Sukses

Adhi Karya Gadai 51% Saham Anak Usaha Rp 69,78 Miliar

PT Adhi Karya Tbk (ADHI) menggadaikan 51 persen saham anak usaha kepada PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI).

Liputan6.com, Jakarta - PT Adhi Karya Tbk (ADHI) mengumumkan telah menandatangani akta perjanjian gadai saham pada 30 Oktober 2023.

Penandatanganan akta gadai saham ini sebagai bentuk jaminan dari Adhi Karya sebagai pemegang saham dalam rangka pemenuhan syarat financial close dari pemberi pinjaman.

"Nilai transaksi kepemilikan saham porsi Adhi Karya sebesar 51 persen (69.788 saham) senilai Rp 69,78 miliar,” tulis perseroan dikutip dari keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Jumat (3/11/2023).

Penandatanganan akta perjanjian gadai saham itu antara lain PT Adhi Karya Tbk sebagai pemegang saham 51 persen PT Dumai Tirta Persada (DTP), PT Adaro Tirta Mandiri selaku pemegang saham 49 persen DTP, dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk selalu agen fasilitas, agen penampungan dan agen jaminan. Adapun DTP selalu penerima pinjaman.

Manajemen Adhi Karya menyatakan tidak terdapat dampak material terhadap kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan dan kelangsungan usaha emiten atau perusahaan publik.

Pada penutupan perdagangan saham Jumat, 3 November 2023, saham ADHI melonjak 3,48 persen ke posisi Rp 416 per saham. Saham ADHI dibuka stagnan Rp 402 per saham. Saham ADHI berada di level tertinggi Rp 424 dan terendah Rp 402 per saham. Total frekuensi perdagangan 2.428 kali dengan volume perdagangan 187.431 saham. Nilai transaksi Rp 7,8 miliar.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kinerja Keuangan hingga September 2023

Sebelumnya diberitakan,PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) telah mengumumkan kinerja keuangan sepanjang sembilan bulan pertama 2023. Perseroan mencatatkan peningkatan pendapatan usaha pada periode tersebut. 

Mengutip laporan keuangan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (3/11/2023), Adhi Karya membukukan pendapatan usaha sebesar Rp 11,44 triliun hingga kuartal III 2023. Hasil ini naik 25,30 persen year on year (YoY) dibandingkan pendapatan usaha ADHI pada periode yang sama tahun sebelumnya yakni Rp 9,13 triliun.

Adapun beban pokok pendapatan ADHI membengkak 28,19 persen menjadi Rp 10,32 triliun per kuartal III 2023, dibandingkan beban pokok pendapatan perusahaan per kuartal III 2022 senilai Rp 8,05 triliun.

Dengan begitu, laba usaha naik 5,70 persen menjadi Rp 537,36 miliar dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 508,37 miliar.

Hingga akhir kuartal III 2023, ADHI mengantongi laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 23,53 miliar. Angka itu naik 11,94 persen dari laba bersih perusahaan pada kuartal III 2022 senilai Rp 21,02 miliar.

Total aset ADHI per akhir kuartal III 2023 berjumlah Rp 39,41 triliun turun dibandingkan total aset per akhir 2022 senilai Rp 39,98 triliun.

Adhi Karya mengalami penurunan liabilitas dari Rp 31,16 triliun pada akhir 2022 menjadi Rp 30,43 triliun per akhir kuartal III 2023. Di sisi lain, ekuitas ADHI naik dari Rp 8,82 triliun per akhir 2022 menjadi Rp 8,98 triliun per akhir kuartal III 2023.

 

3 dari 4 halaman

Raih Kontrak Rp 1,4 Triliun dari Pusri

Sebelumnya diberitakan, PT Adhi Karya (Persero) Tb ( ADHI) menandatangani kontrak baru senilai Rp 1,4 triliun untuk Proyek Pembangunan Pupuk Pusri IIIB milik PT Pupuk Sriwidjaja di Palembang, Sumatra Selatan. 

Direktur Utama Adhi Karya Entus Asnawi Mukhson menuturkan, pekerjaan ini akan dilakukan ADHI melalui konsorsium bersama Wuhuan Engineering Company dengan porsi 15,1 persen untuk ADHI dan 84,9 persen untuk Wuhuan. 

Adapun total nilai kontrak proyek ini sejumlah Rp 9,5 triliun. Proses pembangunan rencana akan dimulai pada akhir 2023 dan akan dikerjakan selama 40 bulan.

“ADHI dan Wuhuan bertugas dalam melakukan pekerjaan EPCC atau Engineering, Procurement, Construction & Commisioning untuk proyek ini. Pada proses pembangunannya, proyek ini nantinya akan dirancang dengan teknologi terbaru dari KBR sebagai Licensor pabrik Ammonia dan TOYO sebgai Licensor pabrik Urea. Kedua teknologi ini akan membuat proses produksi pupuk lebih efisien dan ramah lingkungan,” ujar dia dalam keterbukaan informasi, Selasa (17/10/2023).

 

4 dari 4 halaman

Kapasitas Pabrik Pusri

Hal ini tentunya diharapkan mampu menekan biaya operasional Pabrik PUSRI III B menjadi serendah mungkin. Inovasi lain yang dilakukan pada proyek ini, ialah implementasi Digital Fertilizer untuk pengelolaan proses, aset, hingga perawatan pada proses produksi ammonia dan urea.

Pabrik Pusri IIIB ditargetkan akan menghasilkan Amonia dengan kapasitas 1350 MTPD dan Urea 2750 MTPD. 

“Pabrik ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pupuk subsidi dalam negeri, sehingga para petani Indonesia dapat merasakan manfaat kemudahan dalam produksi dan mampu mendukung peningkatan ketahanan pangan Indonesia,” kata dia.

Sebagai informasi, penandatanganan ini dilakukan oleh Direktur Utama ADHI Entus Asnawi Mukhson, The Chairman of Wuhuan Engineering Company Yu Xin, bersama Direktur Utama PT Pupuk Sriwadjaja Palembang Tri Wahyudi Saleh. Kegiatan ini disaksikan pula oleh Wakil Menteri BUMN I Kartika Wirjoatmodjo serta Direktur Utama PT Pupuk Indonesia Rahmad Pribadi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini