Sukses

Pendapatan Turun Tipis, Laba Gudang Garam Merosot 50,41 Persen pada 2022

PT Gudang Garam Tbk (GGRM) membukukan pendapatan turun 0,16 persen jadi Rp 124,68 triliun dan laba merosot 50,41 persen menjadi Rp 2,78 triliun pada 2022.

Liputan6.com, Jakarta - PT Gudang Garam Tbk (GGRM) telah merilis kinerja tahun buku 2022 yang berakhir pada 31 Desember 2022. Pada periode tersebut, Gudang Garam membukukan pendapatan sebesar Rp 124,68 triliun. Pendapatan ini turun 0,16 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 124,88 triliun.

Melansir laporan keuangan perseroan dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (5/4/2023), biaya pokok penjualan pada 2022 naik menjadi Rp 113,59 triliun. Pada tahun sebelumnya, biaya pokok penjualan tercatat sebesar Rp 110,61 triliun. Alhasil, laba bruto perseroan pada 2022 tergerus 22,26 persen menjadi Rp 11,1 triliun dari Rp 14,27 triliun pada 2021.

Pada periode ini, perseroan mencatatkan pendapatan lainnya sebesar Rp 151,74 miliar, beban usaha RP 7,32 triliun, beban lainnya Rp 4,27 miliar, dan rugi kurs bersih Rp 9,17 miliar. Dari rincian ini, diperoleh laba usaha sebesar Rp 3,91 triliun, turun separuh atau 46,9 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 7,36 triliun.

Setelah dikurangi beban bunga dan pajak penghasilan, perseroan membukukan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 2,78 triliun. Laba ini turun 50,41 persen dibandingkan periode yang sama pada 2021 sebesar Rp 5,61 triliun. Sehingga laba per saham dasar ikut susut menjadi Rp 1.445 dari sebelumnya Rp 2.913.

Aset perseroan sampai dengan akhir Desember 2022 turun menjadi Rp 88,56 triliun dari Rp 89,96 triliun pada Desember 2021. Liabilitas naik menjadi Rp 30,71 triliun dari sebelumnya Rp 30,68 triliun. Sementara ekuitas hingga akhir Desember 2022 turun menjadi Rp 57,86 triliun dari Rp 59,29 triliun pada Desember 2021.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Gudang Garam Tambah Modal Rp 3 Triliun untuk Proyek Bandara Kediri, Saham GGRM Menguat

Sebelumnya, PT Gudang Garam Tbk (GGRM) melakukan penyetoran tambahan modal Rp 3 triliun kepada PT Surya Dhoho Investama (SDHI). SDHI adalah anak perusahaan terkendali dan terafiliasi Gudang Garamyang sahamnya dimiliki secara langsung oleh perseroan sebesar 99,99 persen, sehingga transaksi ini termasuk dalam transaksi afiliasi.

Melansir keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (27/3/2023), transaksi afiliasi yang bertujuan untuk meningkatkan modal SDHI ini dilakukan untuk mendukung kelanjutan proses pengembangan bandar udara (bandara) terpadu di Kediri, Jawa Timur yang dibangun perseroan melalui SDHI.

Penambahan modal dilakukan melalui pengambilalihan saham-saham baru yang dikeluarkan oleh SDHI sejumlah 2 juta saham, dengan penyetoran tambahan modal oleh perseroan sebesar Rp 3 triliun.

Sehingga modal ditempatkan dan disetor SDHI yang semula Rp 10 triliun, bertambah menjadi Rp 13 triliun dengan kepemilikan oleh perseroan seluruhnya sebanyak 12.999.999 saham atau sebesar Rp 12,99 triliun dan kepemilikan PT Surya Duta Investama sebanyak 1 saham atau senilai Rp 1 juta.

Seiring dengan penambahan modal ditempatkan dan disetor tersebut, modal dasar SDHI juga ditingkatkan dari semula Rp 10 triliun menjadi Rp 13 triliun. Perubahan jumlah modal tersebut sebagaimana dinyatakan dalam keputusan di luar rapat umum pemegang saham (keputusan sirkuler) SDHI tertanggal 24 Maret 2023 yang akan dituangkan dalam akta perubahan anggaran dasar SDHI.

Saham GGRM

Saham PT Gudang Garam Tbk (GGRM) naik 0,30 persen ke posisi Rp 24.700 per saham pada penutupan perdagangan saham sesi pertama, Senin, 27 Maret 2023. Saham GGRM dibuka turun 25 poin ke posisi Rp 24.600 per saham. Saham GGRM berada di level tertinggi Rp 25.000 dan terendah Rp 24.475 per saham. Total frekuensi perdagangan 1.511 kali dengan volume perdagangan 6.820 lot saham. Nilai transaksi Rp 16,9 miliar.

 

3 dari 4 halaman

Gudang Garam Suntik Modal Anak Usaha Rp 7 Triliun

Sebelumnya, PT Gudang Garam Tbk (GGRM) menyetor modal kepada anak usaha yang bergerak di sektor konstruksi.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa, 10 Januari 2023, PT Gudang Garam Tbk menyuntik modal PT Surya Kerta Agung pada 9 Januari 2023. Perseroan menyuntik modal kepada anak usaha dengan mengambil bagian dari saham yang diterbitkan sebesar 7 juta saham dengan nilai Rp 7 triliun.

Perseroan bersama PT Suryaduta Investama mendirikan anak usaha bernama PT Surya Kerta Agung yang berkedudukan di Kediri pada 26 Juli 2019. PT Surya Kerta Agung bergerak dalam bidang pembangunan, peningkatan, pemeliharaan, perbaikan jalan, jalan raya, dan jalan tol. Kemudian jembatan, jalan laying, termasuk kegiatan pembangunan, peningkatan, pemeliharaan penunjang, pelengkap dan perlengkapan jalan, jembatan dan jalan layang.

Perseroan memiliki saham sebanyak 99,99 persen di PT SKA dan PT Suryaduta Investama memiliki satu saham.

 

 

4 dari 4 halaman

Alasan Bangun Bandara Kediri

PT Gudang Garam Tbk (GGRM) tegaskan tak ada keterkaitan nasib industri rokok dengan proyek pembangunan Bandara Dhoho, Kediri, Jawa Timur.

Direktur sekaligus Sekretaris Perusahaan Gudang Garam, Heru Budiman menegaskan, pembangunan bandara di Kediri ini tidak ada kaitannya dengan exit strategi perseroan dari industri rokok.

Heru mengakui adanya penurunan kinerja, utamanya sejak pandemi covid-19. Bersamaan dengan itu, pemerintah menaikkan tarif cukai hasil tembakau hingga 23 persen pada 2020, sehingga kinerja perseroan tergerus signifikan. Kendati begitu, ia menjelaskan bahwa pembangunan bandara ini telah diinisiasi bahkan sebelum pandemi covid-19.

“Bandara itu punya tujuan. Tentu kita harapkan profit, tapi lebih banyak tujuannya itu menyediakan airport di Kediri. Sehingga penduduk atau semua yang di sekitar bisa dapatkan manfaat jangka panjang, dan GGRM juga akan nikmati. “Yang jelas, airport itu tidak ada hubungannya dengan industri rokok ini,” kata Heru dalam Public Expose Live 2022, Jumat (16/9/2022).

Proyek Bandara Kediri ini akan memiliki landasan pacu atau runway dibuat sepanjang 3.300 meter, disebut mampu didarati oleh Boeing 777. Meski diakui terdapat sejumlah hambatan, tetapi Heru memastikan proses pembangunan tetap berlanjut, dan ditargetkan rampung tahun depan.

“Memang mungkin ada gangguan sedikit, yaitu cuaca atau curah hujan atau covid-19, tapi proyek bandara akan tetap jalan dan diperkirakan bisa selesai di akhir tahun 2023. Mudah-mudahan,” kata Heru.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.