Sukses

Maxindo Karya Anugerah Bidik Penjualan Rp 150 Miliar pada 2023

PT Maxindo Karya Anugerah Tbk (MAXI) membidik pendapatan sebesar Rp 150 miliar pada 2023. Selain itu, perseroan juga membidik ekspor ke Jepang dan Yordania.

Liputan6.com, Jakarta - PT Maxindo Karya Anugerah Tbk (MAXI) membidik pendapatan sebesar Rp 150 miliar pada 2023. 

"Target pendapatan Rp 150 miliar dan labanya mungkin masih kecil tahun ini, nanti dengan mulai ekspor ke Jepang dan Jordan akan membaik dan lebih membaik lagi setelah pabrik di Kendal beroperasi," kata Direktur Utama Maxindo Karya Anugerah Sarkoro Handajani saat ditemui di BEI, Senin (12/6/2023).

Pertumbuhan tersebut akan ditopang oleh beberapa pelanggan baru yang cukup besar di Jordan, Arab Saudi dan Jepang. Hingga saat ini, pangsa pasar Maxindo Karya Anugerah terbesar dari Amerika, Australia dan Belanda.

"Kami juga sedang mengembangkan produk baru dengan partner-partner kami saat ini. Sehingga kami harap, market baru dan produk baru bisa membantu kami mencapai target penjualan 2023," kata dia.

Di samping itu, perseroan juga akan melakukan ekspansi ke depannya. Saat ini, perseroan sedang tahap pembangunan pabrik ke tiga yang berlokasi di Kendal, Jawa tengah.

"Saat ini, sedang dilakukan land improvement, target kami akan rampung pada kuartal III 2024," imbuhnya.

Pabrik tersebut seluas 3,5 hektare, tanahnya sudah dimiliki dan pembangunan direncanakan mulai kuartal IV tahun ini, nilai investasinya sekitar Rp 75 miliar. Selain itu, pendanaan untuk pembangunan pabrik ini berasal dari Bank Hana.

Kemudian, perseroan berencana meningkatkan ekspor, salah satunya akan menyuplai 30 ribu outlet di Jepang.

"Belum signing tapi sudah mengerucut kita akan suplai ke jepang untuk order baru yang akan menyuplai 30 ribu outlet di Jepang. Mungkin dalam satu hingga dua bulan lagi. produk yang di-ekspor masih keripik, ada keripik talas, keripik grassroot dan cassava crackers," ujar dia.

Meski demikian, untuk domestik perseroan belum masif, dan terbilang masih sangat sedikit. Lantaran, 99 persen produknya lebih banyak untuk ekspor. 

"Untuk masuk pasar domestik lebih masif lagi setelah pabrik Kendal berdiri dan beroperasi pada 2025," kata dia.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

IPO Maxindo Karya Anugerah

Sebelumnya, PT Maxindo Karya Anugerah Tbk, perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha industri makanan ringan segera mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO).

Perusahaan saat ini tengah memasuki masa penawaran awal (bookbuilding) yang berlangsung mulai hari ini, 22 Mei dan berakhir pada 24 Mei 2023. Dalam rangka IPO, perseroan menerbitkan sebanyak-banyaknya 1 miliar saham baru atau sebanyak-banyaknya 10,41 persen dari modal ditempatkan dan disetor perseroan setelah IPO dengan nilai nominal Rp 10 per saham.

Saham yang diterbitkan MAXI terdiri atas dua jenis. Sebanyak 450 saham merupakan saham baru, dan sisanya 550 saham merupakan saham divestasi milik PT Karya Nusa Persada (KNP).

Melansir prospektus perseroan dari laman e-ipo, Senin (22/5/2023), harga penawaran seluruh saham dipatok sekitar Rp 100-110 per saham Dengan begitu, perseroan bakal mengantongi Rp 100 miliar hingga Rp 110 miliar dari IPO.

Bersamaan dengan penerbitan saham baru, perseroan juga menerbitkan sebanyak-banyaknya 1 miliar waran seri I yang diberikan secara cuma-cuma sebagai insentif bagi para pemegang saham yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham (DPS) pada tanggal penjatahan.

 

 

 

3 dari 3 halaman

Penerbitan Waran

Setiap pemegang satu saham yang ditawarkan perseroan berhak memperoleh satu waran seri I, di mana setiap satu Waran Seri I memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli saham MAXI yang dikeluarkan dalam portepel.

Waran seri I yang diterbitkan mempunyai jangka waktu pelaksanaan selama 18 bulan. Waran Seri I bernilai nominal Rp10 per sahamnya dengan harga pelaksanaan sebesar Rp 100.

Seluruh dana yang diperoleh dari IPO dan pelaksanaan waran seri I, setelah dikurangi seluruh biaya-biaya emisi saham akan digunakan untuk modal kerja perseroan.

Adapun modal kerja yang dimaksud adalah terkait dengan pembayaran untuk pembelian bahan baku baik bahan baku langsung maupun bahan baku pembantu, upah tenaga kerja, biaya penjualan dan pemasaran, biaya perawatan dan utilitas serta biaya untuk keperluan kantor.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini