Sukses

Trivia Saham: Mengenal Apa Itu Junk Bond?

Obligasi adalah hutang atau janji untuk membayar pembayaran bunga investor bersama dengan pengembalian pokok yang diinvestasikan sebagai imbalan untuk membeli obligasi.

Liputan6.com, Jakarta Junk bond atau obligasi sampah adalah obligasi yang memiliki risiko gagal bayar lebih tinggi daripada kebanyakan obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan dan pemerintah.

Obligasi adalah hutang atau janji untuk membayar pembayaran bunga investor bersama dengan pengembalian pokok yang diinvestasikan sebagai imbalan untuk membeli obligasi.

Melansir Investopedia, Sabtu (19/8/2023), junk bond merupakan obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan yang sedang berjuang secara finansial dan memiliki risiko gagal bayar tinggi atau tidak membayar pembayaran bunga atau membayar pokok kepada investor.

Obligasi sampah juga disebut obligasi hasil tinggi, sebab hasil yang lebih tinggi diperlukan untuk membantu mengimbangi risiko gagal bayar.

Dari sudut pandang teknis, junk bond dengan imbal hasil tinggi sangat mirip dengan obligasi korporasi biasa.

Keduanya merupakan surat utang yang dikeluarkan oleh perusahaan dengan janji untuk membayar bunga dan mengembalikan pokok pada saat jatuh tempo. Junk bond berbeda karena kualitas kredit penerbitnya yang lebih buruk.

Obligasi adalah instrumen utang pendapatan tetap yang diterbitkan oleh perusahaan dan pemerintah kepada investor untuk meningkatkan modal.

Ketika investor membeli obligasi, mereka secara efektif meminjamkan uang kepada penerbit yang berjanji untuk membayar kembali uang tersebut pada tanggal tertentu yang disebut tanggal jatuh tempo.

Pada saat jatuh tempo, investor dibayar kembali sejumlah pokok yang diinvestasikan. Sebagian besar obligasi membayar bunga tahunan kepada investor selama periode obligasi berlangsung, yang disebut tingkat kupon.

Misalnya, obligasi yang memiliki tingkat kupon tahunan 5 persen, berarti investor yang membeli obligasi tersebut memperoleh 5 persen per tahun.

 

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Risiko Lebih Tinggi Berbanding Lurus dengan Hasil Lebih Tinggi

Obligasi yang memiliki risiko tinggi terhadap gagal bayar perusahaan disebut junk bond. Perusahaan yang menerbitkan junk bond biasanya adalah perusahaan baru atau perusahaan yang sedang berjuang secara finansial.

Junk bond membawa risiko karena investor tidak yakin apakah pokok mereka akan dilunasi dan mendapatkan pembayaran bunga reguler. Akibatnya, junk bond membayar hasil yang lebih tinggi untuk membantu memberi kompensasi kepada investor atas tingkat risiko tambahan. Perusahaan bersedia membayar imbal hasil tinggi karena mereka perlu menarik investor untuk mendanai operasi mereka.

Meskipun junk bond dianggap sebagai investasi berisiko, investor dapat memantau tingkat risiko obligasi dengan meninjau peringkat kredit obligasi.

Peringkat kredit adalah penilaian kelayakan kredit penerbit dan hutangnya dalam bentuk obligasi. Peringkat kredit perusahaan, dan akhirnya peringkat kredit obligasi, memengaruhi harga pasar obligasi dan tingkat bunga penawarannya.

Lembaga pemeringkat kredit mengukur kelayakan kredit semua obligasi korporasi dan pemerintah, memberi investor wawasan tentang risiko yang terlibat dalam sekuritas utang. Lembaga pemeringkat kredit menetapkan nilai huruf untuk pandangan mereka tentang masalah ini.

Misalnya, investor bisa mengacu pada pemeringkatan yang diterbitkan oleh Moody’s Investor Service dan Standard and Poor’s (S&P), dengan penjelasan sebagai berikut:

1. Risiko Tinggi

Moody memberi junk bond yang berisiko tinggi dengan peringkat Ba atau B. Sementara S&P memberikan peringkat BB atau B. Pada peringkat ini, perusahaan masih mampu memenuhi kewajibannya. Namun, cukup berpotensi untuk mengalami kegagalan bayar.

2. Risiko Paling Tinggi

Risiko junk bond paling tinggi dinilai oleh Moody dengan CAA, Ca, atau C. Sedangkan S&P menyatakannya dengan CCC, CC, atau C. Di peringkat risiko paling tinggi, perusahaan sangat bergantung pada kondisi ekonominya untuk memberi keuntungan dan menghindari status default.

3. Sudah Gagal Bayar

Dalam peringkat ini, penilaian Moody terhadap junk bond adalah C. Sementara itu, S&P menilainya dengan D. Perusahaan yang sudah gagal bayar atau dalam status default berarti tidak dapat memenuhi satu atau lebih kewajibannya seperti pokok obligasi dan kupon pada investor.

Default Obligasi

Jika suatu obligasi melewatkan pembayaran pokok dan bunga, obligasi tersebut dianggap gagal bayar. Wanprestasi adalah kegagalan untuk membayar hutang termasuk bunga atau pokok pinjaman atau jaminan. Junk bond memiliki risiko gagal bayar yang lebih tinggi karena aliran pendapatan yang tidak pasti atau kurangnya agunan yang memadai. Risiko gagal bayar obligasi meningkat selama kemerosotan ekonomi membuat utang tingkat bawah ini semakin berisiko.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.