Sukses

Layanan BSI Sudah Normal, Tengok Saham BRIS Hari Ini Kamis 11 Mei 2023

Manajemen PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) atau BSI memastikan layanan mobile banking hingga layanan ATM berjalan normal pada Kamis, 11 Mei 2023. Manajemen BSI juga pastikan dana dan data nasabah aman.

Liputan6.com, Jakarta - Manajemen PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) atau BSI memastikan layanan mobile banking hingga layanan anjungan tunai mandiri (ATM) telah berjalan normal pada Kamis, 11 Mei 2023.

Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan proses normalisasi layanan BSI telah dilakukan oleh perseroan dengan prioritas utama untuk meyakinkan dana dan data nasabah tetap aman. Pada hari ini, kata Hery, BSI melakukan peningkatan kapasitas agar core banking dan critical channel bisa kembali dipulihkan dengan cepat, stabil sehingga layanan kepada nasabah dapat sepenuhnya normal.

"Alhamdullilah pada hari ini, layanan cabang, ATM dan mobile banking sudah kembali normal dan dapat digunakan oleh para nasabah untuk melakukan transaksi,” ujar Hery dalam pernyataan resmi, Kamis (11/5/2023).

Sayangnya, di tengah kanar baik ini saham saham BRIS terlanjur turun. Pada perdagabgan hari ini, saham BRIS turun 2,23 persen ke posisi 1.755. Saham BRIS dibuka pada posisi 1.795 dan bergerak pada rentang 1.755-1795.

Melansir data RTI, frekuensi perdagangan saham BRIS tercatat sebanyak 7.976 kali. Volume saham yang ditransaksikan yakni 45,99 juta lembar senilai Rp 81,22 miliar. Dalam sepekan, harga saham BRIS masih naik 0,29 persen. Sedangkan dalam satu tahun terakhir, harga saham BRIS naik 21,01 persen.

Sebelumnya, pada Minggu, 7 Mei 1023 BSI melakukan mitigasi risiko di sistem IT milik perseroan dengan melakukan maintenance atau pemeliharaan. Keesokan harinya, yakni pada Senin, 8 Mei 2023 nasabah mengalami kendala dalam mengakses layanan BSI menyusul proses maintenance sistem yang dilakukan.

 

 

 

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Normalisasi Layanan

Pada hari yang sama, BSI secara intens melakukan normalisasi layanan secara bertahap. Hasilnya pada Selasa, 9 Mei 2023 nasabah sudah bisa melakukan transaksi di jaringan cabang dan ATM BSI yang tersebar di seluruh Indonesia. Malam harinya, secara bertahap layanan BSI Mobile sudah dapat diakses oleh nasabah dengan fitur-fitur basic.

"Hari ini tanggal 11 Mei, BSI Mobile sudah dapat digunakan untuk bertransaksi oleh nnasabah dengan fitur yang lebih lengkap," imbuh Hery. Hery menambahkan, pihaknya menemukan indikasi adanya serangan siber sehingga perseroan perlu melakukan temporary switch off beberapa channel untuk memastikan keamanan sistem.

“Pada dasarnya perlu pembuktian lebih lanjut melalui audit dan digital forensik," kata dia.

Dalam proses normalisasi layanan, tim IT BSI bekerja sama dengan Tim IT Bank Mandiri dan tentunya berkoordinasi secara intens dengan berbagai pihak terkait, baik regulator maupun lembaga pemerintah.

Adapun bagi para nasabah dan stakeholder di Aceh, di mana BSI merupakan single bank syariah di sana, perseroan terus berkoordinasi dengan regulator, pemerintah daerah, pengusaha, dan nasabah setempat agar mendapat win - win solution dari adanya kejadian ini. “Alhamdulillah perlahan berbagai stakeholders tersebut sudah terinfo dengan baik,” ujar dia.

3 dari 3 halaman

Dirut BSI Hery Gunardi Akui Layanan Terganggu Akibat Serangan Siber

Sebelumnya, layanan PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) mengalami gangguan sejak hari Senin 8 Mei 2023. Sampai saat ini beberapa layanan belum bisa diakses seperti layanan BSI Mobile. Direktur Utama BSI Hery Gunardi akhirnya buka suara mengenai penyebab gangguan yang terjadi pada layanan perbankan BSI. 

Ia menyatakan adanya indikasi serangan siber terhadap layanan perbankan BSI. Hal ini kemudian menjadi pertimbangan pihak perbankan untuk melakukan switch off secara temporer.

"Kami temukan ada indikasi serangan siber. Kami ada temporary switch off untuk memastikan sistem aman," ujar Hery saat konferensi pers, Kamis (11/5).

Atas dugaan itu, Hery menuturkan bahwa perlu ada pembuktian melalui audit dan digital forensik dengan berkoordinasi dengan regulator terkait, Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan pemegang saham.

Dia pun memastikan bahwa BSI berkomitmen untuk melindungi dana dan data para nasabah di kemudian hari.

"Kami komitmen meningkatkan kemanan siber nasabah. Dan hati-Hati penipuan mengatasnamakan BSI. Kami juga mohon maaf atas ketidaknyamanan," tutupnya.

Dugaan serangan siber ini sempat diutarakan oleh Pengamat Keamanan Siber dari Vaksincom, Alfons Tanujaya menduga bermasalahnya sistem layanan BSI kemungkinan akibat serangan ransomware. Kemungkinan itu lantaran tak berfungsinya sistem layanan lebih dari setengah hari.

"Isunya memang begitu, tetapi tanpa adanya bukti yang solid kita tidak bisa memastikan. Tetapi, kalau dari gejalanya memang agak mencurigakan. Semua layanan tidak bisa diakses, artinya memang database utama yang bermasalah," ungkap Alfons.

Reporter: Yunita Amalia

Sumber: Merdeka.com

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini