Sukses

Kinerja Keuangan Emiten Tambang BUMN: Antam Perkasa, PTBA Lesu pada Semester I 2023

Emiten tambang Badan Usaha Milik Negara (BUMN) telah merilis laporan keuangan semester I 2023. Kinerja keuangan emiten tambang BUMN beragam selama enam bulan yang berakhir 30 Juni 2023.

Liputan6.com, Jakarta - Emiten tambang milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) telah menyampaikan kinerja keuangan selama semester I 2023.

Pada periode tersebut, emiten tambang tersebut mencatatkan kinerja beragam. Adapun PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) menjadi salah satu emiten tambang BUMN paling cuan pada semester I 2023.

Menarik untuk diketahui, berikut ini Liputan6.com rekap kinerja keuangan emiten tambang BUMN pada semester I 2023. 

1. PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) 

PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau Antam mengumumkan kinerja untuk paruh pertama tahun ini yang berakhir pada 30 Juni 2023.

Pada periode tersebut, Antam berhasil mengantongi laba Rp 1,89 triliun. Laba itu naik 23,85 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang tercatat sebesar Rp 1,53 triliun.

Melansir laporan keuangan perseroan dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), raihan laba itu sejalan dengan penjualan yang tumbuh 15,39 persen pada semester I 2023 menjadi Rp 21,66 triliun. Adapun pada paruh pertama tahun lalu, perseroan membukukan penjualan Rp 18,77 triliun.

Bersamaan dengan itu, beban pokok penjualan naik menjadi Rp 17,42 triliun dari Rp 14,74 triliun pada semester I 2022. Sehingga perseroan membukukan laba kotor Rp 4,24 triliun, naik 5,24 persen dari Rp 4,03 triliun yang dicatatkan pada semester I 2022.

Perseroan mencatatkan beban usaha Rp 1,91 triliun. Sehingga diperoleh laba usaha Rp 2,33 triliun, naik dibandingkan semester I 2022 yang tercatat sebesar Rp 1,46 triliun.

Pada periode ini, perseroan juga membukukan penghasilan lain-lain senilai Rp 136,1 miliar. Setelah dikurangi beban pajak penghasilan, perseroan membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 1,89 triliun.

Laba itu naik 23,85 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang tercatat sebesar Rp 1,53 triliun. Aset perseroan sampai dengan 30 Juni 2023 naik menjadi Rp 36,37 triliun dibandingkan posisi akhir tahun lalu yang tercatat sebesar Rp 33,64 triliun.

Liabilitas naik menjadi Rp 12,69 triliun dari sebelumnya Rp 9,93 triliun. Bersamaan dengan itu, ekuitas sampai dengan 30 Juni 2023 susut menjadi Rp 23,68 triliun dari Rp 23,71 triliun per Desember 2022.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

2 PT Timah Tbk (TINS)

PT Timah Tbk (TINS) mengumumkan kinerja paruh pertama tahun ini yang berakhir pada 30 Juni 2023. Pada periode tersebut, PT Timah Tbk membukukan pendapatan sebesar Rp 4,57 triliun atau turun 38,90 persen dibandingkan pendapatan paruh pertama tahun lalu yang tercatat sebesar Rp 7,48 triliun.

"Penurunan sebagian harga logam pada akhir semester 1 2023 di tengah permintaan global yang lemah dan peningkatan persediaan logam timah di gudang LME mengakibatkan harga logam timah bergerak fluktuatif cenderung menurun," ujar Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT Timah Tbk, Fina Eliani dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI).

Seiring dengan turunnya pendapatan, beban pokok pendapatan ikut susut menjadi Rp 4,16 triliun dari Rp 5,5 triliun pada semester I 2022. Sehingga perseroan membukukan laba bruto Rp 407,15 miliar, turun 79,41 persen dibandingkan Rp 1,98 triliun pada semester I tahun lalu.

Melansir laporan keuangan perseroan, PT Timah Tbk membukukan beban umum dan administrasi Rp 440,59 miliar, beban penjualan Rp 53,07 miliar, dan beban keuangan Rp 96,88 miliar.

Bersamaan dengan itu, pendapatan keuangan tercatat sebesar Rp 9,05 miliar, pendapatan lain-lain Rp 210,8 miliar, dan bagian atas laba bersih entitas asosiasi Rp 6,06 miliar. Setelah dikurangi beban pajak penghasilan, perseroan membukukan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 16,27 miliar. Laba itu turun 98,50 persen dibandingkan raihan semester I tahun lalu yang mencapai Rp 1,08 triliun.

"Kondisi harga jual rerata logam timah dan cuaca yang belum mendukung sampai dengan semester 1-2023 masih menjadi penyebab penurunan produksi timah yang menggerus laba bersih Perseroan," imbuh Fina.

Pada kuartal II 2023, TINS mencatat produksi bijih timah sebesar 7.755 ton atau tercapai 78 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 9.901 ton.

 

3 dari 4 halaman

Aset Perseroan

Adapun produksi logam timah sebesar 8.100 metrik ton atau tercapai 92 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 8.805 metrik ton, serta penjualan logam timah sebesar 8.307 metrik ton atau tercapai 84 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 9.942 metrik ton.

Harga jual rerata logam timah sebesar USD 26.828 per metrik ton atau lebih rendah 35 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar USD 41.110 per metrik ton.

Sampai dengan kuartal II 2023, TINS mencatatkan ekspor timah sebesar 92 persen dengan 6 besar negara tujuan ekspor meliputi Jepang 17 persen, Korea Selatan 14 persen, Belanda 11 persen, Amerika Serikat 9 persen, Taiwan 9 persen, dan India 8 persen.

Aset perseroan sampai dengan 30 Juni 2023 tercatat sebesar RP 12,8 triliun, turun dari posisi akhir tahun lalu yang tercatat sebesar Rp 13,07 triliun. Liabilitas naik menjadi Rp 6,12 triliun dari sebelumnya Rp 6,03 triliun. Bersamaan dengan itu, ekuitas sampai dengan 30 Juni 2023 susut menjadi Rp 6,68 triliun dari Rp 7,04 triliun pada akhir tahun lalu.

4 dari 4 halaman

3. PT Bukit Asam Tbk (PTBA)

PT Bukit Asam Tbk (PTBA) mencatat kinerja keuangan beragam pada semester I 2023. Bukit Asam mencatat pertumbuhan pendapatan dan laba melemah pada semester I 2023.

Dikutip dari keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Bukit Asam Tbk membukukan pendapatan Rp 18,85 triliun selama semester I 2023. Pendapatan naik 2,36 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 18,42 triliun. Beban pokok pendapatan bertambah 44,7 persen menjadi Rp 14,7 triliun pada semester I 2023 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 10,07 triliun.

Namun, laba bruto susut 50 persen menjadi Rp 4,09 triliun pada semester I 2023. Pada periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp 8,35 triliun. Perseoran mencatat beban umum dan administrasi susut menjadi Rp 975,91 miliar pada semester I 2023 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1 triliun.

Beban penjualan dan pemasaran merosot menjadi Rp 376,39 miliar pada semester I 2023 dari periode semester I 2022 Rp 390,87 miliar.

PT Bukit Asam Tbk membukukan laba usaha Rp 3,01 triliun pada semester I 2023. Laba usaha turun 58 persen menjadi Rp 3,01 triliun pada semester I 2023.

Melihat kondisi itu, perseroan membukukan laba periode berjalan Rp 2,88 triliun pada semester I 2023 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 6,27 triliun. Laba per saham dilusi mencapai Rp 242 pada semester I 2023 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 536.

 Total ekuitas Bukit Asam tercatat Rp 18,46 triliun pada Juni 2023 dari Desember 2022 sebesar Rp 28,91 triliun. Liabilitas naik menjadi Rp 27,82 triliun hingga Juni 2023 dari Desember 2022 Rp 16,4 triliun. Dengan demikian, aset tercatat Rp 46,28 triliun pada Juni 2023. Perseroan kantongi kas dan setara kas Rp 15,82 triliun pada Juni 2023.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini