Sukses

Alasan Irfan Bachdim Memilih Investasi di Properti

Atlet sepak bola Irfan Bachdim menuturkan alasan memilih investasi di properti.

Liputan6.com, Jakarta - Atlet sepak bola Irfan Bachdim memilih investasi di properti dengan membangun vila di Bali. Ia memilih investasi properti lantaran permintaan yang tinggi.

"Saya lihat di Bali (properti-red) permintaan sangat tinggi. Ini alasan saya  memilih properti. Kalau saya lebih muda dan mengetahui lebih banyak tahu investasi pasar modal, mungkin saya sudah juga investasi. Tapi saat ini di Bali permintaan tinggi, saya menaruh uang di properti,” ujar Irfan Bachdim dalam acara CMSE 2023 bertajuk Inspirational Talk: Berinvestasi untuk Berprestasi di BEI, Sabtu (28/10/2023).

Demikian juga atlet sepak bola nasional Ismed Sofyan yang memilih investasi di properti. Ismed menuturkan, profesi atlet berisiko cedera. Karena itu, ia mempersiapkan diri dengan menabung dan membeli properti. Investasi ini juga sebagai persiapan untuk pensiun.

"Sebagai pemain sepak bola, investasi saat punya rezeki menabung, beli properti dan segala macam mendukung saat kita pensiun. Dalam perjalanan karier sepak bola, saya juga mengambil lisensi diploma.

Sementara itu, atlet panjat tebing Desak Made Rita Kusuma Dewi menuturkan, investasi di tanah untuk jangka panjang.

Selain investasi di properti seperti tanah  dan usaha, atlet panjat tebing Aspar Jaelolo juga memilih investasi pendidikan untuk progam pelatih.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Menteri BUMN Erick Thohir Ingatkan Atlet dan Generasi Muda Belajar Investasi

Sebelumnya diberitakan, Ketua Yayasan Bakti Sepak Bola Indonesia dan Menteri BUMN Erick Thohir mengingatkan atlet dan generasi muda Indonesia untuk berinvestasi. Dengan investasi diharapkan dapat menjaga kesejahteraan ke depan.Erick Thohir mengingatkan agar atlet mempersiapkan diri untuk masa depan lebih panjang.

Ia menuturkan, 70 persen setelah tidak menjadi atlet lagi hadapi kebangkrutan karena tidak mempersiapkan investasi dan tabungan. Ia mencontohkan salah satu mantan pemain NBA Delonte West yang menjadi tuna wisma, padahal pernah mendapatkan gaji hampir Rp 240 miliar.

"Itu realita yang ada. Bagaimana atlet tidak siapkan diri untuk masa depan lebih panjang karena life spent atlet umur 30-35 itu kembali ke masyarakat. Di situ kenapa penting kalian ini (atlet-red) dan tentu yang para atlet harus membuka pikiran, salah satunya tak boleh lupa investasi supaya kehidupan lebih terproteksi untuk jangka panjang," kata dia saat beri sambutan di acara CMSE 2023, Inspirational Talk: Berinvestasi untuk Berprestasi di BEI, Sabtu (28/10/2023) dikutip dari youtube Indonesia Stock Exchange.

 

3 dari 3 halaman

Menyeimbangkan Investasi

Selain itu, Erick juga mengingatkan generasi muda untuk belajar investasi, tidak hanya mementingkan gaya hidup saja. Belajar investasi itu, menurut Erick untuk persiapan masa tua.

"Saya harap generasi muda sedang belajar investasi, juga kembali gaya hidup penting, tetapi lebih penting masa tua. Saya yakin adik-adik saya, generasi muda, 2045 tua juga semua. Harus benar-benar memastikan tadi antara investasi dan gaya hidup, bukan tak boleh," ujar dia.

Erick mengingatkan bagaimana menyeimbangkan gaya hidup dan investasi. Dalam kesempatan itu, Erick juga memaparkan kondisi investasi di Indonesia. Ia menilai, tren investasi di Indonesia agak turun karena pelemahan rupiah dan suku bunga," kata dia.Meski demikian, ia melihat tren di Indonesia masih baik seiring pertumbuhan bursa Indonesia termasuk tertinggi di Asia.

"Saya saran jangan melihat high return. Cek stabilitas pengembalian investasi itu. 7-8 persen tetapi jangka waktu 20 tahun, 6 bulan 25 persen tapi terbakar, artinya saham yang digoreng, harus balance investasi high risk dan low risk," kata dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.