Sukses

Menelisik Prospek Saham Sektor Kesehatan di Tengah Pencabutan Status Pandemi COVID-19

Sektor saham kesehatan susut 1,25 persen pada perdagangan Rabu, 21 Juni 2023 usai pencabutan status pandemi COVID-19. Lalu bagaimana prospek sektor saham itu ke depan?

Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 0,63 persen ke posisi 6.702,62 pada Rabu, 21 Juni 2023. Penguatan IHSG tersebut seiring mayoritas sektor saham menghijau. Namun, sektor saham kesehatan turun 1,25 persen.

Penguatan IHSG terjadi di tengah pemerintah Indonesia yang umumkan pencabutan status pandemi COVID-19 menjadi endemi. Lantas, bagaimana prospek saham kesehatan ke depannya?

Analis Kiwoom Sekuritas, Abdul Azis menilai sektor saham kesehatan akan cenderung sideways. Sebab, setelah pandemi COVID-19 kinerja keuangan sektor tersebut cenderung merosot.

Dengan demikian, ia merekomendasikan trading jangka pendek saja untuk saham sektor kesehatan, yakni PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO).

"Kami cenderung untuk melakukan trading jangka pendek saja untuk sektor kesehatan yang mana kami memilih SILO untuk trading buy dengan target 5-7 persen," kata dia.

Sementara itu, Analyst Infovesta Kapital Advisori Arjun Ajwani melihat sektor kesehatan masih prospektif ke depan. Ini mengingat, masyarakat sudah memiliki kesadaran untuk pergi ke rumah sakit jika ada masalah kesehatan.

Menurut ia, sektor rumah sakit tidak terdampak oleh pencabutan status pandemi COVID-19 oleh Jokowi. Akan tetapi, dampak nya dari kenaikan atau penurunan kasus COVID-19.

"Dampak nya dari kenaikan atau penurunan kasus COVID-19, bukan terkait pencabutan kasus pandemi," kata Arjun.

Setali tiga uang, pengamat pasar modal Desmond Wira mengatakan, pencabutan status pandemi COVID-19 tidak berpengaruh pada sektor kesehatan. Hal ini dikarenakan sejumlah masyarakat enggan melakukan tes COVID-19 dan membiarkan sembuh sendiri.

"Kena COVID-19 sekarang bayar. Tapi siapa yang mau tes dan bayar. Kebanyakan masyarakat akan membiarkan saja supaya sembuh sendiri. Secara umum sektor kesehatan masih bearish. Hindari (saham sektor kesehatan)," imbuhnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Sektor Saham Kesehatan Melemah Sendirian

Sebelumnya, Pemerintah resmi mencabut status pandemi COVID-19 pada Rabu, 21 Juni 2023. Di tengah pencabutan status tersebut, sektor saham kesehatan melemah sendirian pada penutupan perdagangan saham.

Mengutip data RTI, sektor saham kesehatan susut 1,25 persen. Sementara itu, sebagian besar sektor saham menguat. Sektor saham energi naik 0,53 persen, sektor saham basic menanjak 0,62 persen, sektor saham industri bertambah 0,53 persen, sektor saham nonsiklikal naik 0,85 persen.

Selain itu, sektor saham siklikal mendaki 1,36 persen, sektor saham keuangan menguat 0,88 persen, sektor saham properti naik 0,51 persen, sektor saham teknologi menanjak 1,27 persen, sektor saham infrastruktur menguat 1,24 persen dan sektor saham transportasi menguat 1,12 persen.

Sementara itu,  IHSG melambung 0,63 persen ke posisi 6.702,62. Indeks LQ45 menguat 0,62 persen ke posisi 954,68. Sebagian besar indeks acuan menghijau. Pada perdagangan Rabu pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 6.702,62 dan terendah 6.635,67.

Sebanyak 280 saham menguat dan 240 saham melemah. 218 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan saham 1.129.732 kali dengan volume perdagangan 15 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 8 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 14.945.

Penguatan IHSG terjadi di tengah pemerintah Indonesia yang umumkan pencabutan status pandemi COVID-19 menjadi endemi.Namun, analis PT MNC Sekuritas Herditya Wicaksono menuturkan, status pandemi COVID-19 tidak terlalu pengaruhi. Hal ini karena semenjak COVID-19 berkurang sudah mulai memutar ekonomi.

Herditya menilai, penguatan IHSG secara teknikal rebound lantaran belum ada sentimen yang begitu pengaruhi ke pasar saham. Ia menilai, sentimen yang adalah pelaku menanti hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI).

“Untuk sentimen yang beredar diperkirakan pelaku pasar menanti hasil RDG BI. Disamping itu nampaknya masih dipengaruhi akan perlambatan permintaan global setelah China memangkas suku bunga pinjamannya,” tutur dia.

Ia menambahkan, investor juga menanti testimoni bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) terkait arah kebijakan suku bunga.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

3 dari 3 halaman

Cabut Status Pandemi COVID-19, Jokowi Harap Pergerakan Ekonomi Semakin Baik

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan pencabutan status pandemi COVID-19 di Indonesia pada Rabu, (21/6/2023). Dengan demikian, Indonesia memasuki masa endemi.

“Setelah tiga tahun berjuang hadapi pandemi COVID-19 Sejak hari ini Rabu, 21 Juni 2023 pemerintah cabut status pandemi. Dan kita mulai memasuki masa endemi. Keputusan ini diambil pemerintah dengan mempertimbangkan angka konfirmasi harian COVID-19 mendekati nihil,” ujar Jokowi, Rabu (21/6/2023).

Ia menambahkan, hasil survei menunjukkan 99 persen masyarakat Indonesia sudah memiliki antibody COVID-19. “WHO juga sudah mencabut status public health emergency of international concern,” tutur Jokowi.

Meski demikian, Jokowi mengingatkan masyarakat untuk berhati-hati dan terus menjalankan perilaku hidup sehat dan bersih. Dengan keputusan tersebut, Jokowi berharap dapat meningkatkan pergerakan ekonomi.

“Pemerintah berharap perekonomian nasional bergerak semakin baik dan meningkatkan kualitas sosial ekonomi masyarakat,” ujar dia.

Seiring pengumuman tersebut, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan di zona hijau pada sesi perdagangan saham Rabu, 21 Juni 2023. IHSG naik 0,31 persen ke posisi 6.680.

Mayoritas sektor saham menghijau kecuali sektor saham kesehatan turun 1,14 persen. Sektor saham energi naik 0,38 persen, sektor saham basic mendaki 0,60 persen, sektor saham industri bertambah 0,24 persen, dan sektor saham nonsiklikal naik 0,61 persen.

Selain itu, sektor saham siklikal melompat 1,26 persen, sektor saham keuangan mendkai 0,45 persen, sektor saham properti bertambah 0,29 persen, sektor saham teknologi menanjak 0,80 persen, sektor saham infrastruktur mendaki 0,86 persen dan sektor saham transportasi naik 1,4 persen.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini