban pokok pendapatan perusahaan per kuartal III 2022 senilai Rp 7,91 triliun.

Dengan begitu, laba bruto menyusut 288,53 persen menjadi Rp 584,29 miliar dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 2,27 triliun. 

Hingga akhir kuartal III 2023, TINS mengantongi rugi bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 87,45 miliar. Sedangkan, Perseroan mencatatkan laba bersih perusahaan pada kuartal III 2022 senilai Rp 1,14 triliun.

Total aset TINS per akhir kuartal III 2023 berjumlah Rp 12,72 triliun turun dibandingkan total aset per akhir 2022 senilai Rp 13,06 triliun.

TINS mengalami kenaikan liabilitas dari Rp 6,02 triliun pada akhir 2022 menjadi Rp 6,08 triliun per akhir kuartal III 2023. Di sisi lain, ekuitas TINS turun dari Rp 7,04 triliun per akhir 2022 menjadi Rp 6,64 triliun per akhir kuartal III 2023.

 

 

 

4 dari 4 halaman

Penutupan IHSG pada 30 Oktober-3 November 2023

Sebelumnya diberitakan, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat pada 30 Oktober-3 November 2023. Penguatan IHSG sepekan terjadi di tengah mayoritas sektor saham melemah dan aksi jual shaam oleh investor selama sepekan.

Dikutip dari data Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Minggu (5/11/2023), IHSG menguat 0,44 persen ke posisi 6.788,85. Pada pekan lalu, IHSG berada di posisi 6.758,79.

Kenaikan IHSG diikuti kapitalisasi pasar bursa yang naik 0,19 persen. Kapitalisasi pasar bursa menjadi Rp 10.55 triliun dari pekan lalu Rp 10.53 triliun.

Selama sepekan, peningkatan terbesar terjadi pada rata-rata volume transaksi harian bursa 34,04 persen menjadi 22,84 miliar saham dari 17,04 miliar saham pada pekan lalu.

Rata-rata nilai transaksi harian bursa selama  sepekan melambung 21,04 persen menjadi Rp 10,95 triliun dari Rp 9,05 triliun pada pekan lalu. Rata-rata frekuenasi transaksi harian bursa naik 5,5 persen selama sepekan menjadi 1.258.036 kali transaksi dari 1.192.431 kali transaksi pada pekan lalu.

Investor asing melakukan aksi jual saham sebesar Rp 2,5 triliun pada pekan ini. Sepanjang 2023, investor melakukan aksi jual saham Rp 14,14 triliun.

Mayoritas sektor saham (IDX-IC) memerah pada 30 Oktober-3 November 2023. Sektor saham energi turun 3,26 persen, sektor saham basic terpangkas 0,88 persen, sektor saham industri tergelincir 0,49 persen, dan sektor saham nonsiklikal susut 1,98 persen.

Selain itu, sektor saham siklikal merosot 5,31 persen dan sektor saham keuangan turun 8,75 persen. Dua sektor saham ini mencatat penurunan terbesar. Sedangkan sektor saham transportasi tergelincir 2,54 persen.

Sektor saham keuangan naik 1,35 persen, sektor saham properti melambung 1,9 persen, sektor saham teknologi melesat 5,54 persen dan sektor saham infrastruktur bertambah 1,3 persen.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini