Sukses

Astra PHK 25% Pekerja, Fokus ke Mesin Pesawat Ruang Angkasa

Pengurangan tenaga kerja Astra diharapkan menghasilkan penghematan biaya triwulanan sebesar USD 4 juta, dimulai pada triwulan keempat.

Liputan6.com, Jakarta Perusahaan antariksa Astra memangkas 25% pekerja. Kemudian perusahaan akan melakukan restrukturisasi untuk lebih fokus pada bisnis mesin pesawat ruang angkasa, dan menunda pengerjaan roket kecil yang telah dikembangkannya.

Melansir laman CNBC, Sabtu (5/8/2023), Astra memangkas sekitar 70 karyawan, serta merealokasikan sekitar 50 personel dari program pengembangan roket ke unit produk antariksa, yang membangun mesin pesawat antariksa perusahaan.

“Kami sangat fokus untuk memenuhi komitmen kami kepada pelanggan kami, termasuk memastikan kami memiliki sumber daya yang cukup dan landasan keuangan yang memadai untuk mengeksekusi peluang jangka pendek kami,” kata Chairman dan CEO Astra Chris Kemp dalam sebuah pernyataan.

Pengurangan tenaga kerja diharapkan menghasilkan penghematan biaya triwulanan sebesar USD 4 juta, dimulai pada triwulan keempat.

Astra mencatat bahwa pihaknya memiliki total 278 pesanan untuk mesin pesawat ruang angkasa, sejak empat bulan lalu, dengan nilai kontrak sekitar USD 77 juta. Diharapkan perusahaan bisa memenuhi "sebagian besar" dari pesanan tersebut pada akhir tahun 2024.

Dalam pengumuman terpisah, Astra mengatakan mengumpulkan USD 10,8 juta hasil bersih dari penjualan utang ke grup investasi High Trail Capital. Saham Astra sedikit berubah pada perdagangan akhir pekan ditutup pada posisi 38 sen per saham.

Tahun lalu, Astra beralih dari kendaraan Rocket 3.3 lebih awal dari yang diharapkan untuk fokus pada versi berikutnya, sistem yang ditingkatkan yang disebut Rocket 4.0, setelah misi terakhir Rocket 3.3 gagal di pertengahan peluncuran.

Sementara perusahaan menargetkan peluncuran pertama Rocket 4 pada akhir tahun ini. Dalam pengajuan ker sekuritas, Astra mencatat prioritas bisnis mesin pesawat ruang angkasa "akan memengaruhi waktu peluncuran uji coba Perusahaan di masa mendatang."

“Kemampuan Perusahaan untuk melakukan peluncuran komersial berbayar pada tahun 2024 dan seterusnya akan bergantung pada waktu akhir dan keberhasilan peluncuran uji awal yang pada gilirannya akan bergantung pada sumber daya yang dapat dicurahkan Perusahaan untuk pengembangan Sistem Peluncuran di kuartal mendatang, Astra memperingatkan.

Perusahaan juga merilis hasil awal kuartal kedua. Astra berharap dapat menghasilkan USD 1 juta atau kurang dalam pendapatan selama kuartal tersebut, dengan kerugian bersih antara USD 13 juta dan USD 15 juta, dan jumlah sisa uang tunai dan sekuritas sekitar USD 26 juta. Perusahaan berencana untuk melaporkan hasil akhir kuartal kedua pada 14 Agustus.

Bulan lalu, Astra merampungkan rencana untuk melakukan reverse stock split dengan rasio 1 banding 15. Itu juga sebagai upaya mengumpulkan dana hingga USD 65 juta.

Ini melalui penawaran saham biasa "di pasar" melalui Roth Capital dan mengakhiri perjanjian sebelumnya dengan B. Riley untuk menjual hingga $ 100 juta saham biasa yang ditandatangani perusahaan setahun yang lalu.

Dalam pengajuan hari Jumat, Astra mengatakan telah mempekerjakan PJT Partners sebagai penasihat keuangan, dengan perusahaan "berfokus pada mengejar peluang untuk meningkatkan modal tambahan."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini