Sukses

DBS Ramal IHSG Bertengger ke Posisi 7.500 pada Akhir 2023

DBS Group Research prediksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan menyentuh level 7.500 pada akhir 2023.

Liputan6.com, Jakarta - DBS Group Research prediksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan bertengger di level 7.500 pada akhir 2023. Proyeksi tersebut didorong beberapa sentimen dalam negeri, termasuk periode kampanye jelang pemilihan umum (pemilu) 2023.

"Target IHSG akhir tahun 2023 sekitar 7.500. Untuk pertumbuhan ekonomi rata-rata market kita dibanding market ASEAN salah satu yang bagus. Kalau kita lihat pertumbuhannya di 5 persen untuk ekonomi, sementara valuasinya di indeks kan itu sekitar 0,79," kata Ekonom Senior DBS Group Research, Maynard Priajaya Arif dalam media briefing, Jumat (7/7/2023).

Maynard menuturkan, data valuasi diperoleh dari perbandingan valuasi dalam 10 tahun terakhir. Hasil valuasi di bawah 1 persen dianggap cukup murah dan menarik.

"Jadi untuk semester kedua tahun 2023 ini kita positif terhadap IHSG dan Hang Seng. Jadi market Indonesia dan Hong Kong, sementara netral pada market-market yang lain," imbuh Maynard.

Dari global, untuk jangka pendek pasar domestik masih mewanti-wanti kebijakan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (AS), The Fed. Namun, untuk sisa paruh kedua tahun ini, Maynard mengatakan ada kemungkinan pasar berkinerja lebih positif ketika The Fed menunjukkan sinyal akan berhenti menaikkan suku bunga.

Secara historis, Maynard mencatat adanya kecenderungan pasar mulai naik saat The Fed menurunkan suku bunga, kecuali pada 2000 lalu saat terjadi gelembung dot-com. Sementara untuk sentimen dalam negeri, pertama yakni angka inflasi yang mulai membaik.

"Kami melihat inflasi yang sudah membaik dan cenderung akan mungkin turun terus. Kondisi ini, selain bagus untuk konsumen juga bagus untuk pengambil kebijakan seperti BI untuk merumuskan langkah menurunkan suku bunga," ujar Maynard.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Sentimen yang Bayangi IHSG

Pada semester II tahun ini, kampanye jelang pemilu juga disebut menjadi sentimen positif untuk pasar domestik. Mengingat kampanye secara resmi dimulai pada 28 November 2023, diperkirakan dampak positif dari belanja pemilu akan terasa signifikan pada kuartal IV 2023.

Selain itu, belanja pemerintah juga menjadi sentimen yang dipertimbangkan, mengingat kondisinya saat ini masih surplus. Pelaku pasar kemungkinan akan bertanya-tanya, apakah belanja pemerintah akan terganggu atau terhambat jelang pesta demokrasi akbar tahun depan.

"Saya harap tentunya tidak terlalu berdampak karena biasanya juga pengeluaran atau belanja negara akan meningkat di semester kedua. Tapi kita lihat apakah akan terdampak negatif Pemilu atau tidak di tahun 2023 ini," imbuh Maynard.

Terakhir, yang perlu diperhatikan adalah adanya potensi el nino yang diperkirakan bakal berlangsung ekstrim seperti pada 2015-2016 lalu. Jika hal itu terjadi, maka dapat mengganggu hasil produksi sektor pertanian. Buntutnya, harga komoditas akan naik. Meski di sisi lain naiknya harga komoditas juga membawa berkah bagi Indonesia.

"Untuk Indonesia tentunya kenaikan harga komoditas ini akan bermanfaat. Tapi bagi kami ini masih menjadi tanda tanya Karena Ya kembali lagi untuk faktor cuaca ini Paling susah diprediksi dan Apakah betul akan seekstrim tahun 2015 Tetapi kalau betul bisa saya kirim 2015/2016 ya mungkin sektor-sektor komoditas terutama yang menyangkut pertanian," pungkas Maynard.

3 dari 4 halaman

Mandiri Sekuritas Pertahankan Target IHSG di Level 7.510

Sebelumnya, Mandiri Sekuritas mempertahankan proyeksi laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di posisi 7.510 hingga akhir 2023. Proyeksi tersebut belum mengalami revisi sejak awal tahun.

Head of Equity Research and Strategy Mandiri Sekuritas Adrian Joezer menilai, arah IHSG akan lebih banyak dipengaruhi sentimen global seperti arah kebijakan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (AS), The Fed.

“Untuk target IHSG, kita masih belum lakukan revisi. Jadi masih sama seperti proyeksi awal tahun di level 7.510 untuk tahun ini,” kata dia dalam Jumpa Pers Equity and Fixed Income Markets Outlook 2023, Rabu (7/6/2023).

Merujuk pada sentimen global itu, Adrian menilai sektor yang selama ini terimbas kenaikan suku bunga kemungkinan akan berbalik arah, seiring proyeksi suku bunga yang landai. Sementara untuk sentimen di dalam negeri, Adrian mengatakan investor akan banyak mencermati isu pemilihan umum (pemilu).

Secara historis, musim pemilu memang akan mendongkrak kinerja sektor konsumer sebagai konsekuensi dari aliran dana kampanye. Selain dua sentimen itu, faktor lain yang mendorong kinerja IHSG tahun ini adalah pertumbuhan EPS (Earnings per Share) dan struktur neraca perdagangan yang lebih baik.

"Jadi prospek cerah karena perlambatan inflasi dan siklus kenaikan suku bunga The Fed yang memuncak. Selain itu data inflasi di Amerika sudah melewati puncaknya, sehingga US treasury yield akan turun, serta dolar melemah,” kata Adrian.

Pada perdagangan hari ini, Rabu 7 Juni 2023, IHSG ditutup naik 0,01 persen ke posisi 6.619. Berdasarkan data Bursa EFek Indonesia (BEI), total frekuensi perdagangan di seluruh pasar tercatat sebanyak 1,41 juta kali. Volume saham yang ditransaksikan mencapai 17,4 juta lembar senilai Rp 10,3 triliun. 

4 dari 4 halaman

Menanti Sinyal Penurunan Suku Bunga The Fed, Sektor Saham Ini Berpotensi Cuan

Sebelumnya, pelaku pasar masih menanti arah kebijakan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS), The Fed. Seiring inflasi AS yang makin stabil, suku bunga The Fed diperkirakan mulai landai. Saat itu terjadi, akan berimbas pada prospek sejumlah sektor saham, terutama sektor yang sensitif terhadap suku bunga.

"Tahun depan atau akhir tahun ini key driver global (lebih menjadi perhatian). Kalau domestik ada pemilu, global adalah kapan The Fed turunkan suku bunga, kapan cate cut bisa agresif. Sehingga saham-saham yang selama ini terimbas kenaikan suku bunga akan berbalik arah. Makanya kita masukkan rate sensitive sector di semester II untuk top pick-nya," kata Head of Equity Research Mandiri Sekuritas, Adrian Joezer dalam Jumpa Pers Equity and Fixed Income Markets Outlook 2023, Rabu (7/6/2023).

Khusus untuk pemilu, Adrian mengatakan sektor konsumer akan menjadi juara. Hal itu merujuk pada tingkat konsumsi yang cenderung naik saat periode pemilu sebagai konsekuensi dari aliran dana kampanye. Sementara dari sentimen suku bunga The Fed, Adrian menyebutkan beberapa sektor saham yang berpotensi rebound salah satunya teknologi.

"Rate sensitive sector, sebenarnya kita sudah masukkan dari awal tahun. Jadi memang salah satunya teknologi yang kita masukkan, GOTO. Lalu kalau untuk lainnya kia juga masukkan telko dan nanti tower company," imbuh Adrian.

Dari sisi indeks harga saham gabungan (IHSG), Mandiri Sekuritas masih belum melakukan revisi. Perusahaan memperkirakan IHSG bisa menembus 7.510 sampai akhir 2023. Terdapat beberapa hal penopang IHSG di tahun depan. Beberapa faktor yang mendorong kinerja IHSG tahun ini adalah pertumbuhan EPS (Earnings per Share) dan struktur neraca perdagangan yang lebih baik.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  • Saham adalah hak yang dimiliki orang (pemegang saham) terhadap perusahaan berkat penyerahan bagian modal sehingga dianggap berbagai dalam pe

    Saham

  • Persentase dari pokok utang yang dibayarkan sebagai imbal jasa (bunga) dalam suatu periode tertentu disebut suku bunga.

    suku bunga

  • The Fed adalah salah satu bank sentral di AS yang tertua dan berdiri sejak tahun 1913 melalui kongres.

    The Fed

  • IHSG

  • DBS

  • Pemilu

Video Terkini