Sukses

Blue Bird Serap 35 Persen Capex pada Semester I 2023, Untuk Apa Saja?

Untuk keseluruhan tahun, Blue Bird menyiapkan belanja modal sekitar Rp 1,5 triliun sampai dengan Rp 2 triliun.

Liputan6.com, Jakarta PT Blue Bird Tbk (BIRD) memastikan penggunaan belanja modal atau capital expenditure (capex) berjalan optimal. Direktur Utama PT Blue Bird Tbk, Adrianto (Andre) Djokosoetono mengungkapkan, perseroan telah merealisasikan 35 persen belanja modal hingga paruh pertama tahun ini.

"Sejauh ini, sekitar 35 persen dari capex yang dialokasikan tahun ini telah digunakan, termasuk untuk peremajaan dan penambahan lebih dari 1.300 armada operasi untuk seluruh layanan," terang Andre dalam keterangan resmi, Selasa (1/8/2023).

Penggunaan capex juga dialokasikan untuk mendukung visi keberlanjutan perusahaan, yang mencakup pemasangan panel surya dan penambahan armada listrik.

Hingga saat ini, Bluebird telah mengoperasikan 191 armada listrik sebagai bagian dari langkah-langkah menuju mobilitas yang keberlanjutan.

Untuk keseluruhan tahun, perseroan sendiri menyiapkan belanja modal sekitar Rp 1,5 triliun sampai dengan Rp 2 triliun. Mengacu pada angka ini, besaran belanja modal yang telah direalisasikan perseroan pada semester I 2023 berkisar antara Rp 525 miliar sampai dengan Rp 700 miliar.

Sampai dengan akhir tahun, perseroan membidik pertumbuhan pendapatan sekitar 20-30 persen pada 2023. Sebelumnya, Direktur Blue Bird Irawaty Salim mengatakan, pihaknya telah menyiapkan berbagai strategi dan belanja modal untuk merealisasikan target kinerja tersebut.

"Perseroan menargetkan adanya peningkatan pendapatan di kisaran 20 persen sampai 30 persen pada 2023," kata Direktur Blue Bird Irawaty Salim saat dihubungi Liputan6.com.

Beberapa langkah yang akan ditempuh Blue Bird antara lain, melakukan peremajaan untuk armada-armada Perseroan untuk tetap dapat melayani customer secara prima, ekspansi penambahan armada dilakukan berdasarkan sebaran demand di masing-masing segmen bisnis Perseroan untuk menjaga tingkat utilisasi armada di level yang tinggi.

Selain itu, optimalisasi kombinasi penggunaan internal kas dan pinjaman bank untuk kebutuhan ekspansi, dan terus menerus mencari opsi-opsi untuk bertumbuh, seperti peningkatan kualitas ekosistem bisnis Blue Bird dan lainnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Untung

PT Blue Bird Tbk (BIRD) membukukan raihan positif, baik dari sisi pendapatan maupun laba. Perseroan membukukan pendapatan Rp 2,09 triliun pada semester I 2023. Raihan itu naik 35,14 persen dibandingkan semester I 2022 yang tercatat sebesar Rp 1,55 triliun.

Sementara laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk pada semester I 2023 tercatat sebesar Rp 259,45 miliar.

Laba Blue Bird naik 77,49 persen dibandingkan laba semester I 2022 sebesar Rp 146,18 miliar. Sehingga laba per saham ikut naik menjadi Rp 104 dari sebelumnya Rp 58.

Melansir laporan keuangan perseroan dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (1/8/2023), perseroan juga mengumumkan raihan EBITDA sebesar Rp 574 miliar yang meningkat 50 persen dibandingkan pada periode yang sama tahun lalu.

“Torehan kinerja positif menjadi salah satu bukti nyata keberhasilan Bluebird dalam menjaga konsistensi layanan yang terus diimbangi dengan inovasi yang mendukung relevansi dengan kebutuhan mobilitas masyarakat. Kami turut berterima kasih atas loyalitas dan kepercayaan pengguna setia Bluebird, serta kepada keluarga besar Bluebird yang terus menunjukkan dedikasi untuk memberikan layanan mobilitas prima dalam menjadi rekan perjalanan sehari-hari," kata Direktur Utama PT Blue Bird Tbk, Adrianto (Andre) Djokosoetono dalam keterangannya.

Bersamaan dengan itu, beban langsung naik menjadi Rp 1,43 triliun dibanding posisi Juni 2022 sebesar Rp 1,11 triliun.

Meski begitu, perseroan masih mampu mencatatkan pertumbuhan pada laba kotor semester I 2023 yakni sebesar Rp 663,21 miliar atau naik 50,67 persen dibanding semester I 2022 sebesar Rp 440,18 miliar.

Beban usaha pada periode ini tercatat sebesar Rp 367,96 miliar, naik dari Rp 286,41 miliar pada semester I 2022. Sehingga diperoleh laba usaha Rp 295,26 miliar, naik 92 persen dibandingkan laba usaha pada paruh pertama 2022 yang tercatat sebesar Rp 153,78 miliar.

 

3 dari 3 halaman

Aset

Pada semester I 2023, perseroan membukukan pendapatan lain-lain sebesar Rp 48,75 miliar, naik 38,77 persen dibandingkan semester I 2022 sebesar Rp 35,13 miliar.

Setelah dikurangi beban pajak penghasilan, perseroan membukukan laba periode berjalan sebesar Rp 264,39 miliar atau naik 78,67 persen dibandingkan semester I 2022 yang tercatat sebesar Rp 147,97 miliar.

Aset perseroan sampai dengan 30 Juni 2023 mengalami kenaikan menjadi Rp 7,34 triliun dibandingkan posisi akhir tahun lalu yang tercatat sebesar Rp 6,89 triliun.

Liabilitas ikut naik menjadi Rp 1,91 triliun pada akhir Juni dari Rp 1,54 triliun pada akhir tahun lalu. Bersamaan dengan itu, ekuitas sampai dengan 30 Juni 2023 naik menjadi Rp 5,43 triliun dibandingkan posisi akhir Desember 2022 yang tercatat sebesar Rp 5,35 triliun.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini