Sukses

Menengok Prospek Investasi Syariah di Indonesia

Prospek saham syariah dinilai masih positif. Diprediksi harga komoditas berpeluang menguat.

Liputan6.com, Jakarta - Prospek investasi syariah disebut masih cerah. Hal ini didukung dari potensi calon investor syariah.

Kepala Unit Investasi Syariah Ashmore Asset Management Indonesia, Arnendra Vimardano mengatakan, salah satu sentimen positif untuk pasar syariah adalah potensi kenaikan harga komoditas.

"Prospek saham Syariah atau sukuk syariah itu cukup positif ke depannya. Saya ambil contoh di tahun 2022, di mana harga komoditi lumayan meningkat. Kalau diperhatikan, saham syariah misalnya ISSI (Indeks Saham Syariah Indonesia) lebih unggul dari IHSG," kata Arnendra dalam Money Buzz - Raih Berkah Lewat Investasi Syariah, Selasa (22/8/2023).

Sebagai perbandingan, Arnendra menyebutkan IHSG didominasi oleh saham sektor perbankan dan emiten rokok dengan porsi sekitar 30-35 persen. Sementara untuk ISSI, mayoritas atau sebesar 40 persen disumbang sektor komoditas. Ia menilai, masalah komoditas dari sisi supply masih ada, merujuk pada tensi geopolitik dan perang Rusia-Ukraina yang masih berlangsung.

Selain itu, Arnendra mengatakan beberapa negara produsen minyak masih melakukan pemangkasan produksi. Baru-baru ini, terjadi fenomena El Nino yang menyebabkan kekeringan di beberapa wilayah dan mengganggu supply komoditas.

"Sehingga chance buat harga komoditas masih akan meningkat untuk beberapa waktu ke depan.Ini juga jadi chance buat saham syariah," kata Arnendra.

Di sisi lain, jumlah investor syariah tampaknya juga mengalami pertumbuhan mengesankan dalam beberapa tahun terakhir. Dalam catatannya, Arnendra mengungkapkan jumlah investor syariah per akhir 2022 mencapai sekitar 115 ribu investor, atau naik kali lipat dibanding lima tahun lalu.

"Jadi kenaikan jumlah investor syariah ini bisa jadi cerminan demand investor yang Fokusnya ke saham syariah itu memang besar," imbuh dia.

Selain itu, Arnendra juga mencermati pertumbuhan bisnis berbasis syariah. Melansir data Global Islamic Economy Report, Arnendra mengatakan pada 2021 tercatat sekitar USD 2 triliun pengeluaran untuk syariah. Termasuk pengeluaran untuk makanan, farmasi, hingga gaya hidup yang berbasis syariah.

"Reksa dana syariah di 2021 juga tumuh empat kali lipat. Jadi kalau kita bicara, makin kesini prospek dari syariah makin besar," pungkas dia.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Ingin Investasi di Saham Syariah? Indeks IDX Sharia Growth Ini Bisa Jadi Panduan Terbaru Investor

Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) meluncurkan indeks IDX Sharia Growth pada Senin, 31 Oktober 2022. Indeks ini mengukur kinerja harga 30 saham syariah yang memiliki tren pertumbuhan laba bersih dan pendapatan relatif terhadap harga dengan likuiditas transaksi dan kinerja keuangan baik.

Adapun peluncuran indeks ini memberikan panduan investasi syariah yang baru bagi investor pasar modal dan monerahkan milestone baru dalam perkembangan pasar modal syariah di Indonesia.

BACA JUGA:Wall Street Beragam, Indeks Nasdaq Melambung Berkat Saham Tesla hingga Meta

Indeks IDX Shariah  Growth menambah jajaran indeks saham bertema syariah yang tercatat di BEI. Saat ini terdapat lima indeks saham syariah, yaitu Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI), Jakarta Islamic Index 70 (JII70), Jakarta Islamic Index (JII), Indeks IDX-MES BUMN 17, dan Indeks IDX Sharia Growth. Peluncuran Indeks IDX Sharia Growth didukung oleh pertumbuhan pasar modal syariah yang cukup pesat selama 10 tahun terakhir.

Jumlah saham syariah meningkat 56,7 persen atau dari 314 saham syariah pada 2011 menjadi 493 saham syariah pada September 2022. Peningkatan juga terjadi pada aktivitas transaksi saham syariah yang dapat dilihat dari tumbuhnya rata-rata nilai transaksi harian sebesar 9,8 persen per tahun, yaitu dari Rp3,03 triliun per hari pada 2012 menjadi Rp7,74 triliun per hari pada September 2022.

Indeks IDX Sharia Growth memperkenalkan pendekatan baru untuk menjadi panduan berinvestasi atas saham syariah, yaitu dengan menggunakan strategi investasi berdasarkan faktor growth. Strategi investasi ini bertujuan untuk mencari saham-saham syariah dengan karakteristik pertumbuhan tinggi.

Penentuan konstituen Indeks IDX Sharia Growth dilakukan dengan memilih 30 saham syariah yang tren pertumbuhan rasio price-to-earnings (PER) dan tren pertumbuhan rasio price-to-sales (PSR) tinggi dari konstituen Jakarta Islamic Indeks 70 (JII70).

Sebelum melakukan pemilihan, saham-saham JII70 yang tidak membukukan laba bersih dan memiliki PER bernilai ekstrem akan dikecualikan.

 

3 dari 3 halaman

Pemilihan Saham

Pemilihan saham dilakukan dari konstituen JII70 untuk memastikan saham terpilih memiliki kapitalisasi pasar yang besar, likuiditas tinggi, serta kinerja keuangan dan tingkat kepatuhan yang baik.

Penghitungan Indeks IDX Sharia Growth menggunakan metode Adjusted Market Capitalization Weighted yang disesuaikan berdasarkan rasio free float dan dengan menerapkan pembatasan bobot saham (cap) paling tinggi sebesar 15% yang disesuaikan pada saat evaluasi.

Indeks ini telah dihitung sejak hari dasarnya pada 1 Juni 2016 dengan nilai awal 100. Evaluasi berkala atas Indeks IDX Sharia Growth terdiri dari Evaluasi Mayor dan Evaluasi Minor. Evaluasi Mayor bertujuan untuk melakukan pemilihan dan pembobotan ulang atas konstituen indeks, dan dilakukan setiap akhir Mei serta November.

Sedangkan Evaluasi Minor yang bertujuan untuk memperbarui faktor free float serta melakukan pembatasan ulang atas bobot saham, dilakukan pada setiap akhir Februari dan Agustus. Hasil evaluasi indeks akan berlaku efektif di Hari Bursa pertama pada bulan berikutnya.

BEI berharap peluncuran indeks IDX Sharia Growth dapat menjadi alternatif panduan baru untuk berinvestasi syariah serta dapat menjadi milestone baru dalam pengembangan pasar modal Syariah.

Pada masa mendatang, Indeks IDX Sharia Growth dapat dijadikan acuan bagi penciptaan produk investasi berbasis indeks syariah, seperti reksa dana indeks syariah maupun exchange traded fund (ETF) atas indeks syariah, sehingga investor syariah dapat lebih mudah berinvestasi pada saham-saham syariah dengan karakteristik pertumbuhan yang tinggi.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini